Bedanya Beasiswa Luar Negeri dengan Dalam Negeri

Bedanya Beasiswa Luar Negeri dengan Dalam Negeri

Beasiswa luar negeri memang menjadi salah satu kunci agar para anak nan berasal dari keluarga kurang mampu tetap dapat melanjutkan sekolahnya ke jenjang nan lebih tinggi. Selain itu, pengalaman kuliah di luar negeri tentu saja berbeda dengan di negeri sendiri. Apalagi, bila mencari ilmu langsung di sumber loka ilmu itu berada. Katakan saja, Anda ingin belajar hukum, maka belajarlah di Belanda atau di India. Jika Anda ingin belajar ilmu agama Islam, maka sumbernya ialah di Mesir.



Cara Mendapatkan Beasiswa

Lalu, bagaimana cara buat mendapatkan beasiswa di luar negeri? Apa nan terlebih dahulu disiapkan? Ingin tahu jawabannya, bukan? Bacalah artikel ini hingga tuntas. Semuanya terungkap dari pengalaman penulis saat kuliah di luar negeri.

1. Pahami Jenis Beasiswa Kuliah

Beasiswa ada ragamnya, dan setiap jenis memiliki prasyarat nan berbeda. Ada beasiswa prestasi, ada beasiswa pendidikan, seni, olahraga dan lain-lain. Pastikan Anda tahu universitas mana nan kira-kira akan jadi tujuan. Sebagai contoh jika, Anda memiliki hasrat buat mendalami seni, coba cari surat keterangan tentang universitas apa nan baik dalam bidang ini.

Setiap negara memiliki karakter tersendiri, seperti di Amerika ada nan namanya stipend . Ini ialah jenis beasiswa nan hampir dapat mengakomodir kehidupan Anda selama kuliah di sana. Syaratnya ialah tesis Anda dianggap menarik oleh pemerintahan. Enaknya, Anda juga tak diwajibkan membayar uang pendidikan.

Jenis-jenis beasiswa nan generik di luar negeri adalah; Athletic Scholarship, School Based Individual Scholarship , Full Partial Scholarship, Need-based Scholarship dan Merit Scholarship . Dengan memahami ciri dari setiap beasiswa, Anda dapat memilih kira-kira beasiswa mana nan relevan.

2. Tentukan Universitas Pilihan Anda

Buat daftar universitas nan Anda tuju, lalu coba cari informasinya. Tidak perlu takut buat membidik banyak target, asalkan itu sinkron dengan bidang nan Anda inginkan. Jangan terpatok hanya pada satu universitas saja, lebih banyak lebih baik.Yang perlu diingat, setiap universitas memiliki deadline yang berbeda.

Untuk melihat universitas itu mumpuni atau tidak. Anda dapat mengeceknya lewat internet. Banyak sekali website nan memuat rekomendasi universitas buat Anda nan sedang mencari universitas.

3. Pelajari Bahasa Inggris dengan Baik dan Benar

Seperti hal sepele, tapi sebenarnya ini merupakan hal krusial. Rata-rata setiap universitas menginginkan proposal pengajuan dalam bahasa Inggris. Jika Anda tak dapat menuliskan maksud dengan sahih dalam bahasa Inggris, maka hal itu akan mengurangi dapat dipercaya Anda sebagai seseorang nan terpelajar.

Jika tesis anda baik, tapi cara menyampaikannya dalam bahasa Inggris sulit dimengerti, maka universitas nan Anda tuju akan mengkerut terlebih dahulu. Bahasa Inggris krusial bukan hanya buat berkomunikasi di sana. Bahasa Inggris krusial buat menyamakan persepsi antara Anda dan universitas nan Anda tuju.

4. Yakinkan Pihak Universitas

Yakinkan bahwa Anda punya kelebihan. Beasiswa tak memakan uang nan sedikit, pihak universitas akan mempertimbangkannya dengan saksama buat memilih. Seperti melamar kerja, Anda harus punya life skill nan baik. Tunjukan bahwa Anda mempunyai hal nan tak dimiliki orang lain. Tunjukan itu secara spesifik, lebih baik dengan portofolio.

Tak ada salahnya melampirkan beberapa porofolio Anda ketika mengirim persyaratan. Selain itu, kalau Anda aktif dalam organisasi sosial, sedikitnya itu akan membantu. Bangunlah portofolio dari satu tahun sebelumnya. Tapi nan paling krusial ialah berani dan tulus. Karena dari sanalah keajaiban terjadi.



Terjun Bebas Dulu, Baru Bisa Beasiswa Juga Bisa

Selain cara di atas, ada juga cara lain buat mendapatkan beasiswa di luar negeri. Yang paling krusial Anda tentukan terlebih dahulu universitasnya dan sudah diterima buat mengenyam pedidikan di universitas tersebut. Setelah itu, siapkan uang biaya kuliah dan biaya hayati buat enam bulan atau satu semester.

Setelah diterima kuliah dan sampai di universitas tersebut, ketika proses Adminstrasi sudah selesai, segeralah mencari program beasiswa nan disediakan oleh kampus. Pengalaman penulis kuliah di mesir saat mendapatkan beasiswa di universitas al-Azhar demikian.

Penulis tak mengikuti program beasiswa nan diadakan oleh Departemen Agama (DEPAG). Penulis memilih langsung berangkat ke Mesir setelah menerima pernyataan lulus seleksi ijasah buat mengenyam pendidikan di Universitas Al-Azhar. Dari referensi tersebut, penulis mengurus visa juga.

Setelah sampai di Mesir, penulis pun mengurus proses Administrasi. Setelah selesai penulis pun menggunakan referensi kuliah buat mendaftarkan diri mendapatkan program beasiswa dari forum beasiswa bu’uts al-Islamiyyah milih universitas al-Azhar.

Enam bulan kemudian, penulis melihat nama penulis terpampang di papan pengumuman termasuk sebagai salah seorang penerima beasiswa. Proses pengurusan dilakukan, bulan depannya penulis mendapatkan uang beasiswa.

Ada juga nan mendaftarkan diri buat mendapatkan beasiswa hasil ujian keluar. Ini artinya, Anda mesti menunggu sekitar setahun belajar di Mesir baru mendapatkan beasiwa. Dari sisi nominal beasiswa nan didapat, nan menunggu setahun lebih besar dari nan disediakan oleh universitas al-Azhar.

Keduanya punya plus dan minus. Jika nan milik swasta, ada ketentuan yan berlaku. Jika nilainya turun, beasiswa dikurangi. Bahkan ada nan menetapkan peraturan, jika dua kali nilainya turun, beasiswa diputus. Berbeda dengan beasiswa al-Azhar, meski turun maupun naik nilainya, tetap bisa beasiswa. Hanya saja, bila dua kali tak naik tingkat, beasiswa diputus.

Inilah contoh mendapatkan beasiswa luar negeri nan langsung penulis rasakan dan amati selama kuliah di universitas Al-Azhar Kairo. Yang paling penting, setelah mendapatkan beasiswa, ialah terus meningkatkan prestasi belajar. Karena masih banyak peluang mendapatkan beasiswa tanpa harus dari lembaga. Banyak juga orang-orang kaya nan memberikan beasiswa pribadi, dengan syarat nilai ujian nan dihasilkan terus meningkat.



Bedanya Beasiswa Luar Negeri dengan Dalam Negeri

Beasiswa luar negeri berbeda dengan beasiswa di Indonesia. Bila di Indonesia, beasiswa nan didapat ada dua, yaitu beasiswa buku dan beasiswa kuliah. Sedangkan di Mesir, beasiswa nan didapat satu. Yaitu, beasiswa biaya hidup. Karena biaya kuliah dan buku diberikan secara perdeo oleh pihak universitas. Meski ada beberapa buku nan dibayar, namun harganya cukup murah.

Selain itu, beasiswa luar negeri umumnya diberikan setiap bulan dan memiliki waktu tertentu. Namun bila tak di ambil di bulan tersebut, beasiswa nan didapat tak hilang atau hangus. Uangnya tetap disimpan. Bila bulan depan mengambilnya, maka akan digabungkan menjadi dua. Beasiswa bulan lalu dan beasiswa bulan ini.

Berbeda dengan beasiswa diIndonesia. Bila beasiswa tak diambil, maka uang beasiswanya menjadi hangus. Plus, bila tak selesai masa studi dengan perjanjian nan berlaku, maka mahasiswa mengembalikan uang beasiswa nan telah diambilnya.

Berbeba dengan beasiswa univeritas Al-Azhar Kairo, jika tidak naik taraf selama dua tahun berturut-turut, nama sebagai penerima beasiswa ditangguhkan. Bila sudah naik tingkat, maka beasiswanya akan kembali lagi. Tak ada ketentuan berapa lama masa studi mesti diselesaikan. Juga, tak ada ketentuan harus mengembalikan beasiswa nan sudah diambil bila gagal menyelesaikan pendidikan.

Proses mendapat beasiswa di Indonesia mirip dengan proses dan anggaran beasiswa nan berlaku di Amerika. Memang jauh berbeda dengan mendapatkan beasiswa di timur tengah. Semua tergantung pada pilihan masing-masing.

Namun nan paling krusial adalah, tetap meningkatkan kemampuan belajar. Agar beasiswa nan didapat terus didapat. Bahkan masih banyak peluang mendapatkan beasiswa nan lain gara-gara prestasi belajar nan dimiliki.

Sungguh, tidak ada ruginya kuliah di luar negeri. Semuanya didapat dengan mudah. Anda mudah mendapatkan beasiswa. Anda pun mudah mendapatkan peluang-peluang pendapat lain selain dari beasiswa. Semua tergantung pada kemampuan kita buat mencari dan menemukannya.

Jangan menjadi orang nan hanya berharap dari beasiswa nan memiliki interaksi baik dengan pemerintah Indonesia. Jika ada memiliki pola pikir seperti ini, maka Anda bakal lama baru mengeyam pendidikan di luar negeri. Cobalah buat melakukan langkah cepat dengan cara terjun bebas.

Anda tinggal mencari teman nan dapat menguruskan proses pendaftaran kuliah di luar negeri. Setelah diterima dan mendapatkan visa, sesampainya di luar negeri bertanyalah kepada mereka bagaimana proses mendapatkan beasiswa. Anda tinggal memilih. Ingin mendapatkan beasiswa nan kecil, tapi cepat mendapatkannya. Ataukah Anda ingin mendapatkan beasiswa nan besar tapi proses menunggunya hingga 1 tahun.

Pilihan ada di tangan Anda. Tak ada beasiswa luar negeri nan sulit buat didapat. Semuanya mudah. Hanya tinggal kemauan dan keyakinan buat mendapatkannya.