Isu Toleransi Antar Umat Beragama dalam Lagu Marcell Peri Cintaku

Isu Toleransi Antar Umat Beragama dalam Lagu Marcell Peri Cintaku

Hampir semua penikmat musik Indonesia sangat familiar dengan lagu Marcell Peri Cintaku . Lagu sendu nan dibawakan dengan baik oleh Marcell ini memberikan kesan tersendiri. Tak heran banyak remaja nan menangis atau menitikkan air mata ketika mendengarkan lagu Marcell Peri Cintaku. Apalagi video klip lagu Marcell Peri Cintaku nan berhasil mengoyak hati siapa pun nan melihatnya.



Efek Lirik Lagu Marcell Peri Cintaku

Lirik lagu Marcell Peri Cintaku dianggap begitu kuat. Lirik lagu ini mengisahkan dua orang insan nan takberhak jatuh cinta sebab disparitas agama. Tokoh saya dalam lirik, begitu kukuh ingin mempertahankan cintanya. Ia sangat setia menjaga interaksi mereka berdua. Tokoh saya dalam lirik bahkan menganggap kekasihnya bagaikan peri cinta; metafora nan digunakan buat menunjukkan kesucian, kemurnian, dan estetika sang pujaan hati.

Namun, apa boleh buat. Cinta mereka terpaksa kandas sebab benteng penghalang berupa disparitas agama begitu kental. Penggalan lirik awal lagu Marcell Peri Cintaku ialah sebagai berikut:

Di dalam hati ini hanya satu nama
Yang ada di tulus hati ku ingini
Kesetiaan nan latif takkan tertandingi
Hanyalah dirimu satu peri cintaku
Benteng begitu tinggi sulit buat ku gapai

Bagian reffrain lagu Marcell Peri Cintaku begitu menyentuh. Meskipun hanya rangkaian kata nan tak terlalu puitis, bahkan terkesan biasa-biasa saja, daya kekuatan reffrain lagu ini justru terlihat dari kalimat sederhana nan didukung oleh nada nan tepat menyuarakan kesedihan,

Aku buat kamu, kamu buat aku
Namun semua apa mungkin
Iman kita nan berbeda
Tuhan memang satu, kita nan tidak sama
Haruskah saya lantas pergi
Meski cinta takkan dapat pergi

Tokoh saya dalam lirik begitu menderita ketika cintanya tertolak. Bukan sebab salah satu berselingkuh atau melanggar janji. Ia dan sang kekasih sepakat menjalani cinta berdua. Namun, penghalang berupa disparitas agama tak dapat ditembus lagi. Dalam baris terakhir reffrain lagu Marcell Peri Cintaku, rasa sakit ini terlihat dengan begitu jelas.

Apakah sang tokoh saya dalam lirik harus menyerah pada keadaan, lantas pergi, meskipun cintanya tak akan pernah pergi meninggalkan sang kekasih sampai kapan pun? Mengapa keadaan global begitu tragis baginya? Begitulah kira-kira kepedihan nan tertuang dalam lirik lagu Marcell Peri Cintaku.

Dengan lirik nan kuat dan sederhana semacam ini, wajar kalau banyak nan merasa keluhannya terwakili oleh lagu Marcell Peri Cintaku. Tengoklah salah satu video klip Marcell Peri Cintaku nan diunggah di youtube. Ada 418 ribu orang nan sudah melihat video klip ini dan kebanyakan memberikan komentar positif. Ada nan menganggap lagu Marcell Peri Cintaku ini sebagai lagu kenangan atas kisah cintanya dengan kekasih hati nan sama-sama berakhir sebab disparitas agama.

Ada pula nan berubah cukup kritis dalam menyuarakan pendapat setelah mendengar lagu Marcell Peri Cintaku. Misalnya, bertanya, jika sahih Tuhan memang satu, mengapa sine qua non berbagai agama, tak cukup satu agama saja. Ada pula nan terbuka hatinya lewat lagu Marcell Peri Cintaku dengan menyatakan, Tuhan hanya satu. Maka sudah sepantasnya umat beragama nan bhineka ini berhenti saling menyakiti, saling menghina, dan saling menyakiti satu sama lain.

Bukankah nan dinilai Tuhan ialah kemurnian hati seseorang, terlepas agama apapun nan dianutnya? Untuk apa menganggap diri paling sahih jika pada akhirnya, klaim pembenaran diri itulah nan justru menjerumuskan seseorang pada kesesatan? Sebuah pendapat seperti itu akan terlontar ketika mendengarkan lirik lagu Marcell Peri Cintaku.

Tanggapan apik dari masyarakat Indonesia dampak lirik lagu Marcell Peri Cintaku ini menunjukkan betapa terbukanya sebenarnya opini publik; tak seperti nan dibayangkan selama ini. Respons masyarakat nan cukup peka atas masalah disparitas ini menunjukkan bahwa bangsa kita nan beragam ini sesungguhnya siap buat manunggal dalam segala disparitas asalkan ada umpan pancing nan cukup kuat.

Misalnya, melalui musik atau budaya pop remaja nan menyuarakan pentingnya manunggal dalam keberagaman. Termasuk lagu ini. Bahkan, dapat dibilang, lagu Marcell Peri Cintaku ialah salah satu dari sedikit lagu cinta di Indonesia nan berani menyentuh isu sensitif tentang disparitas agama di negara kita.



Isu Toleransi Antar Umat Beragama dalam Lagu Marcell Peri Cintaku

Sejatinya semua agama lahir dari perenungan nan sama; tentang hakikat Tuhan nan satu. Setiap nabi (pembawa risalah) senantiasa menyebarkan pesan perdamaian kepada semua umatnya. Tidak ada satu pun pembawa selebaran nan mengajarkan buat membunuh orang lain nan berbeda agama atau menghakimi mereka nan berbeda keyakinan dengan cara sewenang-wenang. Hal ini implisit dalam lirik lagu Marcell Peri Cintaku.

Yang diperangi para pembawa selebaran ialah kebodohan manusia nan tak mengenal hakikat Tuhan Yang Satu. Para pembawa selebaran selalu menekankan pentingnya kerjasama membangun sebuah kelompok masyarakat nan bersatu. Mustahil dalam kelompok masyarakat tersebut terdapat hanya satu kelompok tunggal saja, baik dari segi agama, suku, budaya, dan seterusnya. Kesatuan tersebut juga dapat Anda resapi dalam lirik lagu Marcell Peri Cintaku.

Agama cinta, diakui atau tidak, ialah bentuk paling revolusioner sekaligus bangunan nan paling kokoh buat menyatukan semua elemen masyarakat dan melupakan embel-embel nan melekati mereka. Bahasa cinta itulah nan kemudian implisit dalam lirik lagu Marcell Peri Cintaku.

Sayangnya, lebih dari ribuan tahun berlalu sejak para pembawa selebaran menyebarkan agama, kebanyakan pemeluk agama tak mau menyadari hal ini. Mereka sibuk melegitimasikan bahwa agama mereka nan lebih baik dengan cara mengejek agama lain atau membongkar aib agama lain nan belum tentu aib tersebut benar. Lirik lagu semacam lagu Marcell Peri Cintaku pun dianggap omong kosong.

Belum lagi masalah konflik terselubung. Kadang, seseorang sulit mendapat kedudukan eksklusif sebab ia memiliki agama nan tak sinkron dengan agama sang bos. Nah, dalam lagu Marcell Peri Cintaku hal ini terekam dengan baik.

Apalagi lagu Marcell Peri Cintaku didukung dengan video klip nan takkalah mengharukan. Dikisahkan, ada sepasang kekasih nan diperankan oleh Marcell dan Arumi Bachsin. Keduanya terlihat begitu mesra di awal video klip. Namun, keadaan berubah ketika Marcell memberanikan diri buat berkunjung ke rumah keluarga Arumi.

Ayah Arumi nan seorang muslim, dalam video klip Marcell Peri Cintaku menolak berjabat tangan dengan Marcell nan dalam video klip tersebut berbeda agama. Ketika Marcell pulang, nasihat keras dilontarkan kepada Arumi. Sang gadis nan hatinya koyak oleh hardikan sang ayah nan memintanya buat meninggalkan Marcell hanya dapat pasrah.

Di akhir cerita video klip Marcell Peri Cintaku, setelah keduanya berjumpa di bawah hujan deras, Arumi dan Marcell sepakat berpisah sebab disparitas agama, meski Marcell sempat memberikan kalung sebagai tanda ikatan cinta mereka nan tidak akan diredam oleh kekuatan apapun.

Arumi memasukkan foto-fotonya bersama Marcell ke dalam kotak, sementara Marcell memasukkan foto nan sama ke dalam laci seolah cinta mereka terkalahkan oleh pola pikir nan salah tentang disparitas agama. Video nan begitu menyentuh ini semakin menguatkan makna lirik lagu Marcell Peri Cintaku.

Dengan tepat, lagu Marcell Peri Cintaku ini dapat dikatakan memberikan rona baru bagi lagu-lagu masa kini nan melulu berisi hal-hal bertema cinta, perselingkuhan, atau patah hati, tanpa menyinggung sedikit pun masalah sosial nan begitu dekat dengan kita.