Bertahan Satu Cinta Ala d’Bagindas

Bertahan Satu Cinta Ala d’Bagindas

Apa nan membawa Anda buat mengetikkan kalimat ini di mesin pencari Google? Bertahan satu cinta pasti bukan kalimat “biasa”. Ada sesuatu di balik kalimat itu. Baiklah, jangan terlalu berlebihan. Kalimat tersebut merupakan penggalan pada bait awal sebuah lagu. Sebuah lagu bergenre pop Melayu nan beberapa waktu lalu memang sempat booming di global musik Indonesia.

Anda nan memang mengikuti laju arus industri musik Indonesia, niscaya ikut-ikutan hafal dengan musik-musik bergenre Melayu nan dicampur irama pop dan dikemas dalam bentuk band. Salah satu penggalan lirik nan dapat jadi ada di dalam benak Anda ialah ya penggalan lirik di atas.

Sebelum benar-benar iseng mengulas makna dari penggalan lirik bertahan satu cinta , kita lihat dulu alasan-alasan mengapa banyak orang konfiden akan satu cinta. Mereka bertahan terhadap satu cinta sekalipun cinta tersebut mungkin tak berpihak padanya.



Keyakinan sebagai Kapital Bertahan Satu Cinta

Jatuh cinta menjadi berkah bagi siapa pun. Anugerah tersebut tak dapat ditampik, ditunda ataupun dihindarkan. Semuanya mengalir seperti air tanpa dapat ditebak berhulu dari mana. Yang pasti, alirannya menyejukkan, membawa damai buat apa pun nan dilaluinya sekaligus menghanyutkan.

Jika tak berhati-hati dengan alirannya, hanyut dan tenggelam, mulai kesulitan bernafas dan sulit kembali ke permukaan ialah risiko nan harus diterima. Cinta memang memabukkan. Apa pun nan berkenaan dengan perasaan ini menyuguhkan hal-hal nan sifatnya candu. Membuat siapa pun ketagihan, sekalipun beberapa kali tersakiti.

Jatuh cinta memang tak dapat ditebak, seperti hantaman tsunami nan niscaya memorakporandakan apa pun. Terlebih jika jatuh cinta nan dirasakan ternyata hanya dirasakan oleh diri sendiri. Dalam “kamus percintaan”, cinta nan hanya dirasakan oleh diri sendiri sementara orang nan kita taksir tak mencintai disebut dengan istilah cinta bertepuk sebelah tangan . Menyakitkan? Sudah pasti. Tetapi, hal ini tak membuat seseorang trauma dan kapok buat jatuh cinta.

Sesungguhnya mencintai akan membuat Anda lebih mengerti arti cinta nan sesungguhnya. Anda akan lebih mengerti bagaimana memperjuangkan perasaan. Pengorbanan serta keyakinan dipertaruhkan juga tak main-main. Upaya agar seseorang nan hadir dalam pikiran sebelum dan setelah bangun tidur mengetahui serta menerima perasaan cinta nan dimiliki menjadi lebih keras.

Hal ini berbeda ketika dengan begitu berkahnya, Anda dicintai. Upaya buat mempertahankan cinta atau membuktikan cinta, kadarnya akan sedikit lebih rendah. Terlebih jika kebetulan Anda tak memiliki rasa nan sama. Pengabaian dan menganggap perasaan cinta nan ditujukan buat Anda hanya sebagai rasa nan biasa dan lumrah terjadi, dapat saja terlintas. Tapi, tahukah Anda bahwa ada sebuah keyakinan di sana?

Beruntunglah Anda nan pernah berada pada posisi mencintai. Seperti apa bentuk keyakinan nan dimaksudkan, sedikit banyak akan dimengerti. Penolakan dan penerimaan dalam mencintai seseorang memang sudah satu paket dengan keberanian mengungkapkan perasaan. Yang harus diingat adalah, bagaimanapun keadaannya, kebahagiaan akan lebih mudah diterima daripada kesedihan.

Lalu, apa nan menyebabkan seorang pecinta tetap bertahan satu cinta? Jawabannya ialah keyakinan. Keyakinan nan dimaksud ada pada dirinya. Pada hatinya, ia konfiden bahwa jatuh cinta nan dirasakan tak salah sasaran. Ia juga konfiden bahwa sampai kapanpun, bagaimana keadaannya, jatuh cinta ialah anugerah nan harus disyukuri.



Waktu nan Lama buat Bertahan Satu Cinta

Ketika seseorang sudah begitu konfiden dengan perasaannya, bertahan satu cinta akan dilakukan sampai ia benar-benar lelah hingga akhirnya menyerah. Pada saat itu terjadi, sesungguhnya seseorang dengan keyakinan itu tak menyerah sepenuhnya. Harapannya masih setinggi langit. Keyakinannya masih tertancap di dalam hatinya.

Perasaan-perasaan sentimental seperti itu akan bertahan dalam waktu nan lama. Bertahan satu cinta memang bukan perkara cinta biasa. Bukan cinta iseng-iseng nan jika mengalami penolakan akan dengan mudah mencari cinta baru. Cinta nan akan membuat seseorang bertahan cukup lama sekalipun penolakan sudah berulang kali didapat, biasanya ialah cinta nan didasari ketulusan.

Waktu nan lama buat bertahan satu cinta bukan main-main. Selama waktu tersebut, upaya buat meyakinkan orang nan dicintai juga niscaya tak kurang-kurang dilakukan. Ada pengorbanan di sana. Berkorban buat menarik perhatian dengan melakoni berbagai hal. Misalnya, mempercantik diri atau memperbaiki penampilan.

Dua hal tersebut ialah upaya fundamental nan paling masuk akal buat dilakukan. Jangan salah, meskipun terlihat mudah, bagi mereka nan terbiasa hayati cuek dan tak terlalu memedulikan penampilan, hal tersebut terbilang cukup sulit.

Bagi wanita, menjaga pola makan, diet pergi ke salon dan hal-hal detail lainnya tiba-tiba akan menjadi rutinitas. Pun dengan pria, pergi ke gym atau mulai memerhatikan potongan rambut menjadi upaya nan harus dilakukan.

Upaya-upaya tersebut ialah citra bahwa betapa mencintai seseorang telah mengajarkan banyak hal. Paling tak mengajarkan untuk:

  1. Cobalah lebih dulu mencintai diri sendiri, sebelum mencintai orang lain.
  2. Cobalah perhatikan diri sendiri, sebelum memerhatikan orang lain.

Pada akhirnya, upaya-upaya tersebut membutuhkan waktu nan lama.



Bertahan Satu Cinta Ala d’Bagindas

Bertahan satu cinta memang sebuah “fenomena” unik di dalam kisah percintaan. Rasa mencintai nan tak berbalas ini menginspirasi sebuah band buat menciptakan lagu. Sedari awal, pembuatan artikel ini ikut-ikutan terinspirasi dari penggalan lirik lagu milik band melayu tersebut. Band mana lagi jika bukan d’Bagindas.

Lagu tersebut sangat menggema beberapa waktu lalu. Diputar terus-terusan di berbagai radio dan televisi, semakin membuat lagu ini sangat familiar di kalangan masyarakat Indonesia berbagai taraf sosial. Tidak kaya, tak miskin, niscaya pernah mendengar lagu ini dimainkan.

Lirik lagu berbalut musik Melayu ini mungkin dianggap kampungan bagi sebagian masyarakat. Tapi, jika mau mendengarkan lebih dalam, bait demi bait dari lirik lagu milik d’Bagindas ini sungguh memiliki makna nan cukup dalam. Bercerita tentang sebuah perasaan cinta tidak berbalas tapi masih tetap diyakini dengan hati.

Lihat saja, penggalan bait pembuka pada lagu nan aslinya berjudul C.I.N.T.A ini.

Berapa kali ku harus katakan cinta
Berapa lama ku harus menunggumu

Penggalan dua bait lirik di atas ini sungguh jelas menyiratkan bahwa cinta nan dirasakan ialah cinta nan bertepuk sebelah tangan. Harus berapa kalikah mengatakan cinta? Dan harus berapa lamakah menunggu?

Di setiap malam ini aku. Tak sedikit pun tidak ingat kamu
Namun dirimu masih membisu, acuhkan ku tidak mau tahu

Bertahan satu cinta semakin kuat implisit dalam lirik lagu nan di atas. Bahwa bayangan tentang seseorang nan dicintai selalu muncul setiap malam. Tapi itu semua berbanding terbalik dengan reaksi nan diberikan. Mengacuhkan dan tak mau tahu.

Kesedihan semakin terlihat jelas pada bagian refrain. Seperti di bawah ini:

Luka luka luka nan kurasakan, bertubi-tubi engkau berikan
Cintaku bertepuk sebelah tangan, tapi saya balas senyum keindahan
Bertahan satu cinta, bertahan satu c.i.n.t.a
Bertahan satu cinta, bertahan satu c.i.n.t.a

Memiliki cinta nan tak berbalas niscaya selalu menawarkan luka. Tapi itu semua tak lantas membuat rasa cinta menjadi mati. Sebuah senyuman tetap diberikan meskipun sesungguhnya ia telah disakiti oleh cinta nan bertepuk tangan tersebut. Seseorang tersebut tetap bertahan pada satu cinta.

Kesedihan dan asa semakin terasa dalam bait lirik lagu selanjutnya.

Pernahkah engkau sejenak mengingat aku
Pernahkah ingat walau seperti angin berlalu

Bahwa asa itu ada. Meskipun sudah jelas-jelas bertepuk sebelah tangan, tapi tetap berharap. Apakah tentang dirinya benar-benar tak pernah terlintas sedikit pun, bahkan seperti angin nan berlalu? Benarkah tak ada asa sama sekali? Atau asa itu ada meskipun kecil?

Ketika seseorang mencintai dengan begitu dalam, hingga memutuskan buat bertahan satu cinta dalam waktu nan cukup lama, sesungguhnya juga tak begitu baik sekaligus konyol. Sebaiknya, mulai menyadari bahwa perasaan itu memang bukan untuknya. Membuka hati buat cinta nan baru akan jauh lebih baik. Siapa tahu, cinta sejati Anda memang tengah menunggu di luaran sana. Menunggu Anda tersadar dari cinta nan salah dan menjemputnya.