Romantisme dalam Lirik Lagu Last Child Pedih

Romantisme dalam Lirik Lagu Last Child Pedih

Belantika musik Indonesia semakin banyak memiliki pilihan lagu. Pilihan lagu tersebut datang dari dua generasi, band lama dan band pendatang baru. Salah satu band pendatang baru nan lagunya cukup banyak didengar oleh penikmat musik Indonesia ialah Last Child. Dengan judul lagu bejudul Pedih, Last Child meroket. Lirik lagu Last Child Pedih pun sudah terekam di benak para pendengarnya.

Setiap kali lagu tersebut mengalun, lirih-lirih suara nyanyian para pendengarnya juga niscaya ikut terdengar. Menyanyikan lagu Pedih bersama penyanyi aslinya memberikan keseruan tersendiri. Last Child seolah dapat dianggap mewakili perasaan mereka melalui rangkaian lirik dari bait ke baitnya.



Mendengarkan Musik dan Menyanyi Sebagai Kebutuhan

Menyanyi memang merupakan hobi bagi sebagian besar masyarakat. Musik sudah menjadi kebutuhan manusia nan menyangkut soal psikis. Musik ialah "makanan" bagi jiwa. Selain tentu nan paling primer ialah nasihat-nasihat tentang kebajikan. Musik dapat menjadi teman saat suka maupun duka. Keberadaan musik berubah menjadi elemen krusial dalam kehidupan manusia itu sendiri.

Bagi mereka nan memang gila terhadap musik, tak mendengarkan musik selama satu hari saja sudah merupakan "ujian". Tidak semangat menjalani hari bukan menjadi hal nan mustahil bagi mereka. Ini sebab memang musik memiliki peranan dan posisi nan cukup krusial bagi mereka. Bagi seluruh umat manusia.

Pentingnya musik bagi kehidupan manusia sudah terasa bahkan ketika masih di dalam kandungan. Ketika Anda tengah hamil dan mengunjungi dokter kandungan, saran buat mulai memperdengarkan musik pada anak sejak dalam kandungan niscaya pernah Anda dapat, bukan? Musik-musik nan disarankan buat diperdengarkan biasanya musik-musik beraliran klasik seperti Mozart.

Saran tersebut syahdan berhubungan dengan perkembangan mental dan kecerdasan bayi. Bahwa konon, musik bisa merangsang kerja otak sejak anak masih dalam kandungan. Berbagai kegunaan musik pun mulai dirasakan. Kini, bukan hanya jenis genre musik nan menjadi perhatian, tapi juga pilihan lirik nan ciamik.

Tidak mengherankan jika musik dewasa ini menjadi lebih banyak berkembang. Di Indonesia sendiri, genre musik sudah bukan lagi pop, rock atau alternative, tapi juga perpaduan dari itu. Pilihan-pilihan nada nan ada sudah sangat berkembang. Dan ini, dilihat sebagai sebuah kesempatan buat band-band pendatang baru. Termasuk Last Child.

Menciptakan sebuah musik bagi para musisi pun bukan lagi menjadi kebutuhan jasmani. Mendapatkan uang dari lagu ciptaannya lalu selesai. Tapi, hal itu juga berurusan dengan kepuasan hati. Bagaimana mereka menciptakan sebuah lirik nan padu dengan nada menjadi sebuah evaluasi tersendiri. Jika asal-asalan, dan money oriented, cibiranlah nan akan banyak diterima.

Selama ini, hanya ada beberapa musisi Indonesia nan dinilai berkualitas. Nama-nama seperti Ahmad Dhani dan Bebi Romeo ialah agunan sebuah lagu nan berkualitas. Di luar itu harus diakui membutuhkan perjuangan nan tak mudah. Jika tak berkualitas banget-banget, dipandang sebelah mata ialah hal nan harus diterima dengan lapang dada oleh band-band baru tersebut. Termasuk salah satunya mungkin Last Child.



Siapa Last Child?

Perjuangan Last Child hingga termin dikenali oleh masyarakat Indonesia secara luas cukup panjang. 11 Januari 2006 merupakan tanggal bersejarah bagi band ini. Mereka ialah sekelompok anak muda nan mencintai musik dan berbekal nyali serta kreasi. Dengan hal tak nyata tersebut, mereka "mengarungi" dahsyatnya persaingan musik di Indonesia.

Bermula dari panggung-panggung pertunjukkan, Last Child akhinya dapat tampil di layar kaca. Di sebuah media nan mengenalkan mereka secara jauh lebih luas. Hingga akhirnya, kini 2012, Anda sudah dapat menikmati lagu-lagu Last Child di banyak media. Seperti radio dan televisi.

Album perdana mereka berjudul Our Biggest Thing Ever menjadi pemula nan cukup apik. Judul album tersebut sepertinya benar-benar merupakan hal terbesar nan pernah mereka miliki. Pada album perdananya tersebut, Last Child menyiapkan beberapa lagu buat penikmat musik tanah air.

Ada sekitar 12 lagu nan terdapat dalam album Our Biggest Thing Ever, yaitu Sadarkan Aku, Cinta Semestinya, Rindumu Disana, Seluruh Nafas Ini, Percayalah, Sekuat Hatimu, Teringat Apa nan Kau Berikan, Jalan Lain ke Hatimu, Indahkah Perbedaan, Terima Kasih, Seharusnya dan Pedih .

Lagu terakhir berjudul Pedih merupakan lagu nan menjadi andalan dan cukup berhasil mengantarkan Last Child ke tangga musik Indonesia. Lagu ini cukup sering diputar di berbagai media, sehingga lirik lagu Last Child Pedih inipun "berstatus" hafal di luar kepala. Terutama di kalangan Last Friends, sebutan Last Child buat fans mereka.



Romantisme dalam Lirik Lagu Last Child Pedih

Lirik lagu Last Child Pedih ini menjadi mudah diterima sebab sangat mudah dicerna. Lirik lagu ini tak memiliki rangkaian kata puitis nan njlimet. Semua pilihan katanya sederhana tapi bermakna. Penasaran? Ini dia buat Anda.

Engkau nan sedang patah hati
Menangislan dan jangan ragu ungkapkan
Betapa pedihnya hati nan tersakiti
Racun nan membunuhmu secara perlahan
Engkau nan saat ini pilu
Betapa menanggung beban kepedihan
Tumpahkan sakit itu dalam tangismu
Yang menusuk relung hati nan paling dalam

Penggalan lirik lagu Last Child Pedih di bagian awal ini berisi tentang nasihat seseorang buat mereka nan tengah sedih. Bahwa menangis itu ialah cara pelampiasan paling baik buat mengeluarkan semua beban nan ada di dalam dada. Jangan ragu buat menumpahkan seluruh air mata. Karena jika tidak, kepedihan itu akan mampu "membunuhmu" secara perlahan.

Dalam lirik ini, Last Child mencoba buat menjadi seorang "sahabat" bagi mereka nan tengah sedih. Bahwa kadang bagi sebagian orang, menangis saja "butuh dukungan". Mereka mungkin menganggap bahwa menangis hanya buat mereka nan lemah. Padahal? Menangis justru buat mereka nan nantinya akan lebih siap menghadapi segala rasa sakit di hati.

Lanjut pada lirik berikutnya:

Hanya diri sendiri
Yang tidak mungkin orang lain akan mengerti
Di sini kutemani kau dalam tangismu
Bila air mata bisa cairkan hari
Kan kucabut duri pedih dalam hatimu
Agar kulihat senyum di tidurmu malam nanti
Anggaplah semua ini
Satu langkah dewasakan diri
Dan tidak terpungkiri
Juga bagi…

Benar, bahwa nan merasakan sakit di dalam hati hanyalah diri sendiri. Maka menangislah, sebab hanya itu upaya nan dapat kamu lakukan buat sedikit melegakan hati. Dan orang lain hanya dapat menemani, membiarkan air mata menjadi luapan emosi. Dan dengan hanya menemani, sesungguhnya seseorang itu telah membantu "menyabut duri" nan ada di dalam hati.

Juga pada lirik berikut ini:

Engkau nan hatinya terluka
Di peluk nestapa tersapu derita
Seiring saat keringnya air mata
Tak mampu menahan pedih nan tidak ada habisnya
Hanya diri sendiri
Yang tidak mungkin orang lain akan mengerti
Di sini kutemani kau dalam tangismu
Bila air mata bisa cairkan hati
Kan kucabut duri pedih dalam hatimu
Agar kulihat senyum di tidurmu malam nanti
Anggaplah semua ini
Satu langkah dewasakan diri
Dan tidak terpungkiri juga bagimu…

Lagu Pedih nan dikemas secara akustik ini berisi lirik nan sesungguhnya menguatkan. Lirik lagu Last Child Pedih ini menjelma menjadi sahabat bagi mereka nan tengah sedih. Bahwa, jika tak ada teman buat berbagi, suara dari Virgoun sebagai vokalis dapat diandalkan.