ST12 dan Lagu-lagu Indonesia Dasa warsa 2000-an

ST12 dan Lagu-lagu Indonesia Dasa warsa 2000-an

Di antara lagu-lagu Indonesia dasa warsa 2000-an, ada kenyataan menarik. Apalagi kalau bukan bangkitnya lagu-lagu Melayu. Dipelopori oleh Kangen Band dan mencapai puncaknya di tangan ST12, lagu-lagu Melayu menjadi lagu Indonesia paling digemari pada dasa warsa tersebut.



Pesona Kangen Band dalam Lagu-lagu Indonesia Dasa warsa 2000-an

Dekade 2000-an, global musik Indonesia dikejutkan dengan hadirnya Kangen Band. Sebuah band nan tidak terkenal, melejit lebih dahulu lewat kisah dramatis mereka menembus global rekaman. Kangen Band nan berasal dari Lampung, mendapat simpati pendengar musik, ketika lagu mereka, nan sebenarnya dibajak, masuk ke radio.

Album pertama Kangen Band, Tentang Aku, Kau dan Dia, dirilis pada 2007 dan dirilis ulang pada tahun berikutnya. Dari sinilah corak Melayu mulai mewarnai belantika musik Indonesia.

Tengoklah lagu-lagu dalam album pertama Kangen Band ini. Semisal, lagu "Tentang Aku, Kau, dan Dia". Coraknya mendayu-dayu, berisi lirik nan penuh dengan keprihatinan cinta, dan muatan musiknya nan sederhana, mudah ditangkap telinga, berhasil 'meracuni' generasi muda. Bahasa liriknya nan sederhana, malah menjadi nilai plus tersendiri di antara daftar lagu Indonesia.

Ya. Pada dasa warsa 2000-an, lirik-lirik puitis seolah bukan zamannya lagi. Lagu-lagu indonesia dasa warsa tersebut justru lebih diwarnai lirik nan lugas; dan Kangen Band termasuk band nan berada dalam kategori pembuat lirik semacam ini. Yang tidak kalah tepat, ialah pembuatan lirik nan berkisar tentang patah hati dan perselingkuhan. Kita dapat melihat kutipan lirik "Tentang Aku, Kau, dan Dia" berikut ini.

Betapa hancur hatiku
Melihat engkau bersamanya
Namun ku mencoba 'tuk tegar menghadapinya

Jangan kau menangis lagi
Tak sanggup saya melihatnya
Sekarang kau pilih diriku atau dirinya


Anak-anak muda, nan merasakan pengalaman nan sama dalam perjalanan cinta mereka, meyakini bahwa lagu Kangen Band ini menampilkan diri mereka. Alhasil, lagu-lagu semacam inilah nan kemudian diidolakan. Pada kelanjutannya, Kangen Band pun memproduksi lagu-lagu Indonesia serupa dalam album-album berikutnya.

Sebutkanlah lagu "Doy", "Yolanda", atau "Bintang 14 Hari" dalam album kedua mereka, Bintang 14 Hari (2008). Atau, "Pujaan Hati" di album ketiga Pujaan Hati (2009). Lirik patah hati nan cenderung mengiba-iba dibaurkan dengan nada melankolis, berhasil membuat nama Kangen Band terus bertahan sebagai salah satu band terpopuler di zamannya.



Wali Band dan Lagu-Lagu Indonesia Dasa warsa 2000-an

Bicara Kangen Band dalam lagu-lagu Indonesia, niscaya akan menyinggung Wali. Band ini beranggotakan orang-orang nan dahulu berasal dari pesantren. Nama "wali" sendiri identik dengan latar belakang mereka, tapi sekaligus dapat diartikan sebagai "wakil".

Band Wali menggunakan formula nan sama dengan Kangen Band yaitu dengan lagu mendayu-dayu dan lirik sederhana. Hal ini dapat dilihat dari album "Orang Bilang", album pertama mereka. Lagu "Dik" menjadi andalan mereka menembus persaingan di lagu-lagu Indonesia.

Lagu "Dik" cukup sederhana; mengisahkan asa seorang lelaki kepada pacarnya, nan dipanggil "dik". Aku dalam lagu ini menyampaikan pesan, bahwa cinta nan sejati harus saling menjaga. Di bagian reffrain pertama lagu, nan menjadi sorotan ialah keinginan saya buat menjaga sang kekasih, sementara di bagian reffrain berikutnya, giliran sang saya nan meminta kekasih buat menjaganya dalam setiap kesempatan, entah kala sadar atau terlelap, entah dalam mimpi atau kenyataan.

Lagu nan sederhana ini, seperti kebanyakan lagu-lagu Indonesia dasa warsa 2000-an, kembali cocok dengan selera anak muda pada era tersebut.

Formula lirik sederhana Wali Band terus berlanjut di album-album berikutnya. Tapi, perjalanan mereka juga bukannya tanpa sindiran. Pernah suatu ketika, lagu "Cari Jodoh" nan terdapat dalam album dengan judul serupa (dirilis pada 2009) mendapat kritikan pedas. Lagu tersebut, dianggap oleh beberapa kalangan, berlirik terlalu biasa, bahkan cenderung kampungan. Terutama pada bagian di bawah ini.

Ibu-ibu bapak-bapak
Siapa nan punya anak bilang saya
Aku nan tengah malu
Sama teman-temanku
Karena cuma diriku nan tidak laku-laku

Pengumuman-pengumuman
Siapa nan mau bantu
Tolong saya kasihani aku
Tolong carikan diriku kekasih hatiku
Siapa nan mau

Namun, terlepas dari pandangan miring tersebut, lirik "Cari Jodoh" memang sangat sinkron dengan perbedaan makna lagunya nan lucu sekaligus pahit dan dirasa pas dengan keadaan percintaan banyak orang. Kenyataannya, banyak orang nan mengalami nasib serupa saya lirik dalam lagu Wali Band tersebut. Banyak nan merasa terwakili sebab sudah sekian tahun, ternyata belum menikah dan tak ada nan tertarik. Wajar jika lagu ini menjadi hits dan mengalahkan lagu-lagu Indonesia lainnya.

Yang tidak kalah menarik, meski dianggap negatif di Indonesia, lagu "Cari Jodoh" mendapatkan apresiasi spesifik di luar negeri. Lagu ini dibawakan oleh Fabrizio Faniello dalam album No Surrender (2010). Tentunya lagu ini diubah sedemikian liriknya menjadi "I No Can Do". Prestasi nan cukup membanggakan sebab biasanya lagu Indonesia nan menjiplak atau meniru lagu luar negeri. Sementara, kali ini seorang penyanyi luar negeri, membawakan lagu-lagu Indonesia dengan versinya sendiri.



ST12 dan Lagu-lagu Indonesia Dasa warsa 2000-an

Band dengan lagu Melayu nan paling berhasil di dasa warsa 2000-an, barangkali ialah ST12. Awalnya, band ini terlihat sebagai salah satu pengekor Peterpan versi Melayu, terutama dalam album pertama mereka, Jalan Terbaik.

Lagu pertama mereka, ialah "ATSL", singkatan dari "Aku Tak Sanggup Lagi" nan mungkin akan membuat orang menyangka, lagu ini ialah lagu band Malaysia. Demikian pula lagu "Aku Masih Sayang" nan menjadi hits kedua album ini. Meskipun cukup digemari, lagu-lagu ST12 di album pertama belum terlalu meledak dibandingkan lagu-lagu Indonesia lainnya.

Namun, seiring dengan waktu, kematangan Charly Van Houten sebagai penulis lagu sekaligus vokalis band, berhasil melambungkan nama ST12. Lagu-lagu mereka di album kedua, P.U.S.P.A (2008) dapat menjadi contoh. Lagu andalan, "PUSPA" nan merupakan singkatan dari kalimat "Putuskan Saja Pacarmu" menjadi hits.

Bisa jadi sebab kebanyakan orang mengalami kejadian serupa. Melihat seseorang bersama orang lain, dan merasa dirinya lebih layak bersanding dengan orang tersebut. Dapat jadi pula sebab singkatan "PUSPA" nan begitu menggelitik. Lagu ini diteruskan dengan lagu-lagu Indonesia lain nan tidak kalah unik dalam album tersebut.

Semisal, "Cari Pacar Lagi" nan bernada lucu, dan dengan lirik nan cukup konyol sekaligus sadis. Dalam lirik lagu "Cari Pacar Lagi" dikisahkan tentang seseorang nan diselingkuhi sang pacar, dan berniat berselingkuh agar sang pacar menyadari, bahwa wanita di global tak hanya sang pacar saja. Lagi-lagi, mentalitas seperti inilah nan banyak muncul di kalangan remaja Indonesia sehingga lagu ini sangat digemari di antara lagu-lagu Indonesia lainnya.

ST 12 mendapatkan apresiasi tinggi dari global musik Indonesia sejak album kedua. Berikutnya, muncul hits nan benar-benar merajai chart musik di akhir 2000-an, seperti lagu "SKJ (Saat Kau Jauh", "Biarkan Jatuh Cinta", hingga "Aku Padamu". Dibandingkan dengan Kangen Band dan Wali Band, ketenaran ST12 jauh lebih unggul. Lagu-lagu Melayu mereka pun belakangan sedikit demi sedikit semakin elite dan jauh dari kesan kampungan. Bahkan, lagu protesis Charly ST12 menjadi agunan hits dalam lagu-lagu Indonesia.

Sebagai contoh, Charly ST12 membidani lagu "Hancur Hatiku" nan dibawakan oleh Olga Syahputra. Charly ST12 menyadari kemampuan Olga nan kurang dalam menghafal lirik lagu. Lirik "Hancur Hatiku" pun dibuat sedemikian rupa sehingga hanya berupa pengulangan semata. Terlepas dari musik dan lirik nan sederhana, lagu ini sempat membuat lagu Indonesia lainnya kalah pamor.

Lagu-lagu Melayu menjadi tema menarik dalam lagu-lagu Indonesia era 2000-an. Lagu-lagu Melayu ini juga menjadi transisi dari musik Indonesia 1990-an menuju dasa warsa 2010-an nan diisi oleh lagu-lagu boyband dan girlband.

Terlepas dari kesederhanaannya, dapat jadi kita akan menyimpulkan, kesederhanaan dan kejujuran lagu-lagu Melayu tersebutlah nan berhasil membuat lagu-lagu itu berhasil menaklukkan lagu-lagu Indonesia lain dalam dasa warsa tersebut.

***



Lagu-lagu Indonesia Dasa warsa 2000-an - Ketika Virus Melayu dan K-Pop Melanda

Apa nan dapat digambarkan dengan lagu-lagu Indonesia masa kini? Jika melihat lagu-lagu Indonesia populer nan ramai diputar di chart-chart musik seperti Inbox (SCTV), Dahsyat (RCTI), dan seterusnya, terlihat bahwa lagu-lagu Indonesia bercorak Melayu dengan lirik