Rute Perjalanan Menuju Pantai Ngobaran

Rute Perjalanan Menuju Pantai Ngobaran

Pernahkah Anda berkunjung ke sebuah pantai nan bernama Pantai Ngobaran di Yogyakarta? Atau pernahkah Anda mendengar nama pantai tersebut? Jika belum, tidak ada salahnya menyisihkan waktu buat mengunjungi pantai eksotis itu, lho .

Pantai Ngobaran bergemuruh di bawah tebing curam. Berlokasi di Desa Kanigoro Kecamatan Saptosari, Pantai Ngobaran menyimpan eksotisme alam dan mistisisme plural nan dramatis. Serbuan ombak menerjang tebing, lekukan gua, dan ritual-ritual lintas kepercayaan nan sakral memenuhi cakrawala pantai nan termasuk dalam wilayah Kabupaten Gunung Kidul, DIY ini.

Berjarak 35 km ke arah selatan kota Gunungkudil, atau 65 km dari jantung Yogyakarta, Pantai Ngobaran berjaya dengan estetika alam perawan. Jika ombak mengganas di waktu pasang dan menyajikan dentuman ritmis saat menampar tebing-tebing karang, maka di saat surut, hamparan alga hijau-cokelat mengganti pesona permukaan Pantai Ngobaran.

Di Pantai Ngobaran, ganggang bahari itu tumbuh merayapi sela-sela karang, tampak serupa dengan persawahan di area padat material, dengan penduduk aneka fauna unik seperti landak laut, bintang laut, dan ratusan spesies kerang. Selain itu, masih banyak hal menarik lainnya nan terdapat di Pantai Ngobaran.



Mistisisme Multikultural di Pantai Ngobaran

Tebing dan bahari nan bersanding begitu dekat, seirama dengan pertautan bermacam kultur kepercayaan nan bergandeng kedap di Pantai Ngobaran. Tercatat, ada tiga loka ibadah nan mewakili pertalian multikultural nan dapat ditemukan dalam satu lokasi nan sama.

Bangunan pertama nan terdapat di Pantai Ngobaran ialah semacam pura, loka ibadah agama Hindu, lengkap dengan patung-patung dewa berwarna putih. Menyampingi pura itu di sebelah kiri, berdiri bangunan Joglo loka ibadah genre Kejawan, salah satu kepercayaan nan sangat dekat dengan Kejawen.

Dan, tidak jauh dari loka itu berdiri anggun sebuah masjid. Terdapat keunikan pada masjid nan terdapat di wilayah Pantai Ngobaran ini, yakni menghadap ke selatan, tak seperti masjid-masjid di Indonesia nan menghadap ke timur.

Jadi, apakah masjid itu memiliki kiblat di utara, tak berkiblat ke Mekah al-Mukaramah? Tentu saja tidak! Shalat di masjid ini tetap menghadap Hajar Aswad di tanah suci. Meskipun bangunannya menghadap ke selatan, tapi ada penunjuk arah kiblat nan terdapat di dalam bangunan masjid.



Kejawan dan Kejawen di Pantai Ngobaran

Di Pantai Ngobaran pada malam Selasa dan Jumat Kliwon, ada ritual peribadahan genre Kejawan. Banyak orang nan menyamakan genre ini dengan genre Kejawen, padahal sumber-sumber ritualnya memiliki perbedaan.

Kejawan merujuk pada nama salah satu putra Brawijaya V, yaitu Bondhan Kejawan, nan masih bersaudara dengan Raden Patah. Seperti disebutkan dalam sejarah, Brawijaya V ialah raja terakhir Majapahit, bersamaan dengan menanjaknya popularitas dan kejayaan Kerajaan Demak di bawah pimpinan Raden Patah, putra kesayangan sang Brawijaya.

Banyak mitos dan legenda mistis di seputar raja terakhir Majapahit ini, dan melahirkan bermacam-macam kepercayaan. Bahkan, ada nan berpendapat bahwa Brawijaya V tak meninggal, melainkan muksa .

Konon, kehadiran Brawijaya V secara mistis di Pantai Ngobaran pada 2003 mendorong pembangunan pura di lokasi tersebut. Dibangun juga kotak batu berwarna abu-abu melingkari tanaman kering nan diyakini sebagai loka Brawijaya V melakukan upacara muksa dengan membakar diri.

Kejawan dan Kejawen sama-sama meyakini kemuksaan Brawijaya V, dan Kejawan secara khusus menyebut Pantai Ngobaran sebagai lokasi muksa. Dari mitos ini pula nama “Ngobaran” berasal. Yakni, kobaran barah saat Brawijaya V dan permaisurinya membakar diri. Mereka memilih muksa daripada melawan putra sendiri nan amat mereka sayangi.

Bagaimana pun, mitos-mitos tersebut masih memiliki banyak kontroversi dan silang pro-kontra, baik dalam tafsir sejarahwan maupun kepercayaan. Namun, spirit kebhinekaan nan melatari tindakan mundur Brawijaya teraplikasi dengan baik di Pantai Ngobaran.

Kuliner Pantai Ngobaran

Salah satu masakan unik di Pantai Ngobaran ialah daging landak bahari nan memiliki cita rasa menyerupai daging ayam. Pantai Ngobaran memiliki kekayaan biota bahari nan sangat berlimpah. Di Pantai ini, Tuhan seolah-olah merawat dan dengan tekun mengantarkan kekayaan biota lautnya ke pantai Ngobaran buat dinikmati penduduk.

Sore hari di Pantai Ngobaran, tepatnya sesaat sebelum bahari pasang, Anda akan menyaksikan pemandangan harian nan menakjubkan. Hampir semua penduduk di sini turun ke pantai memungut landak bahari nan bersembunyi di balik hamparan alga dan celah-celah batu karang.

Setelah didapat, landak bahari tersebut di- kepras duri-durinya dan dibelah kulitnya menggunakan sabit. Kemudian, dagingnya dicongkel dan dimasak buat makan malam. Masyarakat pantai ngobaran memasak landak bahari dengan sangat sederhana. Mereka hanya membumbui landak bahari dengan garam dan cabe, kemudian digoreng.

Menurut masyarakat sekitar Pantai Ngobaran, daging landak bahari sangat khas, yakni memiliki tekstur kenyal dan rasa nan lezat. Sayangnya, tidak banyak penduduk nan menjual makanan nan eksotik itu. Tapi jika Anda penasaran dengan kelezatan rasa landak bahari goreng, coba saja meminta pada salah satu penduduk buat memasakkan. Dengan bahagia hati mereka akan memantu Anda.

Atau siapa tahu Anda memiliki ide cemerlang tentang bagaimana memasak landak bahari nan enak sehingga warga pantai Ngobaran dapat memakai pengetahuan itu buat memulai bisnis dan meningkatkan tingkat kehidupannya. Bermanfaat, bukan?

Tenyata, selain landak laut, Pantai Ngobaran juga memiliki kekayaan rumput bahari nan melimpah. Rumput bahari ini dibawa ombak pasang dan ditinggalkan di pantai pada pagi hari. Maka, sesaat setelah matahari terbit, penduduk beramai-ramai datang memanen. Rumput bahari itu dijual ke tengkulak, dan dari pekerjaan itu mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Bagi Anda nan ingin merasakan bagaimana sensasi memanen rumput bahari secara langsung, Anda dapat ikut bergabung dengan penduduk pantai Ngobaran buat turut memanen rumput laut. Percaya atau tidak, kegiatan tersebut cukup seru, lho .



Rute Perjalanan Menuju Pantai Ngobaran

Saat ini, Pantai Ngobaran masih belum banyak dieksplorasi dan dipublikasi, sehingga masih sporadis kita temukan informasinya di global maya. Begitu pun dengan angkutan generik maupun travel nan melayani paket wisata ke sana, masih sangat sulit ditemukan.

Jadi, jika Anda tak mau direpotkan dengan hal-hal tersebut, datang ke Pantai Ngobaran dengan kendaraan pribadi ialah pilihan terbaik. Dari kota Yogyakarta, ambillah jalan menuju kota Wonosari. Setiba di Lapangan Terbang Gading, belok ke arah Playen, Paliyan. Kemudian, lanjutkan perjalanan menuju Trowono.

Rute Paliyan-Trowono melewati hutan Sodong nan berkontur naik-turun dan berkelok-kelok. Penyuka adventure pasti akan terpuaskan dengan trek dramatis nan menaikkan adrenalin. Selain itu, panorama hutan lindung dan sesekali kehadiran monyet merupakan estetika tersendiri nan sporadis ditemukan di loka lain.

Anda akan sulit menemukan peta petunjuk Pantai Ngobaran. Untuk navigasi termudah, ikuti papan petunjuk menuju Pantai Ngrenehan. Melewati sumber air Namberan di Trowono, dilanjutkan ke Kanigoro, Saptosari.

Tak lama kemudian, Anda akan menemukan pertigaan dengan papan petunjuk: ke kanan Pantai Ngobaran, dan ke kiri Pantai Ngrenehan. Ikutilah papan petunjuk tersebut, dan tibalah Anda di pantai eksotis ini.

Sekarang, silakan untuk agenda liburan Anda bersama rekan-rekan atau keluarga menuju Pantai Ngobaran. Penulis jamin, di pantai ini Anda akan mendapatkan pengalaman nan benar-benar baru. Selamat menjelajah!