Ciri-ciri Gunung Dengan Kategori Tua

Ciri-ciri Gunung Dengan Kategori Tua

Di musim liburan pelajar dan mahasiswa mencari loka nan cocok buat berwisata. Loka nan cukup ramai dikunjungi justru gunung. Meski ada majemuk pilihan loka wisata lainnya. Banyak trek-trek baru nan dibuka spesifik buat jalur pendakian di beberapa gunung tua di Indonesia nan menjadi Taman Nasional.

Memang tepat sekali ketika ada loka wisata seperti gunung dengan estetika alam maupun fasilitas wisata lainnya ramai dikunjungi. Itulah nan dicari oleh semua pengunjung wisata di manapun loka wisatanya. Gunung dengan kategori usia sudah tua termasuk dalam pilihan paling banyak dicari para pengunjung wisata. Selain memiliki estetika alam, gunung tersebut tentu ada daya tarik tersendiri mengenai usia tuanya.

Oleh sebab itu, hendaknya kita mengetahui terlebih dulu dengan baik mengenai pengertian serta gunung mana saja nan termasuk dalam kriteria tersebut. Semoga bisa menambah wawasan kita.



Pengertian Gunung Tua

Dalam ilmu vulkanologi bahwa gunung setelah melewati beberapa siklus akan terjadi erupsi. Jenis erupsi nan terjadi itulah nan menentukan apakah termasuk gunung aktif ataukah sudah mati. Ketika gunung tersebut termasuk kategori aktif, maka pihak pemerintah hendaknya menghimbau masyarakat di sekitarnya sebagai langkah utama.Bagaimana dengan gunung mati? Tentu saja tetap dilakukan pemantauan nan intensif.

Contoh gunung nan termasuk kategori tua ialah Gunung Salak di Sukabumi, nan mengalami jenis erupsi freatik , hingga menyebabkan terbentuknya dua puncak pada top -nya. Erupsi freatik itulah nan menjadikan Gunung Salak termasuk sebagai gunung purba atau gunung dengan kategori sudah tua.

Ciri lainnya dari kriteria gunung kategori tua masih ada nan lainnya. Berikut ini ulasan lebih jelasnya setelah mengetahui bagaimana deretan gunung di Indonesia di bawah ini.



Deretan Gunung di Indonesia

Indonesia sebagai Negara kepulauan, juga disebut daerah pegunungan. Dari gunung-gunung nan ada, beberapa sudah mati. Karena tak ada konvoi vulkanik di perut bumi. Lainnya masih cukup aktif, hingga disebut gunung berapi aktif. Oleh sebab itu, pemerintah dengan masyarakat senantiasa bekerja sama dalam hal ini.

Beberapa gunung berapi antara lain : Agung, Argopuro, Welirang, Tangkuban Perahu, Tandikat, Tambora, Talang, Talamau. Singgalang, Sibayak, Semeru, Salak, Sago, Karangetang, Lukono, Rinjani, Raung, Papandayan, Arjuno, Bromo, Tengger, Bur ni Telong, Ciremai, Galunggung, Gamkonora, Gede, Guntur, Ini Like, Ijen, Kelud, Krakatau, Kerinci, Krakatau dan Leuser, serta Lokon, Lurus, Mahameru, Merbabu dan Merapi.

Sebagian masih aktif sebagai gunung berapi purba atau disebut gunung tua. Contohnya Gunung Salak, Merbabu, Raung, Merapi, Bromo, Krakatau, Tengger dan Semeru. Sebagian lagi ialah gunung berapi nan mati, seperti Rinjani dan .Tambora.

Itulah deretan gunung di negara ini. Pentingnya menjaga kelestarian alam hendaknya tetap menjadi bagian krusial nan harus dilakukan secara maksimal. Meski gunung tersebut memiliki kriteria aktif, tua dan sebagainya. Namun, alam disekitarnya juga tetap penting. Kelestarian alam penjagaannya bukan tugas individu atau kelompok, tapi tugas semua pihak.



Ciri-ciri Gunung Dengan Kategori Tua

Suatu gunung digolongkan sebagai gunung tua apabila :

  1. Tingginya di atas 2.500m dpl.
  2. Umumnya memiliki dua puncak di bagian topnya. Ini terjadi dampak dahsyatnya letusan jenis erupsi freatik . Pada akhir letusan menumbuhkan puncak lagi selain puncak sebelumnya.
  3. Medan hutan nan kedap oleh tutupan vegetasi. Karena letusan terakhir telah melalui beberapa siklus, hingga beberapa vegetasi nan hanya bisa hayati di gunung – tumbuh fertile di sana.
  4. Margasatwa nan ada ditandai dengan banyaknya jenis burung nan hidup.

Berdasarkan catatan Vorderman (1885), suatu gunung dikatakan sebagai gunung nan termasuk kategori tua ditandai dengan banyaknya satwa burung nan hidup. Dari penelitian Hoogerwerf (1948) diketahui spesies burung nan ada di Pulau Jawa saja mencapai 494 jenis burung.

Itulah ciri-ciri dimana suatu gunung bisa dikategorikan sebagai gunung dengan kriteria tua. Hal itu tentunya telah didasarkan pada penelitian para ahli. Oleh sebab itu, peran kita selain mengetahuinya sebagai tambahan wawasan, juga dijadikan motivasi dalam menjaga kelestarian alam.



Taman Nasional

Beberapa gunung tua nan dianggap jinak, dipertahankan pemeliharaannya menjadi sebuah Taman Nasional. Fungsinya sebagai cagar alam bagi beberapa satwa dan vegetasi langka. Beberapa Taman Nasional dibuka buat generik dengan jalur pendakian nan aman.Seperti Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Taman Nasional jalur Bromo-Tengger-Semeru, serta Taman Nasional Merbabu.

Di pulau Sumatera ada 8 gunung dengan kategori usia tua nan menjadi Taman Nasional Indonesia, yakni : gunung Leuser (Aceh - Sumatera Utara), gunung Siberut (Sumatera Barat), Kerinci Seblat (sepanjang Jambi-Sumatera Selatan-Bengkulu). Lalu Bukit Tiga Puluh di Riau dan Bukit Dua Belas di Jambi. Ada lagi Gunung Berbak (Jambi) dan Bukit Barisan Selatan di perbatasan Lampung-Bengkulu. Terakhir ialah Way Kambas di Lampung.

Beberapa Taman Nasional lainnya tersebar di pulau Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku bahkan Papua. Adanya taman nasional ini, hendaknya juga bisa dijadikan motivasi bagi seluruh masyarakat negara ini buat menjaga alam ini. Alam tak hanya dimanfaatkan tapi juga dijaga semaksimal mungkin.



Tips-Tips Pendakian

Berikut ialah tips-tips sederhana buat memandu pendakian Anda. Tips tersebut terbagi dua, yakni secara generik dan tips khusus. Kedua tips saling mendukung dan terkait satu sama lain. Tujuannya juga buat menjaga keselamatan diri pendaki gunungnya. Jika menemukan tips lainnya dari sumber berbeda, maka tips berikut bisa dikolaborasikan dengan baik.

  1. Tips generik mendaki
    Sebelum mendaki – beritahukan planning pendakian pada seseorang (keluarga, teman, klub mendaki Anda, ataupun supervisor ). Buat catatan kecil planning pendakian, waktu, jalur/trek pendakian dan lokasi keberadaan Anda. Ini sudah ketentuan generik nan telah dimengerti semua pendaki dan rimbawan.
  1. Tips-tips spesifik bagi para pemula :
  1. Bawa barang berfungsi ganda. Seperti aluminium foil, buat membungkus makanan, pengganti piring dan mudah dilipat/dibawa.
  2. Matras alas tidur. Simpan di dalam backpack.
  3. Kantung Plastik, buat sampah pendakian Anda. Juga sebagai container perbekalan dalam backpack Anda.
  4. Cukup baju nan tak memberatkan. Simpan/bungkus dalam kantong plastik buat menghindari basah/lembab.
  5. Siapkan korek barah kayu dan gas. Simpan keduanya dalam tube bekas film, agar awet.
  6. Letakkan beban terberat paling atas. Supaya beban bertumpu pada bahu bukan pinggang. Untuk menghindari sakit pinggang selama pendakian.
  7. Bawa kompas, peta maupun senter.
  1. Tips-tips spesifik bagi pendaki pakar :
  1. Kelemahan mereka biasanya suka melupakan anggaran dasar pendakian. Seperti, tergesa-gesa, ceroboh, kurang waspada. Karena merasa sudah mengenali medan.
  2. Jangan lupakan Tuhan maka berdo’alah.
  3. Bila tersesat panjatlah pohon tertinggi. Kenali arah dan posisi Anda. Pada daerah nan menurun biasanya terdapat sungai nan dapat diikuti arahnya sampai ke hilir.
  4. Simpan energi tubuh buat hal-hal penting.
  5. Makanlah tanaman nan bisa dimakan buat energimu. Tidak perlu berburu binatang
  6. Berpikir positif, dan jangan ragu buat survive .
  7. Pikirkan keselamatan diri, kelompok dan ingat orang-orang nan ditinggalkan di rumah.

Semoga informasi tersebut bermanfaat bagi pembaca.