Ciri-Ciri Tsunami

Ciri-Ciri Tsunami

Warta tsunami di Aceh yang terjadi tahun 2004 lalu tentu masih lekat dalam ingatan kita. Banyak masyarakat nan telah menjadi korban ganasnya gelombang tersebut, kerugian nan ditanggung tak bisa ditaksir berapa besarnya.

Selain korban tewas nan berjumlah lebih dari 200.000 jiwa, bala maha dahsyat ini pun menyisakan duka mendalam bagi korban selamat. Banyak korban selamat nan mengalami kecacatan fisik.

Sementara itu, infrastruktur dan fasilitas kota hampir semuanya rata dengan tanah. Jaringan telekomunikasi rusak parah sehingga saluran telepon nan akan atau dari Aceh wafat total. Untuk lebih jelas tentang warta tsunami di Aceh nan terjadi sembilan tahun silam akan dibahas berikut ini.

Pagi hari, sekitar pukul 08.00 WIB terjadi gempa bumi dengan durasi nan lama dan dikategorikan termasuk gempa terlama di dunia, yakni selama lebih kurang 10 menit.

Konfirmasi pertama berasal dari kantor BMKG Jakarta, yakni gempa nan terjadi mempunyai kekuatan 6,4 pada skala Richter (SR) dengan lokasi pusat gempa berada di wilayah Sumatra bagian utara, yaitu berada di sekitar Pulau Nias.

Namun, konfirmasi berbeda datang dari catatan NOAA. NOAA (National Oceanic and Atmosphereic Administration ) ialah satelit nan dimiliki oleh negara adidaya Amerika Perkumpulan nan mengukur kekuta gempa ialah sebesar 9.0 pada skala Richter.

Setelah gempa mengguncang provinsi nan biasa disebut serambi mekah ini kemudian muncullah gelombang besar nan ketinggiannya sekitar tujuh sampai dengan sembilan meter. Gelombang inilah nan disebut sebagai tsunami. Tsunami pertama kali terjadi di negeri sakura, yakni Negara Jepang.

Maka dari itu, kata tsunami berasal dari kata bahasa jepang, yakni tsu yang mempunyai arti pelabuhan dan nami nan mempunyai arti pelabuhan.

Hal ini disebabkan sebab ketika para nelayan Jepang nan sedang melaut atau berada di tengah bahari mereka tak merasakan adanya gelombang, namun ketika mereka kembali ke darat mereka melihat daratan terutama daerah pelabuhan telah porak poranda dampak geombang air.

Berita tsunami di Aceh langsung menyebar dengan cepat ke seluruh antero dunia. Tsunami tak hanya menimbulkan korban dan kerusakan di Aceh, melainkan hingga ke negara tetangga, seperti Malaysa, Sri Lanka, Bangladesh, Myanmar Thailand, Filipina, India, dan Australia.

Bahkan, sampai ke Benua Afrika, seperti Tanzania, Kenya, Madagaskar, Afrika Selatan dan Somalia juga mendapat kiriman air.

Tsunami tak terjadi dengan sendirinya, tentulah ada penyebab terjadinya tsunami. Beberapa penyebab terjadinya tsunami ialah sebagai berikut.



Penyebab Tsunami

1. Letusan Gunung Barah Bawah Laut

Gunung barah nan meletus bisa menimbulkan tsunami sebab letusan nan terjadi bisa menimbulkan getaran hebat. Letusan nan pernah terjadi di Indonesia ialah letusan Gunung Krakatau nan menimbulkan tsunami. Akibatnya jutaan manusia meninggal, bahkan letusan ini mengubah iklim di dunia.

2. Gempa Bumi

Apa nan menyebabkan gempa bumi bisa menimbulkan tsunami? Tanah air kita tercinta Indonesia ialah negara nan di bawah lautnya ialah loka bertemunya lempeng bumi. Konvoi lempeng bumi nan menghasilkan energi kuat bisa menimbulkan suatu getaran di bumi nan dinamakan gempa bumi.

Jika terjadi gempa bumi, maka alat nan digunakan buat mencatat frekuensinya ialah seismograf. Tidak semua gempa bisa menimbulkan tsunami. Gempa nan bisa menimbulkan tsunami ialah sebagai berikut.

a. Pusat gempa bumi terdapat di bahari dangkal, yakni dengan kedalaman 0 sampai dengan 30 km di bawah laut.

b. Kekuatan gempa minimal 6.5 pada skala richter.

c. Pola sesar nan dimiliki gempa ialah sesar naik ataupun sesar turun.

3. Tumbukan Lempeng Bumi

Lempeng bumi nan ada di bawah bahari bergerak setiap saat. Karena konvoi nan terjadi terus menerus jika ada pemicunya, maka lempengan bumi akan bertumbukan atau bertabrakan. Gempa bumi bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya tabrakan lempengan bumi.

Tabrakan nan terjadi tentunya bisa memicu patahan, patahan tersebut menarik air ke dalamnya. Apabila air keluar kembali, tentulah bertekanan tinggi dan bisa menjadikannya gelombang pasang dan menyebabkan gelombang dengan ketinggian hingga setinggi pohon kelapa atau 30 meter.

Penyebab lain terjadinya tsunami ialah rapuhnya batuan nan ada di bawah laut. Tsunami bisa terjadi dua macam, yakni tsunami nan gelombangnya memuntah ke darat dan tsunami nan gelombang air tersedot ke celah patahan lempeng bumi dan tak kembali lagi ke darat.

Apabila tsunami jenis kedua ini terjadi, maka pencarian korban tewas akan sulit dilakukan sebab berada di bawah laut.Tentulah sebelum terjadi tsunami terdapat tanda-tanda nan bisa dilihat secara kasat mata. Ciri- karakteristik sebelum terjadinya gelombang tsunami ialah sebagai berikut.



Ciri-Ciri Tsunami

1. Terjadi Gempa Bumi

Jika terjadi gempa bumi, maka hal nan harus dilakukan ialah keluar dari rumah dan berlindung menjauh ke tanah lapang nan tak ada bangunannya. Hal tersebut bisa menyelamatkan kita dari tertimpanya bangunan atau pohon- pohon nan bisa tumbang atau patah dampak gempa.

2. Air Bahari Surut Tiba-Tiba

Jika loka tinggal Anda berada di dekat pantai dan Anda melihat air bahari nan surut secara tiba-tiba, maka Anda harus waspada. Air bahari nan surut itu jangan sekali-kali dianggap sebagai selesainya gempa bumi.

Kadangkala surutnya air dimanfaatkan buat menangkap ikan sebab ikan bermunculan seketika setelah air surut. Seringkali kenyataan ini ialah peringatan akan terjadi tsunami. Ketika air surut maka bergegaslah menuju loka nan lebih tinggi, seperti bukit atau pegunungan.

3. Langit Terlihat Mendung

Mendung nan terjadi disebabkan sebab gelombang air dari bahari sedang menuju daratan, sebab jumlah air nan berada di bahari sangat tinggi sehingga tak terlihat batasan antara lautan dengan langit.

4. Muncul Suara Seperti Gemuruh Petir dan Permukaan Bahari Muncul Gelembung Seperti Air nan Mendidih

Suara gemuruh nan terdengar ialah suara gerakan air nan sangat cepat nan menuju daratan, maka kewaspadaan harus selalu ditingkatkan bagi Anda nan memiliki loka tinggal di daerah pesisir pantai, terutama nan berada di daerah rawan gempa bumi dan tsunami.

Setelah warta tsunami di Aceh pada tahun 2004 silam. Maka pemerintah Indonesia seakan baru tersadar akan pentingnya sebuah alat nan bisa digunakan buat mendeteksi datangnya gelombang tsunami. Selain itu agar bisa meminimalisasi akibat nan ditimbulkan oleh gelombang tsunami bisa dilakukan dengan pemugaran pesisir pantai.

Pertama penyediaan alat nan digunakan sebagai sistem pendeteksi dini terjadinya tsunami dinamai InaTEWS ( Indonesia Tsunami Earky Warning System ). Sistem ini dikembangkan oleh pemerintah Indonesia nan mempunyai pusat di Jakarta, yakni BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika).

Cara kerja alat ini ialah jika akan terjadi tsunami maka BMKG akan mengirimkan peringatan berupa sirine nan bisa didengar oleh masyarakat Aceh bahwa gempa bumi nan terjadi berpotensi tsunami. Hal tersebut diharapkan apabila masyarakat nan mendengar peringatan bisa langsung bergegas menuju lapangan atau loka nan dirasa kondusif buat berlindung.

Kedua, akibat nan ditimbulkan sebab tsunami Aceh sebenarnya bisa diminimalisasi apabila hutan bakau dan pohon kelapa nan ada di pesisir pantai masih lebat. Fungsi hutan bakau dan ialah bisa menghalau kekuatan air nan akan menuju daratan. Maka dari itu, mulailah buat menanam kembali pohon bakau dan pohon kelapa di sekitar pantai.

Inilah sedikit ulasan warta tsunami di Aceh. Semoga bisa bermanfaat dan menjadikan manusia buat lebih memlihara alam dalam kehidupan dunia.