Gempa Mutakhir dan Cara Menghadapinya

Gempa Mutakhir dan Cara Menghadapinya

Bila Anda memasuki situs Bmg.go.id, hal nan paling menarik nan Anda lihat ialah peta Indonesia nan berwarna-warni, serta info gempa mutakhir . Tentu saja sebagai badan nan bertanggung jawab terhadap pemberitahuan tentang kegempaan dan gempa mutakhir di Indonesia, Badan Meteorologi Klimatologi dan Fisika mempunyai maksud tersendiri dengan warna-warna dalam peta tersebut.

Warna-warna itu mempunyai arti nan sangat signifikan. Misalnya, rona merah ialah tanda kalau gempa mutakhir baru saja terjadi. Ketika artikel ini dibuat, gempa mutakhir nan tercatat di situs tersebut ialah gempa nan terjadi pada tanggal 21 Januari 2012 pukul 05:50:52 WIB.

Gempa mutakhir itu terjadi di 128 km Barat Bahari Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Dengan 4,67 derajat Lintang Utara dan 125,18 derajat Bujur Timur dengan kedalaman 10 Km dan berkekuatan 5,7 Skala Richter. Sayangnya situs ini bermasalah dan tak cukup lama dapat terbuka.

Titik merah nan ada di peta akan berkedip-kedip tanda di daerah itulah gempa mutakhir Indonesia baru saja terjadi. Sebelumnya titik merah itu berkedip-kedip di daerah Flores. Data tanggal 21 Januari 2012 pukul 03:32:54 WIB mencatat telah terjadi gempa terkini berkekuatan 6,3 Skala Richter. Gempa nan terjadi di 8,84 derajat Lintang Selatan dan 119,6 derajat Bujur Timur terjadi di kedalaman 124 Km, berjarak 48 Km Barat Daya Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Kedua gempa mutakhir nan terjadi berdekatan tersebut, tak berpotensi tsunami.



Gempa Mutakhir - Indonesia dengan Potensi Gempa Terkini

Sebagian besar wilayah kepulauan Indonesia berada di daerah gempa. Keadaan ini memang tak dapat terelakkan. Apa nan dapat dilakukan oleh Indonesia ialah bersiap menghadapi gempa mutakhir nan tak pernah dapat diprediksi. Walau secanggih apapun dan seakurat apapun estimasi manusia, gempa mutakhir masih tetap saja tak dapat ditentukan kapan akan terjadi. Semuanya hanya dapat sebagai kemungkinan-kemungkinan dan dengan adanya kemungkinan itulah masyarakat nan tinggal di wilayah nan sangat rentan gempa ini harus tahu bagaimana menghadapi gempa terkini.

Titik merah nan ada di peta nan terpampang di situs BMG dengan warta gempa mutakhir itu pun terlihat dipenuhi oleh titik-titik merah nan tak lagi berkedip. Betapa titik merah itu menyebar di seluruh bagian negeri yang elok Indonesia raya ini. Mulai dari Aceh hingga ke Papua. Catatan gempa mutakhir itu rata-rata berkekuatan 5 Skala Richter. Itu artinya kalau kedalaman gempa tersebut sekitar 10 Km, maka getarannya sudah cukup membuat orang-orang nan berada di daerah gempa merasakan goyangan nan cukup menakutkan.

Sepertinya orang Indonesia ini diingatkan buat selalu sadar bahwa kematian dapat terjadi kapanpun. Dalam tidurnya pun orang Indonesia dapat saja tidak bangun lagi apabila ketika ada gempa terkini, rumahnya runtuh. Bukannya menakut-nakuti tapi itulah kenyataannya bahwa kematian itu ialah sahabat manusia paling dekat hanya manusia terkadang melupakan sahabat dekatnya itu.

Warta tentang gempa mutakhir itu tak hanya disiarkan oleh BMG tapi juga stasiun televisi dengan warta teks berjalan dan radio nan mengudara di seluruh negeri juga berpartisipasi memberitakannya. Apalagi kalau gempa mutakhir itu cukup kuat dan berpotensi tsunami, semua media niscaya akan membantu memberitahukan penduduk buat segera mengungsi. Peristiwa gempa dan tsunami Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 itu telah menjadi titik balik cara penanganan gempa mutakhir dan tsunami di Indonesia.

Ditambah lagi pelajaran dari kejadian gempa dan tsunami nan terjadi di Jepang pada bulan Maret tahun 2011. Hal tersebut benar-benar menunjukkan betapa teknologi informasi telah berperan banyak menyelamatkan jiwa manusia. Manusia dapat saja mengatakan kalau semua itu sebab kekuasaan Tuhan. Tapi manusia tetap harus meyakini bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu umat apabila umat tersebut tak berusaha mengubah nasibnya sendiri. Setiap usaha itulah nan diniatkan sebagai jalan mencapai ridho-Nya.

Jadi tidaklah mengherankan apabila ada warta gempa terkini , semua media harusnya turut memberitakan. Bukan hanya buat sekedar memberitahukan tapi juga apabila terjadi korban jiwa, donasi pun akan dapat segera diberikan buat para korban gempa mutakhir tersebut.



Gempa Mutakhir dan Cara Menghadapinya

Pada awal-awal masalah gempa mutakhir mencuat ke permukaan dan menjadi bahan perbincangan di mana-mana dan saat para pakar kegempaan mengatakan kalau gempa mutakhir itu tak mematikan, banyak sekali reaksi nan datang dari berbagai kalangan. Mereka tak setuju dengan pernyataan tersebut. Tapi kenyataannya ialah apabila manusia bersahabat dengan alam, gempa mutakhir itu hanyalah kejadian biasa saja. Itulah tandanya kalau bumi ini hayati dan bergoyang-goyang sehingga gempa mutakhir pun harusnya disikapi dengan tenang dan tak perlu panik berlebihan. Pikirkan saja bagaimana membangun rumah nan anti gempa dan terbuat dari bahan nan tak menyakiti tubuh manusia.

Apa nan membuat banyak jatuhnya korban jiwa dan mal ialah sebab bentuk bangunan dan bahan bangunan serta cara membangunlah nan harus mendapatkan perhatian lebih. Perhatikanlah orang-orang nan tinggal di bangunan anti gempa, saat gempa mutakhir terjadi, mereka hanya mengalami dan merasakan goyangan saja dan tak terluka. Korban nan jatuh kebanyakan memang sebab tertimpa bahan bangunan dan mengalami kecelakaan ketika mengendarai mobil atau motor.

Masyarakat Jepang ialah contoh nan sangat tepat bagaimana bersahabat dengan gempa. Mereka sangat siap menghadapi gempa mutakhir dengan kekuatan berapa pun. Malahan ada sebuah warta nan mengatakan kalau pemerintahan Jepang telah mempersiapkan sebuah kota cadangan nan sangat mirip dengan Tokyo. Kota cadangan itu berjarak sekira 400 meter dari Tokyo dan dibangun sangat mirip dengan Tokyo. Jadi kalau Tokyo hancur oleh gempa mutakhir atau tsunami, kota cadangan itu akan difungsikan. Dengan demikian, perekonomian dan pemerintahan Jepang tak akan lumpuh dan terganggu oleh gempa mutakhir nan mungkin akan meluluhlantakkan Tokyo. Suatu pemikiran nan sangat luar biasa.

Jepang nan terkenal dengan teknologinya itu tak hanya berkoar bahwa mereka bersiap siaga menghadapi gempa terkini. Tapi persiapan itu dibuktikan dengan memperbaiki jalan-jalan nan porak poranda oleh gempa dan tsunami pada bulan Maret itu, hanya dalam tempo waktu 6 hari saja. Bandingkan dengan Indonesia nan memperbaiki sebuah jembatan gantung nan ada di beberapa daerah termasuk nan ada di Banten saja tak mampu. Padahal beritanya sudah sampai ke luar negeri.

Sepertinya pemerintahan negeri nan katanya kaya ini belum juga bergerak sebelum adanya 'goyangan gempa terkini' seluruh lapisan masyarakat melalui gerakan konkret dan melalui pemberitaan nan masif sehingga pemerintah merasa malu hati tak mengucurkan dana. Padahal setiap hari puluhan nyawa anak-anak penerus bangsa bertaruh nyawa melewati genre sungai nan deras dari atas dawai jembatan nan hanya seutas. Biaya miliaran dikeluarkan demi renovasi gedung DPR tapi biaya nan hanya sekitar Rp 200 juta buat sebuah jembatan gantung susah sekali dikeluarkan.

Walaupun sebenarnya masyakarat tak dapat juga terlalu bergantung pada pemerintah dalam menghadapi gempa terkini, tetap saja pemerintah harus lebih sigap dan terus berusaha menemukan jalan memberikan donasi sesegera mungkin apabila ada korban nan jatuh dari kejadian gempa mutakhir tersebut. Adanya kolaborasi dan koordinasi nan harmonis dan serasi akan membuat gempa terkini bukanlah hal luar biasa nan harus membuat jantung berdebar kencang nan membuat panik seluruh negeri.