Sistem Peringatan Tsunami Internasional

Sistem Peringatan Tsunami Internasional

Sistem peringatan tsunami sangat krusial buat segera dipublikasikan kepada masyarakat nan dianggap rawan akan terjadi tsunami, seperti di wilayah pesisir pantai barat Sumatera, pesisir pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara, dsb. Sistem peringatan ini sangat diperlukan supaya masyarakat di daerah titik rawan bala tidak lagi gugup ketika tsunami menerjang daerahnya.

Secara prinsipil, sistem peringatan dini tsunami ini terdiri dari dua elemen pokok nan mendukungnya. Pertama, sensor gempa nan berfungsi dalam pendeteksian dini ketika terjadi getaran gempa nan berpotensi menimbulkan tsunami. Sensor ini akan diteruskan oleh alat bantu kedua, yakni infrastruktur jaringan komunikasi buat selanjutnya memberikan informasi kepada warga sekitar bahwa bahaya tsunami sedang mengintai, diharapkan buat waspada.



Penyebab Terjadinya Tsunami

Tsunami datang sebagai rangkaian gelombang nan bisa terjadi dalam waktu lima menit sampai satu jam, ataupun jarak dalam waktu tersebut. Gelombang pertama belum tentu nan paling berbahaya. Ukuran gelombang bisa berbeda di lokasi nan berbeda. Gelombang tsunami nan sampai di daratan akan menyapu dan menghancurkan semuanya.

Terjadinya tsunami bisa diakibatkan sebab adanya gangguan nan membuat perpindahan sejumlah air. Gangguan tersebut bisa berupa gempa bumi, letusan gunung berapi, tanah longsor, atau meteor nan jatuh ke bumi.

Akan tetapi, penyebab terjadinya tsunami sebagian besar diakibatkan sebab adanya gempa bumi nan terjadi di dasar laut. Beberapa tsunami di dalam catatan sejarah diakibatkan sebab letusan gunung, seperti tsunami nan terjadi di Selat Sunda sebab adanya letusan Gunung Krakatau.

Tsunami terjadi sebab adanya gerakan vertikal pada kerak bumi. Akibatnya, permukaan di dasar bahari menjadi berubah, permukaan dasar bahari menjadi naik atau turun. Hal tersebut mengakibatkan gangguan ekuilibrium air nan berada di atas permukaan dasar bahari tersebut.

Gangguan tersebut mengakibatkan terjadinya genre energi air bahari dan menyebabkan terjadinya tsunami berupa gelombang tinggi nan menghantam daratan.

Gelombang tsunami mempunyai kecepatan bhineka sinkron dengan kedalaman bahari di mana gelombang tersebut terjadi. Kecepatan gelombang tsunami bisa mencapai ratusan kilometer per jam.

Pada saat gelombang tsunami mulai mencapai pantai, kecepatan gelombangnya akan berkurang sekitar 50 kilo meter per jam. Akan tetapi, energi nan dibawanya akan merusak hingga beberapa meter.

Tinggin gelombangnya semakin naik, ketika mendekati daratan. Tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter sebab terjadi penumpukan masa air. Pada waktu tsunami mencapai pantai, maka gelombang tersebut akan menghantam daratan dan menyapu higienis semua nan ada di daratan. Sapuan dampak gelombang tsunami tersebut bisa mencapai beberapa kilo meter dari garis pantai.

Selain itu, tanah longsor nan terjadi di dasar bahari juga bisa mengakibatkan terjadinya gelombang tsunami sebab tanah longsor tersebut mengganggu air laut. Begitu juga dengan meteor nan jatuh ke bumi. Apabila meteor nan jatuh ke bumi ini cukup besar, maka potensi terjadinya tsunami sangat besar. Tsunami nan paling banyak terjadi ialah dampak dari adanya gempa di dasar laut. Tetapi, tak semua gempa nan ada di dasar bahari akan menyebabkan tsunami.

Pengetahuan tentang pengertian tsunami juga harus dilengkapi dengan tanda-tanda atau penyebab terjadinya tsunami. Agar dapat terhindar dari bahaya tsunami, kita harus mengetahui ciri-ciri gejala alam nan akan menimbulkan tsunami. Di antaranya ialah surutnya permukaan bahari setelah terjadinya gempa besar hingga terlihat dasar laut.

Biasanya setelah hal ini terjadi, maka gelombang air bahari akan menghantam dengan kekuatan sangat besar. Adapun penyebab dan tanda-tanda terjadinya tsunami antara lain sebagai berikut.



1. Gempa Bumi

Sebuah gempa lokal seringkali merupakan peringatan pertama tsunami. Jika kita merasakan gempa di daerah rawan tsunami, dan mendengarkan peringatan dari radio atau TV, kita bersiap buat pergi ke loka nan lebih tinggi.



2. Surut Samudera

Tanda lain dari tsunami ialah kenaikan tidak terduga atau surutnya air bahari dari ketinggian biasanya. Air bahari surut dengan cepat, terlihatnya dasar laut, terumbu karang dan ikan merupakan pertanda bahwa gelombang besar dalam perjalanan. Bila ini terjadi, kita harus segera pergi menuju tanah tinggi atau minimal 4 mil dari pantai.



3. Suara Gemuruh

Sebuah tsunami nan sedang mendekati menciptakan suara keras seperti sebuah kereta atau pesawat jet. Suaranya begitu bergemuruh. Jika Anda mendengar suara ini tanpa alasan apapun, kemungkinan besar itu ialah tsunami nan sedang mendekati daratan. Cepat siaga dan segera pergi ke dataran nan lebih tinggi atau daerah nan jauh dari pantai.

Jika melihat tanda-tanda seperti ini, kita harus mencari loka tinggi buat berlindung, di antaranya dengan naik ke atas bukit atau dengan menaiki gedung nan tinggi.



Dua Sistem Peringatan Tsunami

Alat peringatan dini tsunami ini dikenal ada dua macam: sistem peringatan dini tsunami internasional dan regional. Prinsipnya bahwa kecepatan gelombang tsunami berkecepatan antara 500 sampai dengan 1000 km/jam atau 0,14-0,28 km/ detik nan menerjang di perairan terbuka.

Gempa bumi dapat dideteksi dengan secepatnya sebab kecepatannya melebihi gelombang tsunami, yakni 14.400 km/jam. Berbekal analisa tadi bahwa getaran gempa nan lebih cepat ketimbang gelombang tsunami nan akan datang kemudian menerjang pantai. Sistem peringatan ini dibuat dengan mendeteksi terlebih dahulu getaran gempa nan langsung diinformasikan kepada masyarakat.

Meski demikian, bukan berati permasalahan dengan simplistis beres begitu saja. Sampai sebuah model canggih dan valid ditemukan buat bisa melakukan prediksi secara tepat dan seksama di mana ketika gempa terjadi di bahari akan disusul dengan tsunami.

Model sekarang hanya dapat digunakan buat sekadar sistem peringatan nan alakadarnya saja. Oleh karenanya, biar lebih tepat pemantauan di pinggir pantai tetap harus dilakukan secara intens dengan sensor dasar bahari secara realtime.

Sistem peringatan dini buat tsunami dipasang buat memberikan peringatan kepada warga akan datangnya tsunami. Di Indonesia sendiri, sistem peringatan tsunami dikembangkan oleh BMKG (Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika) bersama dengan instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi non pemerintah, dan negara-negara donor.

Dengan sistem peringatan dini buat tsunami ini, diharapkan pemberitahuan tentang adanya bahaya tsunami bias, diberikan maksimal 5 menit setelah gempa bumi terjadi.

Sistem peringatan dini tsunami ini bekerja dengan cara merekam terjadinya gempa dengan menggunakan seismograf , yaitu alat pencatat gempa, nan kemudian hasil catatan gempa ini akan dikirimkan ke BMKG pusat nan ada di Jakarta menggunakan satelit.

Data ini kemudian diolah oleh BMKG menggunakan peralatan canggih dan apabila data nan dihasilkan memberitahukan akan datangnya tsunami, BMKG akan memberikan hasil pengolahan data ini kepada masyarakat melalui pemerintah daerah dan media.

Selain itu, peringatan tentang adanya bahaya tsunami juga dikirimkan melalui SMS, Faximilie, telepon, Ranet (radio internet), FM RDS (Radio Data System), dan juga melalui website resmi BMG, yaitu www.bmg.go.id .

Indonesia sebagai negara kepulauan sekaligus rawan bala tsunami harus mempunyai sistem ini. Mungkin sudah ada beberapa nan dipasang, tapi sejauh ini, belum berfungsi optimal.

Terbukti, tsunami di Kepulauan Mentawai belum dapat dideteksi buat diumumkan kepada masyarakat setempat. Akibatnya, datangnya tsunami tak disadari dan akhirnya memakan korban nan tidak sedikit. Lebih dari 100 orang meninggal dan 500 lebih orang dinyatakan hilang. Jadi, Indonesia harus lebih melengkapi atau memasang tanda peringatan dini tsunami nan lebih canggih.



Sistem Peringatan Tsunami Internasional

1. Di Samudera Pasifik

Untuk pemantauan tsunami di Samudera Pasifik dilakukan oleh Pasific Tsunami Warning Center (Pusat Peringatan Dini Tsunami Pasifik) milik Amerika Perkumpulan (AS) nan dikendalikan oleh NOOA. Fasilitas ini mulai beroperasi pada 1949 pasca terjadinya gempa bumi dan disusul dengan tsunami di Pulau Aleutian dan menewaskan 165 korban di Hawaii dan Alaska.

UNESCO lewat Komisi Antarpemerintah buat Oseanografi bertindak melakukan kordinasi taraf internasional melalui Kelompok Koordinasi Intrenasional buat Sistem Peringatan Dini Tsunami di Samudera Pasifik.



2. Di Samudera Hindia

Tsunami terjadi di Samudera Hindia nan memakan lebih dari 20.000 orang (termasuk Indonesia, Aceh). Karena kejadian itu, PBB dalam konferensinya di Kobe Jepang memutuskan buat membangun sistem peringatan dini tsunami dini di Samudera Hindia.



3. Di Bahari Mediterania dan Atlantik Timur

Resolusi XXIII dihasilkan di Roma, Italia. Dalam rendezvous Kelompok Kordinasi Antarpemerintah buat Sistem Peringatan Dini Tsunami nan digelar UNESCO diputuskan buat membagun sistem peringatan dini tsunami buat wilayah Atlantik Timur, Bahari Mediterania, dan wilayah sekitarnya.

Dari pengalaman di lapangan, media nan paling efektif buat memberitahukan peringatan tsunami ini ialah radio. Karena itu, masyarakat di sekitar pantai nan berpeluang sangat besar terkena tsunami ini disarankan memiliki radio FM nan dapat digunakan buat mengetahui adanya bahaya tsunami. Semoga bermanfaat.