Berebut Loka Duduk

Berebut Loka Duduk

Apabila melihat antusiasme masyarakat generik dalam menggunakan jasa penerbangan domestik , sepertinya hasil penelitian nan mengatakan bahwa perekonomian Indonesia meningkat, sahih adanya. Peningkatan perekonomian Indonesia sejalan dengan peningkatan perekonomian masyarakatnya.

Melakukan perjalanan dengan maskapai penerbangan sangat mengasyikkan. Meski dari segi harga tak semurah dengan transportasi darat, tetapi dari segi waktu menggunakan maskapai penerbangan lebih efisien dan fleksibel. Soal hambatan waktu tak menjadi soal jika melakukan perjalanan dengan maskapai penerbangan.



Penerbangan Dulu VS Penerbangan Sekarang

Di masa-masa dulu mereka nan naik pesawat hanyalah terbatas pada orang-orang dari kalangan atas. Namun sekarang, hampir semua kalangan dapat naik pesawat. Walaupun harga tiket tak semurah empat tahun nan lalu (tiket bukan promo), hal tersebut tak mengurangi minat masyarakat Indonesia buat naik pesawat.

Apabila dulu orang masih berpikir dua kali buat mencoba naik pesawat, sebab masih ada selisih antara ongkos naik pesawat dengan ongkos naik bis. Maka tentu saja masyarakat biasa lebih bahagia memilih menggunakan bis, sebab selisih rupiah nan ada. Tapi kini, ongkos naik bis dan pesawat hampir sama saja, maka orang pun berduyun-duyun memilih perjalanan melalui udara.

Penerbangan domestik juga kini mulai terasa familiar bagi hampir semua kalangan. Baik bagi karyawan nan bekerja di Perusahaan Kapital Asing (PMA), maupun di kalangan militer dan pelajar. Jika dulu jumlah maskapai penerbangan masih terbatas, hanya terbatas pada Garuda dan Merpati saja, saat ini sudah tersedia banyak pilihan maskapai penerbangan. Sehingga, kita dapat lebih leluasa buat memilih maskapai penerbangan mana nan kita inginkan dan sinkron dengan kemampuan kita.

Bila dilihat dari perkembangannya sejak dulu hingga sekarang cukup signifikan. Penerbangan domestik merupakan kebutuhan masyarakat sekarang ini. Peluang itulah nan menjadi landasan dan dasar bagi maskapai penerbangan buat melebarkan sayapnya lagi. Potensi kekayaan dan estetika alam Indonesia juga turut menjadi faktor nan mendorong banyaknya jumlah maskapai penerbangan di Indonesia.



Lebih Nyaman dari Penerbangan Amerika

Percaya tak percaya. Penerbangan domestik Indonesia ternyata lebih nyaman daripada penerbangan domestik Amerika. Ini bukannya imajinasi belaka. Kondisi ini dituturkan oleh orang-orang nan sering bepergian dengan pesawat di Amerika.

Kata mereka, ketidaknyamanan itu diawali dengan inspeksi nan super ketat. Mau dikata apa, sejak peristiwa 11 September 2001, penerbangan Amerika seakan terus dihantui fobia teror teroris. Ternyata ketidaknyamanan itu bukan hanya buat penerbangan domestik, tapi juga penerbangan internasional menuju Amerika.

Mata para petugas keamanan tak berkedip terutama bila mengamati orang-orang nan berasal dari negara daftar hitam, seperti Pakistan dan Indonesia. Pramugarinya pun tidak seramah dan secantik pramugari di penerbangan domestik Indonesia. Intinya, kalau mau naik pesawat, jangan berharap banyak. Kalau mengharapkan pelayanan nan bagus, lebih baik pergi ke hotel saja.

Bila diperhatikan memang sebaiknya lebih nyaman melakukan penerbangan di Indonesia. faktor kenyamanan merupakan kunci primer mengapa orang memilih menggunkan pesawat sebagai wahana transportasinya. Inspeksi nan ketat itu sangat penting, tetapi jika terlalu detail dan menyamaratakan semua orang akan menimbulkan masalah, membuat penumpang pun tak nyaman.

Sama seperti kita dituduh melakukan perbuatan nan tak pernah kita lakukan, lalu kita diperiksa dan dicurigai seolah-olah kita melakukan tindak kriminal, tentu saja tak nyaman bukan? Nah, hal itu menjadi salah satu pemikiran dan masukan bagi penerbangan domestik dalam meningkatkan pelayanan di Indonesia.



Berebut Loka Duduk

Mau mendapatkan kursi nomor 1-10? Datanglah ke bandara dan langsung check in dua jam atau satu setengah jam sebelumnya. Terutama kalau naik pesawat pada jam-jam padat, seperti pagi dan agak siang hari.

Bagi sebagian orang, mendapatkan kursi di atas angka 15, kurang nyaman. Apalagi, kalau dekat mesin pesawat. Kalau buat pesawat model Air Bus, duduk di kursi nomor belasan mungkin masih nyaman. Tapi kalau pesawat Boeing, kadang sudah tak nyaman lagi.

Jika Anda ingin mendapat loka duduk nan nyaman ya sudah dapat dipastikan Anda harus melakukan check in dua jam sebelumnya. Ini sebenarnya jadi salah satu hambatan jika saja dalam tiket sudah tercantum loka duduk. Tetapi ini juga menjadi salah satu terapi untuk penumpang nan suka molor dan tak tepat waktu, supaya dapat lebih memaksimalkan waktu. Tidak sporadis sering terjadi pesawat belum dapat tinggal landas sebab menunggu penumpang nan terlambat.



Panjangkan Urat Sabar

Dikarena semua kalangan dapat naik pesawat, maka bagi nan sudah terbiasa naik pesawat penerbangan domestik, hendaknya memanjangkan urat sabar. Bau pesawat kadang tak ada bedanya dengan bau bus antarkota antarprovinsi. Minyak angin pun mulai tercium mulai dari ruang tunggu hingga masuk pesawat.

Selain itu, ketidaktahuan para penumpang pemula sering membuat keki. Ketika pesawat landing , ada beberapa penumpang pemula nan langsung berdiri seperti hendak turun dari bus. Kadang sudah ada nan sibuk menurunkan barang bawaan nan ada di bagasi atas. Petugas nan ada di pesawat harus dengan telaten mengingatkan agar para penumpang pemula itu bersabar dan tak berdiri hingga pesawat benar-benar berhenti.

Selain itu, ada saja penumpang nan bandel dan masih saja mengaktifkan handphone -nya walaupun sudah berada di dalam pesawat. Belum lagi barang bawaan nan bejibun yang tetap ditenteng ke pesawat. Bahkan harus meletakkan barang bawaannya di bawah kursi nan tentu saja mengganggu penumpang lainnya.



Keingintahuan nan Tinggi

Banyaknya penumpang anak-anak juga membuat kelucuan tersendiri. Mereka akan selalu bergerak buat sekadar memegang benda-benda nan baru dilihatnya. Misalnya, memainkan AC, bolak-balik ke toilet, berdiri dan menari-nari di loka duduk saat diperbolehkan melepas sabuk pengaman, dan mengotak-atik peralatan nan ada di depan matanya.

Bagi nan ingin sejenak beristirahat selama perjalanan, suasana ini cukup mengganggu. Anmun, bagi nan mempunyai taraf pengertian nan tinggi, hal seperti itu dianggap sebagai bagian dari global anak.



Serba-Serbi Masalah Penerbangan Domestik

Selain masalah klasik seperti mencari posisi loka duduk nan nyaman, seperti layaknya bepergian dengan bis; maka masalah harga tiket juga sering menjadi persoalan unik. Bagi para pelaku bisnis maupun kaum eksekutif, bepergian dengan pesawat terbang mungkin merupakan hal nan biasa dan rutin dilakukan. Namun tak demikian halnya dengan masyarakat biasa umumnya.

Hingga terkadang memunculkan beberapa persoalan nan cukup lucu. Semisal urusan booking tiket pesawat. Kadangkala bagi sebagian penumpang di Indonesia, menganggap membeli tiket pesawat seperti halnya membeli cabai merah di pasar, sehingga bisa ditawar.

Atau masalah keterlambatan penumpang saat boarding , dan kemudian melayangkan complain kepada perusahaan dan petugas penerbangan. Padahal kesalahan tersebut ialah diakibatkan sebab ketidakdisiplinan si calon penumpang itu sendiri.

Hal nan dikeluhkan lainnya oleh para pelaku bisnis penerbangan ini, sering muncul dari bagian penjualan tiket di bandara ataupun biro ticketing nan menjual tiket-tiket pesawat. Karena dua kelompok ini harus sering bersabar, ketika melayani banyaknya kemauan para calon penumpang nan beraneka. Mulai dari minta dicekkan harga tiket pesawat selama satu minggu, minta dicarikan harga tiket pesawat nan paling murah, minta dicarikan jadwal penerbangan nan di luar jadwal penerbangan nan ada, dan sebagainya.

Namun persoalan seperti ini ialah persoalan biasa, nan memang harus dihadapi. Dan semua pihak harus mulai moved on , menuju perubahan sistem dan teknologi. Dan dapat menerima segala jenis perubahan dalam sisi nan positif tentunya.

Apabila Anda termasuk dalam kelompok penumpang pemula pada perjalanan dengan menggunakan pesawat terbang, maka mulailah mencoba bersikap saling menghargai antara petugas dan diri Anda sebagai calon penumpang. Disiplin Anda dan etika dalam berkomunikasi ketika memesan atau membeli tiket pesawat, harus sepadan dengan kemampuan Anda dalam membeli tiket pesawat nan tak murah itu.

Meski sahih pemeo tentang pembeli ialah raja, pelanggan ialah nan utama, namun Anda pun harus ingat bahwa petugas di bandara juga ialah manusia. Sehingga disiplin dan etika itu bukan lagi menjadi milik sebagian orang, namun menjadi hak dan kewajiban setiap orang nan sama-sama berkontribusi dalam penerbangan domestik Indonesia tentunya.

Itulah sekelumit tentang penerbangan domestik Indonesia. Kini bagaimana menurut Anda?