Kelompok Gramedia Salah Satu Investor

Kelompok Gramedia Salah Satu Investor

Pembangunan jalan tol dimaksudkan buat mempercepat waktu tempuh dan menghindari kemacetan. Demikian juga dengan dibangunnya Tol Cinere Jagorawi termin I. Planning pembangunan jalan Tol Cinere Jagorawi ini pada awalnya hampir tak dapat dilanjutkan sehubungan dengan masalah pembebasan tanah warga nan belum tunas.

Akan tetapi, masalah tersebut dapat diselesaikan tanpa gejolak berarti, sehingga pembangunan Tol Cinere Jagorawi termin 1 dapat diselesaikan dan sekarang sedang mempersiapkan pembangunan Tol Cinere Jagorawi termin 2. Termin 1 pembangunan tol inimenghubungkan ruas dari Jalan Gas Alam – Cisalak – Depok sepanjang 3,7 km.

Ruas Tol Cinere Jagorawi ini salah satu solusi mengatasi stagnasi nan sudah langganan terjadi di Jalan Raya Bogor baik ke arah Bogor maupun ke arah Depok, terutama pada jam-jam sibuk pagi, siang, dan sore hari.

Ruas Tol Cinere Jagorawi ini dibagi dalam dua termin pembangunan nan kesemuanya diharapkan selesai pada akhir 2014 nanti. Ruas pertama nan telah diselesaikan yakni Jalan Gas Alam-Cisalak-Depok, dan termin 2 nan dalam proses pengerjaannya ialah dari Cisalak-Depok-Cinere. Ruas ini sinkron dengan namanya akan berjumpa dengan ruas Jagorawi.

Dengan diselesaikannya pembangunan proyek tol ini, warga dari Cinere nan akan ke Bogor akan terhindar dari stagnasi rutin di Cisalak, Depok. Demikian pula sebaliknya, warga dari Bogor nan akan Cinere, tidak perlu melewati Depok lagi.

Wilayah Depok dan Cinere merupakan penyangga ibu kota Jakarta. Setiap hari warga Depok, Cinere dan Bogor banyak nan beraktivitas di ibukota Jakarta sehingga stagnasi pada jam-jam sibuk sudah rutin terjadi. Tentu saja dengan kehadiran ruas Tol Cinere Jagorawi, akan memperingan kemaceta sekalipun buat itu warga harus mempersiapkan ongkos tambahan buat membayar tol.

Tapi tentu saja mengeluarkan uang buat membayar tol akan dianggap wajar apabila sukses mempersingkat waktu tempuh. Daripada duit dibuang percuma sebab terjebak kemacetan, tentu lebih baik dipergunakan buat membayar tol.

Namun jangan sampai terulang kejadian rutin di tol dalam kota Jakarta, sudah membayar mahal, masih macet pula. Tidak tanggung-tanggung stagnasi di tol dalam kota Jakarta dapat berpuluh kilometer panjangnya.



Tahap 2 Tol Cinere Jagorawi

PT Translingkar Kita Jaya sebagai pemegang konsesi Tol Cinere Jagorawi telah mempersipkan buat melaksanakan pembangunan termin 2 tol ini akan menghubungkan ruas Jalan Raya Bogor – Kukusan dan Beji kurang lebih sepanjang 5,5 kilometer. Pembangunan itu sendiri akan dilakukan tak sampai menunggu penyelesaian pembebasan huma terlebih dahulu.

Manajemen PT Translingkar Kita Jaya mengambil kebijakan, pembangunan dilakukan, pembebasan huma pun terus diselesaikan. Pada saat pembangunan termin 2 Tol Cinere Jagorawi ini, manejemen baru menyelesaikan pembebasan tanah setengahnya.

Karena itulah ditempuh cara, pembangunan diteruskan pada bidang tanah nan sudah dibebaskan sambil menunggu penyelesaian huma lainnya. Kalau ditunggu sampai benar-benar pembebasan tanah selesai seratus prosen, pembangunan termin 2 ruas ini tak akan mencapai sasaran nan ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum.

Anggaran nan dialokasikan buat membayar pembebasan tanah dari pemerintah memang sudah cair, tinggal penyelesaiannya saja. Namun seperti ketika digulirkan planning pembangunan termin 1 ruas Tol Cinere Jagorawi sebelumnya, masalah nan paling ialah pada saat pembebasan lahan. Proses pembebasan huma sering berlarut-larut sebab ada pihak eksklusif nan menuntut ganti rugi terlalu tinggi dibanding dengan harga nan ada di pasaran.

Bahkan, sering terjadi pula hanya gara-gara satu orang nan tak setuju dengan harga nan ditawarkan, semua warga nan sudah menyetujui pun ikut-ikut minta diperbaiki besaran ganti ruginya. Pembangunan termin 2 ruas ini dimulai dengan membangun jembatan buat menyeberangi Jalan Raya Bogor.

Pembangunan jembatan ini akan dilakukan di atas huma nan benar-benar sudah bebas. Ke depannya, bila pembangunan termin 2 ruas tol ini, posisi jalan tolnya mirip dengan ruas Tol Tb Simatupang-Pasar Rebo yakni jalan tol berada di bawah sedangkan jalan arteri ada di atas., terutama pada saat melintasi Jalan Raya Bogor.



Kelompok Gramedia Salah Satu Investor

Ada nan tidak biasa pada saat peresmian dibukanya termin pertama ruas Tol Cinere Jagorawi, yaitu kehadiran Presiden Direktur Kompas Gramedia Grup, Jakob Oetama. Usut punya usut ternyata Kelompok Usaha Kompas Gramedia ini salah satu investor dalam pembangunan ruas tol ini. Termin 1 ruas tol ini sepanjang 3,7 km ini merupakan bagian dari jaringan jalan tol secara nasional. Pada ruas tol Cinere-Jagorawi termin 1 ini terdapat 4 gerbang tol.

Pemerintah Kota Depok sebagai pemilik wilayah Tol Cinere Jagorawi mengharapkan, pembangunan ruas tol ini akan semakin memperlancar arus lalu lintas di wilayahnya, sehingga memberi kontribusi positif bagi kepentingan masyarakat Depok khususnya dan umumnya masyarakat nan akan masuk dan keluar ke wilayah Kota Depok.

Bagi pemerintah Kota Depok, pembangunan ruas Tol Cinere-Jagorawi merupakan bagian dari upaya pemerataan pembangunan dan pengembangan wilayah di Kota Depok. Ke depannya diharapkan akan memacu pula pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah penyangga ibukota yaitu Bogor-Depok-Bekasi-Tangerang.

Sebuah planning nan positif tentu saja dan perlu didukung oleh seluruh elemen masyarakat, termasuk juga para pemilik huma nan terkena proyek pembangunan Tol Cinere-Jagorawi ini. Keikhlasan menerima keberadaan proyek tersebut dengan tak semata-mata memperhitungkan uang ganti rugi, tentu saja akan dicatat sebagai amal baik sebab telah memperlancar dan mendahulukan kepentingan orang banyak.

Pembangunan termin 2 ruas Tol Cinere Jagorawi ini ialah menghubungkan ruas Jalan Raya Bogor dan Kukusan nan panjangnya lebih kurang 5,5 kilometer. Jika pembangunan termin 2 ruas Tol Cinere-Jagorawi selesai, wilayah Bogor-Bekasi-UI Depok akan saling terhubung dengan Tol Cinere-Jagorawi ini.

Bisa dibayangkan bila ruas Tol Cinere-Jagorawi ini selesai, kantong-kantong kemacaten nan ada di wilayah Depok ini baik nan menuju Jakarta maupun nan menuju Bogor, dengan sendirinya akan mulai terurai.

Tapi, hal itu akan berlangsung lama bila tetap memperhitungkan rasio antara penambahan panjang jalan dengan penambahan jumlah kendaraan. Bila hal ini tak diperhitungkan dengan cermat, bukan hal mustahil kejadian di ruas Tol Dalam Kota Jakarta akan terulang di ruas Tol Cinere-Jagorawi ini.

Pembangunan termin 2 ruas Tol Cinere-Jagorawi nan dilaksanakan pada saat pembebasan huma belum tuntas seratus prosen, memang bukan tanpa resiko. Hal ini diakui oleh Direktur Primer PT. Translingkar Kita Jaya. Karenanya pembangunan termin 2 ruas Tol Cinere-Jagorawi ini, dimulai dengan membangun jembatan spesifik bagian struktur jembatan sebab selama ini terbukti pembangunan bagian inilah nan paling lama.

Pembangunan struktur jembatan nan ada di beberapa titik ini, akan dimulai pada huma nan benar-benar pembebasan tanahnya telah selesai seratus prosen. Sambil menunggu pengerjaan ini, manajemen akan terus berupaya menyelesaikan pembebasan huma lainnya.

Tentu saja anggapan dari menajemen PT Translingkar Kita Jaya ini bila pembebasan tanah akan benar-benar selesai sinkron dengan jadwal. Namun bila terjadi masalah nan menyebabkan penyelesaian pembebasan tanah menjadi molor dari waktu nan telah ditentukan, akan ditempuh planning lainnya.

Hanya saja, siapa pun nan terlibat di dalam pembangunan ruas Tol Cinere Jagorawi ini mengharap, penyelesaian pembebasan huma akan selesai tepat sinkron jadwal dan tak akan ada satu dua pemilik huma nan tetap ngotot dengan harga ganti rugi nan diinginkan. Kalaupun itu terjadi, seperti dijelaskan manajemen akan menempuh planning lainnya.

Barangkali salah satu planning lain itu ialah memenuhi permintaan pemilik huma dengan harga sinkron permintaan. Kalapun ini terjadi, tentu saja aturan pembebasan huma tak akan terlalu membengkak