Perbedaan Antara Syntax dan Morfologi

Perbedaan Antara Syntax dan Morfologi

Morfologi ialah bidang linguistik nan difokuskan pada studi tentang bentuk dan pembentukan kata dalam bahasa. Morfem ialah unit terkecil terpisahkan dari bahasa nan mempertahankan maknanya sendiri. Anda yang belajar morfologi akan memahami bahwa anggaran morfologi dalam bahasa cenderung relatif.

Oleh sebab itu, jika seseorang melihat benda morfem buat pertama kalinya, misalnya kita bisa menyimpulkan bahwa itu kemungkinan terkait dengan morfem kata lain nan membentuknya.

Fokus studi tentang morfem , atau unit terkecil nan bermakna dalam suatu bahasa. Morfem bisa mengubah kata dari satu kategori gramatikal nan lain, seperti kata kerja tari-menari ke kata benda tari yapong.

Morfem bebas leksikal dan eksis sebagai kata-kata independen, misalnya “zebra”, walaupun makna morfem secara gramatikal bebas. Namun, tak dalam kata itu, misalnya tak bebas dalam fungsinya. Morfem akan terikat oleh imbuhan, akhiran kata kerja, dan bentuk jamak.

Awalan ialah unit morfemis nan inheren pada awal kata dasar buat memberikan arti nan berbeda, dan ada puluhan prefiks dalam bahasa. Misalnya, kata serapan “Regulasi” di mana “Re” ini akan menunjukkan tindakan berulang, melakukan sesuatu lagi dan lagi sehingga menghidupkan kembali wahana buat membawa sesuatu kembali ke posisi aktif.

Makna lebih jauh tentang aktif juga mengandung ‘perbedaan dari bentuk awal’ kata regulasi, bukan berarti mengulang tindakan dengan hasil ide atau pemikiran nan sama, sebaliknya akan berarti sebaliknya, ada perubahan besar pada suatu peraturan nan diregulasi.

Ada tiga jenis primer dari morfologi, yaitu sebagai berikut.

1. Polysynthetic, nan berarti bahwa kata-kata nan terdiri dari morfem saling terhubung. Salah satu jenis bahasa polysynthetic ialah bahasa fusional atau infleksi, di mana morfem diperas bersama-sama dan sering berubah secara dramatis dalam proses.

2. Bahasa Inggris ialah contoh nan baik dari bahasa fungsional. Jenis lain dari bahasa polysynthetic ialah bahasa aglutinatif, di mana morfem terhubung, namun tetap lebih atau kurang tak berubah dalam banyak bahasa asli, baik Indonesia, Swahili, Jepang, Jerman dan Hungaria nan ikut menunjukkan makna sama.

3. Di ujung lain dari spektrum ialah analitik atau mengisolasi bahasa, di mana sebagian besar kata morfem tetap independen. Bahasa Mandarin ialah contoh terbaik bentuk dari ini. Belajar morfologi akan memahami bagaiman tiap jenis bahasa akan saling berhubungan satu sama lain juga.



Morfologi Inflektif

Untuk pakar bahasa , morfologi infleksional ialah studi tentang bagaimana infleksi, atau perubahan bentuk nan paling dasar dari sebuah kata, perubahan makna.

Apakah kata mendapatkan atau menghilangkan awalan atau akhiran, mengalami suatu vokal internal atau perubahan konsonan sehingga bentuknya menjadi jamak, atau jika tak berubah ialah nan dapat disebut sebagai morfologi infleksional.

Morfologi infleksional bukan hanya tentang mengubah kata ke kata lain dengan awalan dan akhiran. Karena ini juga bisa melibatkan perubahan vokal internal nan memengaruhi makna.

Misalnya, kata saya menyanyi setiap hari (Inggris Sing) dapat berarti bahwa saya juga bernyanyi di hari ini, aku bernyanyi kemarin, dan aku akan menyanyi besok, aku selalu selalu memiliki waktu bernyanyi .

Berbeda dengan saya telah bernyanyi setiap hari (Inggris Sang) berarti bahwa, di masa lalu, ada periode waktu di mana aku bernyanyi setiap hari, tetapi hal ini dapat jadi tak lagi dilakukan. Perubahan satu huruf di atas kertas atau suara dalam genre linguistik membuat disparitas besar dalam apa nan dimaksud.



Morfologi Derivatif

Morfologi afiksasi ialah proses di mana satu kata diubah menjadi kata lain. Proses ini dapat terlihat pada kata, seperti 'nasional' dan menambahkan awalan, akhiran atau infiks buat membuat sebuah kata baru seperti 'internasional' atau 'nasionalitas’.

Fragmen nan ditambahkan kepada kata tersebut disebut morfem dan akhirnya menjadikan morfologi. Ada banyak morfem generik dalam bahasa Inggris. Perubahan tersebut disebut juga sebagai morfologi afiksasi nan digunakan buat mengkonversi kata benda, kata sifat, dan kata kerja menjadi berubah satu sama lain.

Menggunakan kata nan ada buat membuat sebuah kata baru nan disebut derivasi. Istilah terjadi sebab arti kata baru turunan berada jauh dari makna aslinya, dan terpisah pula dari infleksi nan sekedar menambahkan huruf tambahan, atau bukan morfem, buat sebuah kata nan berubah fungsi gramatikalnya.

Dalam hal ini, mengubah 'nasional' buat 'menasionalisasi' ialah derivasi, tetapi mengubah 'menasionalisasi' ke 'nasionalisasi' atau 'dinasionalisasi' ialah infleksi dan bukan derivasi.

Ada banyak kombinasi morfologi derivasi, seperti memutar verba menjadi adjektiva atau kata benda. Adjektiva bisa dikonversi menjadi kata keterangan, kata benda, kata kerja dan adjektiva lainnya. Kata benda bisa diubah menjadi kata kerja dan kata sifat.

Hal ini dimungkinkan buat setiap kelas buat dikonversi menjadi kata lain di kelas nan sama, seperti 'merah' dan 'kemerahan’. Kemampuan derivatif akhirnya ialah kemampuan buat mengubah kelas satu kata ke kelas lain nan menjadi sisi fleksibilitas dalam bahasa.



Perbedaan Antara Syntax dan Morfologi

Perbedaan antara sintaks dan morfologi ialah bahwa sintaks berhubungan dengan struktur kalimat dan berhubungan dengan struktur morfologi kata-kata. Dalam bahasa apapun, aturannya ada pedoman akan cara kata-kata diletakkan bersama-sama, dan ini ialah anggaran sintaks.

Morfologi di sisi lain ialah studi tentang bagaimana kata-kata terbentuk dan dipahami dalam bahasa. Keduanya antara sintaks dan morfologi terkait dengan bagaimana makna diproduksi dengan bahasa.

Sintaks ialah sebuah konsep nan mengatur struktur kalimat . Urutan di mana kata-kata diletakkan bersama-sama memiliki pengaruh pada makna kalimat secara keseluruhan.

Aturan sintaks harus diikuti agar kalimat menjadi tata bahasa nan sahih dan masuk akal bagi penutur bahasa. Ini ialah apa nan menentukan hal-hal, seperti urutan subjek dan kata kerja, dan bagaimana adjektiva dan kata keterangan nan digunakan.

Morfologi ialah studi tentang morfem nan merupakan unit terkecil dari makna dalam bahasa. Morfem bisa menjadi salah satu atau seluruh kata atau awalan atau akhiran nan dipahami buat mengubah arti kata, dan sebab itulah mengambil makna sendiri.

Morfologi mencakup konsep infleksi dan afiksasi nan memungkinkan kata-kata nan akan dibuat menjadi jamak atau buat memahami tense (bentuk waktu) dari sebuah kata nan akan diubah.

Belajar morfologi ialah tentang upaya buat memahami bagaimana orang menggunakan dan memahami cara kata-kata bekerja. Juga dalam upaya buat memahami disparitas antara morfem nan satu dengan morfem lain nan membuat banyak kata-kata, dan bagaimana kata-kata berhubungan satu sama lain.

Belajar sintaksis dan belajar morfologi keduanya krusial buat mencari cara orang dalam memperoleh arti dari bahasa, tetapi keduaya berbeda dalam sintaks nan mengacu pada ketertiban dan penggunaan kata-kata, dan morfologi mengacu pada bagian kata nan menciptakan makna.

Sebagai contoh, buat membuat kalimat nan sahih secara tata bahasa , tetapi kalimat itu tak masuk akal dan sulit dipahami logis. Hal ini dimungkinkan sebab sintaks hanya mengatur urutan kalimat dan bukan apa nan membangun kata-kata memiliki logika arti. Di sisi lain, kombinasi kata-kata mungkin masuk logika, tetapi dapat saja kehilangan makna ketika di atur dengan cara nan melanggar anggaran sintaks. Akhirnya, sintaksis dan morfologi memang berbeda, tetapi bergantung satu sama lain.