10 Peribahasa Jerman Populer

10 Peribahasa Jerman Populer



Luaskan Pergaulan Dengan Bahasa

Jangan dikira hanya orang Indonesia terutama orang Melayu nan pandai membuat peribahasa. Dalam beberapa bahasa seperti bahasa Inggris, peribahasa ini cukup banyak. Misalnya, ‘An eye is for an eye.’ Terjemahan bebasnya ialah ‘Darah dibalas dengan darah’. Peribahasa ini menunjukkan bahwa kalau tersakiti, maka akan dibalas dengan disakiti. Peribahasa ini tentu saja bukan suatu tuntunan nan baik demi mencapai ketenangan hati. Memaafakn akan lebih baik daripada memendam sakit hati dan membalas dendam nan tidak akan ada kesudahannya.

Apalagi dengan bahasa Jawa. Peribahasa dalam bahasa Jawa ini banyak sekali sebab budayanya nan lebih banyak menghendaki para penutur bahasa mempunyai kehalusan budi dan kelembutan jiwa. Bagaimana dengan orang-orang nan ada di benua Eropa? Orang-orang nan ada di benua nan telah mengenal peradaban cukup lama ini sudah tentu mempunyai peribahasa nan digunakan dalam percakapan sehari-hari. Peribahasa ini dipelajari sebagai bentuk penghalusan kata dan sebagai kesopansantunan.

Seperti diketahui bahwa orang Eropa mempunyai banyak sekali kerajaan. Keluarga kerajaan ini dituntut sebagai orang nan mampu berkata dengan sopan dan tahu adat sehingga tak boleh berbicara sembarangan. Mereka harus menjaga prestise dan harga diri sebagai seorang bangsawan. Kelembuatan dan kesopansantunan ialah di antara hal nan harus dimiliki oleh para raja dan keluarganya. Dalam pergaulan pun mereka tak boleh sembarangan mengungkapkan kata-kata nan tak sopan. Peribahasa membantu memperhalus perkataan dalam penyampaiannya.

Orang nan mampu mempelajari banyak peribahasa berbagai bahasa akan dinilai sebagai seseorang nan mampu menguasai bahasa pergaulan nan sopan. Orang ini harus mengetahui tentang budaya dan sedikit sejarah negara nan bahasanya ia pelajari. Peribahasa memang termasuk ke dalam budaya nan memang menarik buat dipelajari. Estetika peribahasa memang tidak dapat dipungkiri. Walaupun kini bahkan di Indonesia orang sudah sporadis menggunakan peribahasa, keberadaannya tetap saja harus dilestarikan.



Jerman dan Peribahasanya

Bahasa Jerman termasuk salah satu bahasa nan cukup banyak dipelajari walaupun cukup sulit. Kemajuan teknologi dan biaya pendidikan di Jerman nan tak mahal serta kehidupan nan tak terlalu hingar bingar, membuat banyak orang termasuk orang Indonesia nan mau ke Jerman dan menuntut ilmu di sana. Salah satu hal nan dipelajari ketika mempelajari sebuah bahasa ialah mempelajari peribahasa dalam bahasa tersebut.

Tidak lengkap rasanya mempelajari bahasa dan kebudayaan Eropa tanpa mengenal peribahasa dalam bahasa Jerman. Karena digali dari nilai-nilai humanisme nan universal, biasanya terdapat padanan antara peribahasa dalam bahasa Jerman dengan peribahasa dari negeri dan kebudayaan lain, termasuk Indonesia. Peribahasa itu niscaya unik dan niscaya ada latar belakang kejadian nan membuat orang membuat peribahasa seperti itu. Makna nan implisit inilah nan membuat peribahasa menjadi begitu unik.

Memang tak banyak peribahasa nan sering dipakai. Tetapi niscaya ada nan menjadi favorit. Seperti peribahasa Indonesia nan masih sering terdengar ialah ‘Tak kenal, maka tidak sayang’, ‘Sedia payung sebelum hujan’, dan lain-lain. Bagaimana dengan peribahasa dalam bahasa Jerman, apakah ada nan masih cukup populer? Bagi nan tak mempelajari bahasa Jerman, mungkin hal ini tak terlalu mudah dicerna. Beda dengan nan belajar bahasa Jerman, peribahasa berikut ini mungkin telah sangat mereka pahami.



10 Peribahasa Jerman Populer

Berikut beberapa peribahasa dalam bahasa Jerman populer beserta terjemahan dan klarifikasi ringkasnya dalam bahasa Indonesia. Kalaupun agak sulit cara membacanya tak menjadi masalah, paling tak memahami kalau dalam bahasa Jerman juga ada peribahasa.

Aller Anfang ist schwer
Terjemahan: Setiap permulaan itu sulit.
Penjelasan: Setiap orang akan menemukan kesulitan ketika melakukan segala sesuatu buat pertama kali. Namun apabila telah sering dilakukan, kesulitan tersebut akan sirna. Peribahasa Indonesia, "Ala dapat sebab biasa", memiliki irisan makna dengan peribahasa bahasa Jerman di atas. Seperti kata Rhoma Irama, ‘Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian’.

Segala hal nan dirasakan sulit pada awalnya, kalau dilakukan dengan bahagia hati dan ada kemauan buat melakukannya dengan ikhlas, maka suatu saat semua itu menjadi mudah. Kesulitan itu ialah tantangan nan dibutuhkan buat terus maju. Tanpa adanya tantangan, hayati ini menjadi tak latif lagi.

Alles Gute kommt von oben
Terjemahan: Semua kebaikan berasal dari atas (Tuhan).
Penjelasan: Di tanah air, kita kerap mendengar ungkapan, "Semua tergantung nan di atas." Ungkapan tersebut senada dengan peribahasa di atas nan menunjukkan kekuasaan Tuhan atas segala sesuatu, dan meyakini kehendak Tuhan ialah nan terbaik buat umat manusia. Dari peribahasa ini, orang dapat melihat bahwa orang Jerman itu religius juga.

Andere Länder, andere Sitten
Terjemahan: Lain negara, lain kebiasaan.
Penjelasan: Peribahasa satu ini menggambarkan keragaman budaya di dunia. Peribahasa tersebut berpadanan dengan dua peribahasa tanah air sekaligus, yakni: "Lain ladang, lain ilalang," dan "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung". Kebiasaan setiap orang berbeda. Oleh sebab itu, saling menghormati ialah kunci damai dalam hidup.

Anfangen ist leicht, beharren eine Kunst
Terjemahan: Memulai itu mudah, tetap melakukannya ialah sebuah seni.
Penjelasan: Sepintas peribahasa ini bertentangan dengan peribahasa nan pertama dalam tulisan ini, nan menyebutkan bahwa setiap permulaan itu sulit. Namun, kita dapat mengambil satu pelajaran baru dari kedua peribahasa tersebut, yakni: setiap permulaan itu sulit, tetapi lebih sulit lagi buat konsisten melakukannya.

Bäume wachsen nicht in den Himmel
Terjemahan: Pohon tak tumbuh di langit.
Penjelasan: Kita mungkin pernah mendengar ungkapan, "Segala sesuatu ada batasnya." Makna ungkapan tersebut sepadan dengan makna peribahasa tersebut.

Bellende Hunde beißen nicht
Terjemahan: Anjing menggonggong tak menggigit.
Penjelasan: Meski sama-sama menggunakan frase "anjing menggonggong", peribahasa di atas tak berpadanan dengan peribahasa "Anjing menggonggong, kafilah berlalu", tetapi lebih dekat maknanya dengan peribahasa "Air beriak tanda tidak dalam” atau “Tong kosong nyaring bunyinya”.

Den Letzten beißen die Hunde
Terjemahan: Anjing menggigit nan paling belakang.
Penjelasan: Peribahasa ini menggambarkan orang-orang nan tertinggal atau terbelakang akan menjadi korban (baik kejahatan maupun perubahan zaman). Meski tak ada padanan dalam bahasa Indonesia, peribahasa "Siapa cepat, dia dapat" paling tak sedikit beririsan dengan peribahasa Jerman di atas.

Der Mensch denkt, Gott lenkt
Terjemahan: Manusia berencana, Tuhan memutuskan.
Penjelasan: Peribahasa di atas menunjukkan taraf religiusitas orang Jerman nan selalu memasukkan unsur ketuhanan dalam kehidupan mereka. Jika disandingkan dengan peribahasa kedua dalam tulisan ini, apa pun nan menjadi keputusan Tuhan ialah nan terbaik bagi umat manusia.

Eile mit Weile
Terjemahan: Cepat dengan santai.
Penjelasan: Maksud peribahasa ini ialah bahwa sesuatu nan dilakukan dengan santai dapat selesai lebih cepat daripada jika dilakukan secara terburu-buru. Dalam bahasa Indonesia, padanan buat peribahasa di atas ialah "Biar lambat asal selamat."

Viele Hände macht leicht Arbeit
Terjemahan: Banyak tangan membuat pekerjaan menjadi ringan.
Penjelasan: Jika menilik makna peribahasa ini, ternyata gotong royong bukan milik tertentu bangsa kita. Peribahasa bahasa Jerman tersebut bermakna bahwa pekerjaan nan berat akan terasa ringan jika dikerjakan bersama-sama. Meski tak sama seratus persen, peribahasa Indonesia nan memiliki irisan makna dengan peribahasa Jerman di atas ialah "Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul."



Sumber Online Peribahasa bahasa Jerman

Jika tertarik buat mempelajari atau sekadar mengoleksi peribahasa Jerman lainnya, Anda dapat membuka halaman German Proverbs pada situs Wikiquote nan beralamat di en.wikiquote.org/wiki/German_proverbs, atau halaman German Proverbs pada situs Language Realm nan beralamat di www.languagerealm.com/german/germanproverbs.php.

Kedua sumber online mengoleksi ratusan peribahasa Jerman, dan mengurutkannya secara alfabetis. Situs Wikiquote menyajikan terjemahan, penjelasan, serta padanan peribahasa Jerman dalam bahasa Inggris. Sementara situs Language Realm hanya menyediakan terjemahan peribahasa Jerman dalam bahasa Inggris.