Sejarah Perkembangan Bahasa

Sejarah Perkembangan Bahasa

Bahasa merupakan salah satu hal krusial nan harus dipertahankan dalam wilayah kebudayaan sebab setiap budaya tak akan lengkap tanpa bahasa. Bahasa merupakan salah satu faktor nan mendukung perkembanganbudaya di suatu negara.

Dengan bahasa, sebuah budaya dapat dikenal dan dijadikan sebuah karakteristik buat menentukan kepribadian dan jati diri suatu bangsa. Bahkan dengan bahasa pula kita dapat menemukan sejarah suatu budaya bangsa nan belum pernah ditemukan sebelumnya.

Oleh sebab itu, sebelum kita berbicara mengenai hakikat bahasa beserta perkembangannya di dalam wilayah kebudayaan, ada baiknya jika kita mengetahui definisi dan ciri-cirinya sehingga hakikatbahasa pun akan lebih mudah buat dipahami.



Definisi Bahasa

Bahasa merupakan hal nan sebenarnya sangat sulit buat didefinisikan sebab sampai saat ini, belum ada kesepakatan final mengenai definisi bahasa nan sesungguhnya. Hal tersebut disebabkan oleh kemunculan bahasa nan juga tak terdeteksi sehingga nan tersisa ialah ciri-cirinya nan membuat manusia mengenal apa nan dimaksud dengan bahasa.

Bahkan pada tahun 1866, para pakar bahasa dari Perancis bersepakat buat tak lagi mendiskusikan apa itu bahasa sebab hal itu bukannya mempermudah pembahasan, melainkan menyulitkan pihak peneliti buat dapat lebih dalam mengenal sejarah perkembangan bahsa itu sendiri.

Oleh sebab itulah kebudayaan primordial beranggapan bahwa ada interaksi spesifik nan bersifat sakral antara kepercayaan mereka terhadap Tuhan dan para dewa dengan kemunculan bahasa. Dengan kata lain, bahasa muncul sejalan dengan munculnya manusia dan peradaban sehingga manusia dituntut buat dapat berkomunikasi satu sama lain.

Pada tataran ini, bahasa nan dimaksud lebih kepada bahasa tubuh nan mendahului ujaran atau bahasa nan meniru suara atau gerakan alam, seperti suara guntur, angin, ombak, dan nyanyian burung nan biasa didengar oleh manusia pada zaman dahulu.

Lantas pada perkembangannya, teori nan muncul tak lagi menitikberatkan interaksi antara Tuhan dan dewa dengan kemunculan bahasa. Dalam termin ini, bahasa dianggap sebagai pemberian Tuhan terhadap manusia sebagai wujud kesempurnaan manusia dibandingkan dengan makhluk kreasi Tuhan nan lainnya.

Dengan kata lain, bahasa muncul seiring dengan munculnya manusia sehingga keduanya saling berkaitan satu sama lain. Tanpa manusia, bahasa tak akan muncul. Tanpa bahasa, manusia tak akan mampu membangun diri dan kelompoknya sehingga bisaberkomunikasi seperti sekarang ini. Bahasa ialah alat komunikasi nan digunakan oleh manusia dalam hubungannya dengan manusia nan lain.



Ciri-Ciri Bahasa

Jika definisi bahasa belum dapat ditemukan dengan tepat, maka kita dapat menemukan bahasa dari ciri-cirinya. Ciri-ciri tersebut ialah sebagai berikut.

  1. Bahasa ialah sebuah sistem. Artinya, ada susunan nan mengatur kebahasaan sehingga dapat dimengerti oleh semua manusia.
  2. Bahasa ialah sebuah lambang. Artinya, ada sesuatu nan membuat suatu bahasa dianggap sebagai lambang dalam menentukan suatu konduite atau taraf komunikasi tertentu.
  3. Bahasa ialah sebuah bunyi. Artinya, setiap bahasa niscaya menimbulkan bunyi nan juga menyampaikan makna tertentu.
  4. Bahasa itu bersifat arbitrer atau manasuka. Artinya, tiap orang bebas memiliki makna dan mendefinisikan bahasa menurut anggapan mereka masing-masing.
  5. Bahasa itu bermakna. Artinya, setiap bahasa nan diujarkan oleh manusia niscaya memiliki makna eksklusif dalam tataran komunikasi.
  6. Bahasa itu bersifat konvensional. Artinya, setiap bahasa nan diucapkan di suatu loka telah mendapatkan kesepakatan dari masyarakat pemakai bahasanya.
  7. Bahasa itu bersifat unik. Artinya, setiap bahasa memiliki keunikan dan kehasan masing-masing, bergantung siapa dan di mana bahasa tersebut digunakan.
  8. Bahasa itu bersifat universal. Artinya, bahasa dapat menjadi sesuatu nan bersifat generik bagi semua orang sehingga dapat dimengerti oleh semua orang.
  9. Bahasa itu bersifat produktif. Artinya, bahasa selalu mengalami perkembangan sinkron dengan zaman dan siapa masyarakat pemakai bahasanya.
  10. Bahasa itu bervariasi. Artinya, bahasa selalu memiliki bentuk nan bhineka sinkron dengan kesepakatan kelompok pemakai bahasanya.
  11. Bahasa itu bersifat dinamis. Artinya, sellau ada perubahan, baik dari segai bentuk maupun makna bahasa.
  12. Bahasa itu bersifat manusiawi. artinya, hanya manusia nan berhak memiliki bahasa dan mempergunakannya buat berkomunikasi dengan manusia lainnya.


Sejarah Perkembangan Bahasa

Sejarah perkembangan bahasa sangat terkait dengan seberapa banyak pengguna bahasa tersebut. Bila pengguna bahasa itu semakin sedikit, maka dapat saja bahasa itu akan punah dan hanya akan menjadi data sejarah. Bahasa Latin, misalnya.

Kemungkinan bahasa nan sering digunakan dalam global ilmu pengetahuan ini buat menjadi punah sangat besar. Sulitnya pengejaan dan carabaca serta tidak banyak lagi nan mempelajarinya, akan semakin mempercepat kepunahannya.

Oleh sebab itu, ada beberapa hal nan perlu diketahui dalam hal memelihara kebahasaan agar tetap pada tempatnya sebagai faktor penentu kekarnya akar kebudayaan.



Faktor Lain Penyebab Punahnya Suatu Bahasa

Punahnya suatu bahasa dikarenakan beberapa faktor. Pertama, bahasa tersebut sulit dipahami dan dimengerti. Kedua, bahasa tersebut tak dilestarikan sehingga tak ada penambahan kosakata atau perubahan apapun. Ketiga, bahasa itu tergerus oleh penggunaan bahasa lain nan lebih populer. Keempat, adanya embargo penggunaan bahasa tersebut oleh pihakpenguasa ataupun penjajah. Kelima, bahasa tersebut tak menjadi lingua franca (bahasa komunikasi dalam perdagangan ataupun komunikasi sehari-hari).



Bahasa Jawa dan Sanksekerta

Bahasa Jawa Kromo dapat saja menjadi punah sebab tak banyak nan dapat memahami dan mempelajari bahasa kaum ningrat, kaum priyayi, dan bahasaorang Jawa nan sangat paham akar budayanya ini. Pengucapan, tulisan, dan banyaknya anggaran dalam pemilihan kosa kata dan tekanan kata membuat banyak anak muda Jawa nan tak mampu berbahasa Jawa kromo.

Upaya pelestariannya terus dilakukan oleh pemerintah Yogyakarta khususnya. Misalnya, ada lomba pidato, lomba tembang Jawa, lomba membuat cerkak (cerpen) berbahasa Jawa kromo, penulisan nama jalan, dan lain-lain.

Bahasa Sanksekerta kini dapat dikatakan sudah punah bahkan malah banyak nan tak tahu bahwa pernah ada bahasa nan disebut bahasa sanksekerta. Huruf-hurufnya nan sulit dipahami dan kata-kata nan sulit dimengerti telah membuat bahasa ini tidak lagi dipakai oleh orang banyak.



Dinamika Bahasa Inggris

Bahasa Inggris dapat dikatakan merupakan bahasa nan paling bergerak maju di seluruh dunia. Bukan saja penggunanya semakin banyak, juga sebab bahasa Inggris biasa meminjam istilah atau kosa kata dari bahasa lain. Bahkan orang Jepang nan dulunya tidak hendak mempelajari bahasa Inggris, kini sebab adanya tuntutan global ekonomi, orang Jepang mau tidak mau harus belajar bahasa Inggris.

Bahasa Inggris ialah lingua franca. Tak dapat dipungkiri bahwa penguasaan Inggris Raya dalam menguasai global dan penguasaan Amerika dalam percaturan ekonomi dan politik dunia, telah juga membuat penggunaan bahasa Inggris semakin populer. Masyarakat global pun merasa bangga bila dapat berbahasa Inggris. Jadi, bahasa Inggris merupakan bahasa internasional nan wajib dipelajari oleh siapa pun nan ingin maju. Bahasa komputer, text book , kebanyakan dalam bahasa Inggris.



Sejarah Perkembangan Bahasa Inggris

Ada tiga strata sejarah perkembangan bahasa Inggris. Para ahli bahasa masih banyak nan tak sepakat dengan hal ini. Tapi garis besarnya ialah bahwa bahasa Inggris dimulai dengan Old English atau nan dikenal dengan Anglo-Saxon. Lalu, pada 1066 atau 1100 hingga 1450, ada Middle English. Dari 1450 atau 1500 hingga 1500-1660, ada Early Modern English. Terakhir ialah Late Modern English nan dimulai dari 1660 hingga sekarang.

Dari gambaran di atas, bisa disimpulkan bahwa sejarah perkembangan bahasa merupakan hal nan krusial buat dikaji sebab menyangkut hakikat bahasa. Dengan mengenal hakikat bahasa, maka kita juga dapat mengetahui seberapa krusial kita perlu menjaga bahasa agar tetap pada tatanan budaya nan sinkron dengan kepribadian dan jati diri bangsa.