Perkembangan Bahasa Jawa dan Translate Bahasa Jawa

Perkembangan Bahasa Jawa dan Translate Bahasa Jawa

Jasa terjemahan atau translate bahasa Jawa akan lebih sulit ditemukan daripada jasa terjemahan bahasa asing di Jogjakarta. Padahal bahasa Jawa digunakan sebagai bahasa sehari-hari masyarakatnya. Mengapa translate bahasa Jawa susah diutemukan?



Perkembangan Bahasa Jawa dan Translate Bahasa Jawa

Bahasa Jawa dewasa ini sudah sporadis dipakai dalam percakapan sehari-hari, bahkan oleh penuturnya. Bahasa Jawa dianggap memiliki tingkatan bahasa ketiga (paling rendah) jika dibandingkan dengan bahasa Indonesia ataupun Inggris. Hal tersebut juga terjadi pada bahasa daerah lainnya, misalnya saja Sunda, Ngapak, Madura, dan lain-lainnya. Kekayaan Indonesia berupa keberagaman bahasa daerahnya lama-kelamaan akan mulai terkikis bahkan habis kalau pemakainya sudah tak ada lagi.

Bahasa Jawa sejauh ini memang masih cukup banyak pemakainya. Persebarannya di berbagai daerah dan beberapa negara membuktikan hal tersebut. Sebut saja Suriname, Belanda , Venezuela, dan beberapa negara nan menjadi tujuan tenaga kerja Indonesia pun turut menjadi penyebar bahasa ini. Namun tak menutup kemungkinan akan musnah bila setiap tahunnya penggunanya berkurang dan terus berkurang pada tahun berikutnya.



Pembagian Bahasa Jawa

Menurut sumber tertulis, bahasa Jawa dibagi menjadi dua jika dilihat menurut pemakainnya. Hal tersebut meliputi bahasa Jawa Kuna dan Jawa Modern . Bahasa Jawa Kuna juga disebut bahasa kawi merupakan bahasa nan dipakai sejak abad ke-8 sampai pada abad ke-15.

Setelah itu penggunaan bahasa Jawa sudah terpengaruh oleh bahasa lain seperti Arab , Portugis, Belanda, dan Inggris. Bahasa nan tercampur bahasa-bahasa tersebut kemudian disebut bahasa Jawa modern. Pemakaian bahasa Jawa Modern masih banyak digunakan oleh masyarakat penuturnya.

Bahasa Jawa juga sangat menarik. Hal tersebut dikarenakan banyaknya jenis bahasa nan menentukan tingkatan bahasa serta memiliki bentuk huruf Jawa. Jenis bahasa Jawa tersebut yakni ngoko, madya, dan kromo. Ngoko biasa dipakai buat bahasa sehari-sehari. Jawa ngoko dipakai buat berbicara pada teman seumuran atau orang nan lebih muda .

Sedangkan Jawa madya dan kromo dipakai buat berbicara kepada orang nan lebih tua , atasan, maupun buat menghormati orang lain. Bahasa kromo merupakan tingkatan paling tinggi dalam bahasa Jawa. Bahasa Jawa kromo biasa juga disebut bahasa Jawa halus. Sedangkan buat huruf Jawa biasa disebut ‘ha na ca ra ka’. Huruf Jawa ada 20 jenis, nan kesemuanya mewakili suku kata.



Kamus Jawa

Bahasa Jawa memang memiliki keunikan nan mudah membingungkan pendengar, pembaca, maupun pemakainya sendiri. Tidak heran seiring dengan banyaknya orang nan mengeluhkan kebingungannya dengan bahasa Jawa, terciptalah kamus Bahasa Jawa. Selain buat memudahkan para penerjemah, juga digunakan sebagai upaya buat menyelamatkan dari kepunahan (arsip).

Kamus bahasa Jawa tertua sekarang ini berada di Vatikan. Kamus tersebut berjudul Lexicon Javanum . Kamus tersebut dibuat pada tahun 1706. Sejarah mencatat kemudian baru pada tahun 1939 terbit kembali kamus bahasa Jawa dengan judul B ? oesastra Djawa . Kamus tersebut dibuat oleh W.J.S Poerwadarminta, C.S. Handja Soedarma, dan J.C. Poedjasoedira.

B ? oesastra Djawa masih merupakan kamus ekabahasa. Hal tersebut berarti kamus ini hanya memakai satu bahasa seperti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kamus tersebut hanya memuat bahasa Jawa nan mengartikannya dalam bahasa Jawa lainnya. Hal tersebut berarti kamus ini hanya dapat dimengerti oleh orang nan memiliki kemampuan berbahasa Jawa.

Setelah itu baru bermunculan kamus nan memuat dua bahasa buat memudahkan penutur bahasa lain memahaminya. Kamus ini dibuat buat keperluan pelajar nan memperlajari bahasa Jawa nan berasal dari berbagai pelosok daerah.

Perkembangan kamus bahasa Jawa juga mulai merambah di global kedokteran . Mahasiswa kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM) juga menyusun kamus berbahasa Jawa spesifik medis. Hal tersebut dilakukannya buat mempermudah komunikasi antara dokter dan pasien nan tak dapat menggunakan bahasa Indonesia.

Pembuatan kamus ini dimulai dari rasa prihatin mahasiswa kedokteran bernama Mutik Sri Pitajeng, Mariana Ulfa, Birrul Qadriyyah, dan Nurul Abdul Aziz nan melihat seringnya terjadi miss communication antara dokter dan pasein sebab disparitas bahasa. Kamus ini ditujukan agar nantinya tak terjadi kesalahan dalam mendiagnosa penyakit pasien.

Dalam kamus tersebut ada sekitar 200-250 kata nan sudah dikumpulkan. Kamus di bidang kesehatan ini menjadi pelopor buat terciptanya kamus-kamus dalam bidang ilmu lainnya nan nantinya akan berhubungan dengan masyarakat sosial, mengingat penutur bahasa Jawa masih banyak dan tersebar di berbagai daerah.



Kamus Jawa Online

Di zaman nan serba digital ini, kamus-kamus pun mulai ikut terpengaruh. Perkembangan penerjemahan bahasa Jawa juga dikembangkan dalam bentuk digital. Sama seperti kamus bahasa Indonesia maupun bahasa asing nan dapat secara on line , kamus bahasa Jawa pun dibuatkan pelaksanaan nan sama.

Jadi penerjemah tinggal mengetik bahasa Jawa maka akan muncul bahasa Indonesianya, demikian juga sebaliknya. Kamus ini diharapkan dapat mempermudah dalam penggunaannya sebab dirasa lebih praktis daripada kamus cetak. Selain praktis biaya nan dikeluarkan buat kamus online ini juga terasa lebih murah.

Hal tersebut dikarenakan ketika kita memiliki aplikasinya, tinggal menginstalnya pada laptop atau komputer maka akan dapat dipakai sesuka hati. Harganya tentu saja lebih murah daripada kamus cetak.

Fakultas Komunikasi Universitas Gadjah Mada nan menyediakan pelaksanaan kamus on line tersebut. Terdapat tiga pilihan bahasa yakni, bahasa Inggris, bahasa Jerman , dan bahasa Jawa. Jadi nan ingin mempelajarinya bisa dengan mudah memanfaatkan alat tersebut.

Kamus on line ini tak hanya memuat kosakata saja, namun juga bahasa sehari-hari. Misalnya saja “seko endi, Kang?” Akan muncul bahasa Indonesianya “dari mana, Kak?” Hal ini tentu akan mempermudah dalam menerjemahkan kalimat-kalimat nan agak panjang . Selain itu, kamus ini juga dapat penerjemahkan kata-kata mutiara dan peribahasa. Benar-benar paket komplit buat belajar bahasa Jawa.



Aplikasi Kamus Bahasa Jawa

Tidak hanya sampai di sana, pada tahun 2013 seorang mahasiswa Teknik Informatika dari Universitas Negeri Yogyakarta membuat pelaksanaan kamus bahasa Jawa nan dapat diakses di telepon seluler. Inovasi ini akan semakin mempermudah para penerjemah. Pasalnya kamus nan biasanya terkesan saat ini dapat dirasakan khasiatnya dalam sebuah benda kecil nan muat di kantong.

Aplikasi berbasis Java (J2ME) ini ditemukan oleh Kartika Yudha Pratama. Yang lebih canggihnya lagi, pelaksanaan ini juga bisa membantu mempelajari pengucapan bahasa Jawa. Karena selain kosakata, pelaksanaan ini juga bisa bersuara sinkron dengan cara membacanya.

Penerjemah bahasa sangat diperlukan dalam hal penyebaran ilmu. Ketika ditemukan kitab lawas pada abad ke-8 nan masih menggunakan bahasa Kuna, diharapkan ilmuwan bisa mengerti maknanya. Hal tersebut sangat berguna buat dipelajari dan mengembangkan ilmu nan sudah dicapai pada zaman dahulu.

Begitu juga sebaliknya, ketika beberapa orang tua nan tak mengerti bahasa Indonesia namun semangat belajarnya tinggi akan terganjal oleh pemakaian bahasa. Jadi penerjemah bahasa perlu dikembangkan sebagai penyebaran ilmu buat semua kalangan. Selain itu seringnya dipakai bahasa tersebut maka kita ikut menjaga kelestarian bahasa tersebut.

Semakin mudah dalam menerjemahkan atau translate bahasa Jawa saat ini, jadi tak ada alasan lagi buat belajar bahasa Jawa. Penggunaan nan sudah lebih modern ini tinggal menunggu penutur nan menganggapnya tak kalah dengan bahasa gaul zaman sekarang. Ayo jaga baik-baik bahasa kita!