Buaya

Buaya

Pada awal kemunculannya, sepatu dan sandal Crocs pernah menimbulkan kontroversi. Bagaimana tidak? Modelnya aneh, nyeleneh, dan sangat tak biasa. Namun, kini sepatu dan sandal Crocs menjadi primadona. Keanehan bentuknya ternyata membuat penasaran. Selain itu, saat dikenakan pun sendal dan sepatu Crocs memang sangat nyaman.



Buaya

Lalu, dari mana asal nama Crocs? Apakah berhubungan dengan buaya? Ataukah, alas kaki ini terbuat dari kulit buaya?

Ya, alas kaki ini memang sangat erat kaitannya dengan buaya, tetapi hanya dari bentuknya saja. Perhatikanlah desainnya. Bagian atas sepatu ini memiliki lubang-lubang kecil nan cukup mirip dengan bagian tubuh buaya nan bertonjolan. Kemudian, jika dilihat dari atas, alas kaki ini mirip moncong buaya. Nah, dari situlah ide brand Crocs dibuat.

Pada perkembangannya, kenyamanan alas kaki ini turut pula membesarkan namanya. Berawal dari penyumbat berbahan dasar plastik (semacam gabus penyumbat atau epilog botol) nan maksud awalnya ditujukan buat pembuatan sepatu di tempat-tempat spa, George B. Boedecker Jr, seorang pengusaha dari Colorado, malah menemukan ide cemerlang nan membawanya ke puncak kesuksesan seperti saat ini.

Walaupun bahannya hanya plastik, tetapi para pemakai sepatu atau sandal Crocs justru merasa nyaman. Alasannya, alas kaki itu begitu ringan dan tak panas, empuk di kaki. Bahkan, beberapa pemakai melukiskannya seperti menginjak marshmallow nan lembut. Tambahan lagi, lubang-lubang pada bagian atasnya membuat siang hari nan panas terasa sejuk di kaki nan berkeringat.

Kenyamanan dan multifungsi merupakan jargon Crocs ini. Selain itu, pada produk buat anak, mereka menambahkan desain nan unik, warna-warna menyala, lalu aksesoris nan dapat dibeli terpisah dan dapat dilepas-pasang. Aksesoris ini dinamai Jibbitz. Jibbitz sangat disukai anak-anak sebab akan membuat sepatu nan mereka kenakan tambah cantik dan unik. Selain menyebutnya sebagai sepatu buaya, anak Amerika menamainya sepatu badut sebab bentuknya nan gemuk.

Ya, sementara anak-anak menyukai rona dan Jibbitz- nya, para orang tua pun menyukai Crocs sebab mudah dibersihkan, tahan air, dan bebas bau. Bentuknya boleh saja aneh, tetapi auranya nan ceria dan tampak “low profile” membuatnya “ramah” buat berbagai kalangan.

“Markas Besar” Crocs ada di Colorado, tetapi anak perusahaanya ada di mana-mana, seperti Cina, Meksiko, Florida, Italia. Cerita tentang si penyumbat berbahan plastik ini telah berkembang pesat dan sangat menguntungkan dengan cara nan luar biasa ke seluruh penjuru dunia.