Akankah Perang Berakhir?

Akankah Perang Berakhir?

Siapa nan lebih melayani Indonesia? Pemerintah Indonesia atau Blackberry Indonesia , perusahaan cabang dari RIM, Research In Motion, asal Kanada nan diinstalkan di Indonesia? Sebenarnya, pertanyaan itu terjawab dengan sendirinya, ketika ada rumor di Internet nan mengatakan bahwa Times Magazine akan memberikan penghargaan kepada orang Indonesia.

Dan ketika hidung pemerintah sudah bunga kempis siap menerima penghargaan, mereka kecele, justru nan diberi hadiah ialah rakyat Indonesia sebab mampu bertahan di tengah krisis tanpa kehadiran pemimpin mereka. Artinya, Blackberry Indonesia lebih mencintai rakyat Indonesia dibandingkan pemerintah Indonesia kepada rakyatnya.

Yup , walau ada isu berbau nasionalisme dalam permasalahan antara Blackberry Indonesia vs Pemerintah Indonesia, utamanya soal server nan harus disimpan di Indonesia. Server di Indonesia memang begitu vital sebab barangkali demi kepentingan pemerintah sendiri, maksudnya orang-orang pemerintah ada kemungkinan kebanyakan dari mereka merupakan Blackberry Messenger mania.

Bahkan, percakapan tentang global korup mengkorup terekam lewat Blackberry Messenger, istilah apel malang, apel washington, bergelimpangan, dibuka dan dibongkar melalui fasilitas Blackberry Messenger. Walau dapat ada nan mencibir sungguh naif dan lucunya, pejabat pemerintah kita, wong urusan ‘kedinasan’ saja kok lewat Blackberry Messenger-an. Lalu, memaksa server dari Blackberry Indonesia nan masih di pusatnya RIM Kanada, buat pindah ke Indonesia ternyata dapat ditengarai lebih dalam buat dua urusan itu, entah membuka kebenaran borok-borok para korup demi kepentingan KPK nan perlu didukung, atau sebaliknya, memoles bisul di hidung sendiri agar tak ada nan tahu.

Ternyata oh ternyata. Lantas, orang-orang (non Abg + ababil sebab pengguna macam itu lebih asyik berpikir Blackberry Messenger and only BBM), mengartikan perang pemerintah dan RIM itu sederhana lebih pada tuntutan pelayanan maksimal, pasar smartphone nan dikuasai Blackberry Indonesia, mengharuskan adanya etis dagang, selain kantor fisik nan bertempat di Indonesia, juga ketersediaan buat menyimpan server -nya di taraf Indonesia.

Bagi nan lebih paham lagi urusan ini, ini urusan was-was demi was-was. Ketakutan dari pemerintah, akan BLACKBERRY MESSENGER nan tak terjangkau oleh kekuasaan pemerintah. Apalagi Blackberry Indonesia dalam situs resmi mengajukan privacy policy nan isinya bagai sekotak emas 24 karat, di tangan anak kecil. Orang dewasa cari cara buat merebutnya. begini isi privacy policy -nya

Research In Motion Limited and its subsidiaries and affiliates ("RIM") are committed to protecting your privacy. This Privacy Policy sets out the RIM policy with respect to our collection, use and disclosure of personal information

Untuk urusan hukum, RIM melalui Blackberry Indonesia cukup elegan menanggapi masalah privasi pelanggan nan mereka jaga dan lindungi sebaik mungkin. Ini langkah profesional nan bagus, namun entahlah bila ada nan memiliki pemikiran lainnya. nerikut kutipannya.

Kami juga berhak buat menggunakan, mengungkapkan, menjual, memperdagangkan, atau menyewakan data nan dikumpulkan asalkan data tak terhubung ke setiap individu tertentu. Kecuali jika kita diharuskan oleh hukum buat mengungkapkan informasi pribadi, kami akan meminta setiap orang kepada siapa RIM memberikan informasi pribadi Anda buat setuju mematuhi Kebijakan Privasi dari RIM.

Kami akan mengambil upaya komersial nan wajar buat memastikan bahwa mereka mematuhi Kebijakan Privasi kami, namun kami tak akan memiliki kewajiban kepada Anda jika seseorang (yang ingin mengubek data personal pengguna Blackberry) gagal buat melakukannya (tidak lolos administrasi RIM).

Untuk bisa melayani Anda, informasi pribadi Anda bisa dikumpulkan, disimpan dan / atau diproses atau digunakan oleh atau atas nama kami baik di dalam dan di luar Kanada oleh penyedia layanan pihak ketiga, atau oleh perusahaan dalam keluarga RIM, buat melakukan fungsi atas nama kami. Akibatnya, pengadilan negara tersebut, pemerintah atau forum penegak hukum bisa memperoleh pengungkapan informasi tersebut di bawah hukum negara tersebut.

Data-data krusial berkaitan dengan keamanan nasional Indonesia, memang dapat nyangkut di server RIM (atau barangkali sudah banyak nan nyangkut? Karena siapa nan tak menjamin, anak jenderal, istri dirjen, keponakan menteri celetuk nan tidak-tidak di Blackberry Messenger dan di save di server Blackberry) sehingga dalam satu sisi, wajar saja Blackberry Indonesia, sebagai pemasar dari Blackberry merasa kena supervisi setiap saat oleh pemerintah.

Ditambah lagi sejalan dengan banyaknya pengguna Blackberry. Maka, Blackberry menjadi barang nan hype di tengah massa. Forum-forum pengguna begitu marak. Penggunaan Blackberry Messenger, begitu ikut semarak.

Benar sebab gengsi, Blackberry Indonesia itu terangkat posisinya di mata pengguna di Indonesia. Namun, itulah fatalitas poinnya. Bertapa orang-orang elit di republik ini kena makan gengsi. Mereka membeli BB, mereka mengobral percakapan melalui BBM. Anak pejabat, pejabat itu sendiri, keponakan, pacar gelap, nan tak dapat menjaga bibirnya, dan melepas isu nan tidak-tidak melalui FASILITAS GRATISAN!



Akankah Perang Berakhir?

Akan halnya, perang RIM melalui Blackberry Indonesia dan pemerintah RI mudah-mudahan tak mengorbankan kebahagiaan rakyat. Dalam hal ini Blackberry Indonesia Indonesia pun perlu meningkatkan pelayanannya lebih di Indonesia sebab Indonesia barangkali satu-satunya negara di mana mereka masih dapat bernapas dan memberi makan anak istri pegawai-pegawainya. Pelayanan nan sedikit ditingkatkan tak akan seburuk itu.

Apalagi ada kabar kasus lama nan bagaimana kelanjutannya entah bahwa Research in Motion (RIM) mendapat ultimatum keras dari pemerintah dengan ancaman entah dibekukannya seluruh sertifikasi impor buat memasukan Blackberry ke Indonesia terkait tuntutan komitmen buat menghadirkan layanan purna jual produk.

Walhasil, RIM melalui Blackberry Indonesia mencatatkan pertumbuhan penjualan Blackberry hampir 500% di Indonesia, namun tidak ada satu pun gerai purna jual nan dikelola langsung buat menerima keluhan produk pelanggan.

Kalau pun ada service center , itu baru sebatas inisiatif kawan operator RIM-Blackberry Indonesia, seperti nan dibangun sendiri oleh Indosat, Telkomsel, dan Excelcomindo Pratama.

Sementara, hanya 20% dari kisaran 400 ribu pengguna Blackberry nan dapat menikmati purna jual dari operator tersebut sebab nan 80% sisanya dianggap ilegal oleh RIM sebab membeli di luar operator. Itu versi pemerintah, ditambah pula versinya dengan ini Menteri Komunikasi dan Informatika ,Tifatul Sembiring menegaskan, Research in Motion (RIM), produsen Blackberry, wajib membangun data center di Indonesia pada 2012.

Hal tersebut didasarkan pada Peraturan Pemerintah nan merupakan turunan dari Undang Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Peraturan pemerintah ini akan terbit pada awal 2012 itu. "Jadi, pemberitahuan kami saat ini sifatnya sekadar peringatan," kata Tifatul.

Yang unik, nan dibidik Depkominfo itu ternyata tetek bengek mengenai layanan pornografi nan nyasar ke Blackberry dan harus disaring dengan segera! Gajah di depan hidung dilihat dengan kekeran, jelas tak kelihatan, alias masalah porno itu filternya sebaiknya diserahkan ke pengembangan kepribadian bangsa saja daripada lewat akses teknologi nan akhirnya jebol juga. Lagipula, keren juga Depkominfo suatu negara benar-benar mengurusi moralitas, sementara Departemen Agama mengurusi genre keyakinan liar.

Tapi baiklah itu memang perang abal-abal. Gertak sambal (dengan bahasa wong cilik), agar rakyat kurang memahami perkara sebenarnya.. Tidak heran ada anekdot tentang penghargaan Times Magazine kepada rakyat Indonesia sebab berhasil dan survive tanpa kehadiran pemerintah. Maju terus Blackberry Indonesia, dengan segala risikonya.