Bentuk- Bentuk Perubahan Makna Kata

Bentuk- Bentuk Perubahan Makna Kata

Bahasa merupakan salah satu alat nan bisa digunakan sebagai media komunikasi antar manusia. Tidak terbatas pada kelompok antar suku, tetapi juga antar negara. Oleh sebab itulah, tak mengherankan jika dalam perkembangan bahasa, sebuah bahasa bisa mengalami perubahan makna kata.

Dalam ilmu bahasa, khususnya bidang linguistik, perubahan atau pergeseran makna kata ini termasuk dalam lingkup pedagogi semantik. Sebuah wacana dalam bahasa nan spesifik mempelajari makna kata.

Perubahan makna kata dalam bahasa Indonesia bisa berupa pemekaran atau pergeseran makna kosa kata. Kegiatan pemekaran atau perubahan makna kata dilakukan sinkron dengan perkembangan zaman dan pengguna bahasa. Selain itu, perubahan atau pergeseran makna kata ini diperlukan sebagai pelambangan konsep dan gagasan kehidupan modern. Diharapkan perkembangan kata ini membawa bahasa dalam keadaan nan lebih santun daripada sebelumnya.



Hal- Hal nan Mempengaruhi Perubahan Makna Kata

Perubahan tersebut bisa juga terjadi sebab pergeseran konotasi, rentang masa penggunaan, jarak, dan lain-lain. Perubahan ini bisa juga dikarenakan adanya pertukaran tanggapan dua indra atau sinestesia dan adanya asosiasi nan terjadi pada pengguna bahasa.

Salah satu contoh perubahan nan dipengaruhi oleh perkembangan bidang ilmu dan teknologi ialah kata berlayar. Pada zaman dahulu kata berlayar bisa bermakna sebagai kegiatan melakukan perjalanan dengan sebuah kapal atau bahtera nan digerakkan oleh tenaga layar. Pada zaman sekarang, makna kata berlayar sudah mulai meluas. Berlayar bisa berarti melakukan perjalanan lewat air, baik menggunakan kapal layar atau tidak.

Salah satu contoh perubahan kata nan dipengaruhi oleh perkembangan sosial dan budaya ialah kata sarjana. Pada zaman dahulu kata sarjana bisa bermakna sebagai orang nan cerdik dan pandai. Tetapi pengertian itu berangsur- angsur beralih ke pengertian lain. Apa itu? Seperti nan kita ketahui bersama bahwa sarjana bisa bermakna sebagai orang nan telah lulus dari perguruan tinggi. Artinya, meskipun seseorang itu pandai dan cerdik, tak akan dikatakan sebagai seorang sarjana jika belum lulus dari perguruan tinggi. Begitupun sebaliknya, jika seseorang memiliki kemampuan rata- rata, tetapi sudah lulus dari perguruan tinggi, maka bisa dikatakan seorang sarjana.

Contoh nan lain ialah kata jurusan. Makna kata ini berubah menjadi meluas. Bagaimana bisa? Hal ini dikarenakan, pada awalnya, kata jurusan hanya dipakai dalam bidang lalu lintas. Misalnya, trayek jurusan Batu- Jombang. Artinya, jalur lalu lintas dari kota batu ke Jombang. Tetapi kini, kata jurusan juga bisa dipakai dalam bidang pendidikan. Dalam bidang ini kata jurusan bisa bermakna bidang studi atau vak. Misalnya, Dimas sedang mengambil kuliah jurusan Sastra Indonesia. Artinya, dimas mengambil kuliah dalam bidang sastra Indonesia.

Selanjutnya, salah satu contoh perubahan kata sebab adanya pertukaran tanggapan dua indra ialah rasa pedas. Seperti kita ketahui bersama bahwa rasa pedas biasa ditanggapi oleh indra perasa lidah, namun kata pedas ini justru paling tepat ditanggapi oleh indra pendengar, yaitu telinga. Hal ini bisa dilihat pada ujaran ‘sungguh kata- kata nan diucapkan sungguh pedas.

Salah satu contoh perubahan kata sebab adanya asosiasi ialah kata amplop. Makna kata amplop pada awalnya ialah sebuah sampul surat, tetapi saat ini kata amplop bisa berarti banyak. Salah satunya ialah uang sogokan dan uang gaji. Seperti dalam kalimat Sudahlah, beri amplop saja agar urusan kita cepat selesai.



Usaha nan Dilakukan dalam Perubahan Makna Kata

Perubahan atau pergeseran makna kata tak terjadi dengan sendirinya. Hal ini dikarenakan adanya beberapa usaha nan bisa dilakukan buat pemekaran kata ini. Beberapa hal nan berkaitan dengan usaha pemekaran kata dalam bahasa Indonesia ialah sebagai berikut ini.

  1. Pemekaran bisa dilakukan dengan cara memilih kata dalam bahasa itu dan memberinya makna baru lewat proses ekspansi atau penyempitan makna. Salah satu contohnya ialah kata petani. Kata ini telah mengalami ekspansi makna. Jika dulu petani bisa bermakna sebagai orang nan menggantungkan hidupnya pada hasil pertanian di sawah, maka saat ini kata petani memiliki makna nan lebih luas. Kata petani tak hanya digunakan dalam bidang pertanian di sawah, tetapi juga di bidang lain, seperti perikanan. Misalnya, petani lele, petani ikan, dan petani tambak.
  2. Pemekaran bahasa bisa dilakukan dengan menghidupkan kembali unsur leksikal lama nan diaktifkan lagi dengan makna nan sama maupun dengan makna baru melalui proses ekspansi dan penyempitan makna.
  3. Proses pemajemukan nan mengambil unsurnya dari leksikon nan ada. Misalnya, angkatan bersenjata, daya angkut.
  4. Penciptaan bentuk baru lewat proses penamaan baru atau lewat proses pengakroniman. Misalnya, niraksara, berdikari, sinambung.


Bentuk- Bentuk Perubahan Makna Kata

Perubahan atau pergeseran makna kata bisa dikategorikan menjadi beberapa bentuk. Perubahan kata bisa terjadi secara meluas, menyempit, ameliorasi, peyorasi, sinestesia, dan asosiasi. Keenam hal tersebut memiliki pengertian dan karakter nan berbeda.

Beberapa bentuk perubahan kata diatas akan dipaparkan secara jelas berikut ini.

1. Generalisasi (Meluas)

Generalisasi ialah suatu proses perubahan atau pergeseran makna kata dari hal nan lebih spesifik ke nan lebih umum. Pada awalnya, beberapa kata ini hanya dipakai pada satu bidang tertentu, tetapi dalam perkembangannya, bisa digunakan dalam beberapa bidang nan lain.

Contoh:

Kata bapak pada awalnya hanya bermakna sebagai ayah kandung, namun saat ini kata bapak memiliki makna nan lebih luas. Saat ini bapak bisa bermakna sebagai semua orang nan berjenis kelamin laki- laki dan berkedudukan tinggi. Jadi tak terbatas pada ayah kandung. Seorang atasan laki- laki bisa kita panggil dengan kata Bapak.

2. Spesialisasi (Menyempit)

Selain pergeseran makna nan meluas, ada juga kata nan mengalami pergeseran makna menyempit. Proses penyempitan makna disebut spesialisasi, yaitu penyempitan nan mengacu pada suatu perubahan nan mengakibatkan makna kata menjadi lebih khusus.

Pada awalnya, beberapa kata ini bisa digunakan dalam berbagai hal umum, tetapi saat ini hanya digunakan pada satu keadaan atau satu bidang saja

Contoh:

Salah satu contohnya ialah kata sastra. Pada awalnya, kata sastra bisa digunakan buat pengertian tulisan dalam arti luas atau umum. Namun, saat ini pengertian sastra lebih menyempit lagi. Sastra bisa diartikan sebagai tulisan atau bacaan nan berhubungan dengan seni.

3. Ameliorasi

Perubahan ameliorasi mengacu pada peningkatan makna kata. Makna baru hasil perubahan itu dianggap lebih baik atau lebih tinggi nilainya daripada makna sebelumnya.

Contoh:

  1. Kata istri dianggap memiliki makna rasa lebih baik daripada kata bini
  2. Kata melahirkan dianggap memiliki makna rasa lebih baik daripada kata beranak. Saat ini kata beranak lebih tepat digunakan pada hewan daripada manusia. Contohnya, Kakakku baru saja melahirkan dan kucingku beranak tiga
  3. Kata tunarungu dianggap memiliki makna rasa lebih baik daripada kata tuli

4. Peyorasi

Peyorasi ialah suatu proses perubahan atau pergeseran makna kata menjadi lebih buruk atau lebih rendah daripada makna semula.

Contoh:

Kata mampus dianggap memiliki makna rasa lebih kasar daripada daripada kata meninggal. Biasanya kata mampus ini ditujukan buat seorang penjahat atau orang nan dianggap rendah. Misalnya, Para perampok itu sudah mampus seminggu nan lalu. Sedangkan kata meninggal ditujukan buat orang biasa.

Kata penjara dianggap memiliki makna rasa lebih kasar daripada forum permasyarakatan

Kata gelandangan dianggap memiliki makna rasa lebih kasar daripada tunawisma

5. Asosiasi

Asosiasi ialah perubahan arti kata nan terjadi dampak persamaan sifat.

Contoh:

Kursi itu menjadi rebutan para anggota dewan.

(Kata kursi berasosiasi dengan jabatan, kedudukan, atau posisi)

6.Sinestesia

Perubahan sinestesia ialah proses perubahan arti kata nan terjadi sebagai dampak pertukaran tanggapan antara dua indera nan berbeda.

Contoh:

  1. Wajah gadis Bali itu manis sekali.
  2. Kata-katanya begitu pedas menusuk telinga.

Manis dan pedas biasanya dirasakan indra pengecap.

Demikianlah sedikit tentang perubahan makna kata dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat.