Proses Penjualan Saham

Proses Penjualan Saham

Data tak berbunyi jika tak dianalisa. Ada dua keadaan nan sering dijadikan panduan bagi para calon investor nan hendak membeli saham setelah mereka melakukuan analisa pasar saham , yakni sebagai berikut.

  1. Bullish adalah kondisi bursa saham di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menerus mengalami peningkatan dalam kurun waktu tertentu. Kondisi ini didukung oleh keadaan perekonomian dan perbankan nan sehat, pendapatan masyarakat nan meningkat, dan seiring dengan perkembangan industri. Investor sangat menyukai keadaan ini, sehingga banyak investor melakukan pembelian saham.
  1. Bearish ialah kondisi bursa saham pada saat Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) terus menerus mengalami penurunan dalam jangka waktu tertentu. Kondisi ini digambarkan oleh keadaan perekonomian nan lesu, tetidakpastian hukum, demontrasi di mana-mana nan mengakibatkan kondisi sosial politik tak stabil.

Jika setiap orang menolak membeli saham dalam keadan bearish (menurun), maka pasar saham akan selalu bearish . Inilah kesempatan buat membeli saham dengan harga murah. Ada kesempatan buat membeli saham dalam keadaan bearish , kemudian Anda bisa menjualnya kembali pada saat pasar dalam kondisi bullish .



Teori Konfidensi dan Teori Konvensional

Untuk menganalisis perkembangan pasar saham, ada dua teori nan bisa digunakan sebagai tolok ukur. Dua teori nan bisa menjadi tolok ukur tersebut ialah sebagai berikut.



1. Teori konfidensi

Teori konfidensi ialah teori nan berlandaskan pada psikologis pasar dengan kepercayaan nan dimiliki para calon investor tentang harga saham nan diyakininya sendiri. Sikap investor akan membentuk image tertentu terhadap suatu saham.

Misalnya, mereka konfiden bahwa saham XYX sangat bagus dan akan memberikan capital gain dan prospeknya cerah, maka persepsi nan terjadi akan memperkuat calon investor buat membeli saham. Teori nan berdasarkan pada psikologis pasar ternyata bertolak belakang dengan teori nan berdasarkan pada data statistik dan data-data ekonomi.



2. Teori Konvesional

Teori konvensional ini merupakan teori nan berdasarkan pada data-data ekonomi dan data-data statistik. Untuk menganalisis pasar perlu dipakai sumber data nan akurat.



Perkembangan Pasar Modal

Keadaan pasar senantiasa silih berganti, hari ini bullish besok bearish. Keadaan ini nan menjadikan pasar saham berkembang. Pasar saham mustahil berkembang jika di dalam suatu negara terjadi hal-hal sebagai berikut.

  1. Tingkat pertumbuhan ekonomi nan negatif bahkan stagnan.
  1. Tingkat inflasi nan double digit atau lebih dikenal dengan hyper inflasi .
  1. Cadangan devisa negara nan amat tipis.
  1. Defisit neraca transaksi nan sanggat tinggi.
  1. Merajarelanya korupsi dan lemahnya penegakan hukum.
  1. Perolehan ekspor nan rendah.

Untuk para calon investor, pilihlah saham perusahaan nan laju usahanya berjalan lancar, mudah dipahami, dan telah berumur lebih dari 15 tahun, sehingga Anda tak dirugikan dalam membeli saham perusahaan tersebut.



Proses Penjualan Saham

Berbicara mengenai proses perdagangan saham, akan lebih jelas jika tak terlepas dari pertanyaan 5W+1H, yakni Where-Who-What-When-Why dan How.



1. Where: Di Mana Saham Diperdagangkan?

Saham hanya diperdagangkan di bursa efek. Surat berharga ini tak bisa dibeli di mall. Surat berharga ini bisa dibeli di perusahaan sekuritas dengan kapital uang serta pengetahuan nan cukup tentang bursa imbas plus KTP. Datanglah ke sebuah perusahaan makelar atau sekuritas. Dengan bahagia hati, mereka akan melayani Anda.



2. Who: Siapa nan Melakukan Perdagangan?

Yang melakukan perdagangan saham ialah setiap orang nan telah memenuhi syarat-syarat nan ditetapkan perusahaan sekuritas, yakni menyerahkan fotokopi KTP, mengisi opening account, tanda tangan di atas materai, serta kesanggupan menaati peraturan nan telah ditentukan dan menerima segala risiko kerugian nan mungkin terjadi.



3. What: Apakah nan Diperdagangkan?

Ini merupakan pertanyaan krusial sebelum memulai memperdagangkan saham. Untuk menjawab apa nan diperdagangkan dalam pasar saham, inilah penjelasannya. Saham ialah surat berharga nan diperjualbelikan perusahaan pialang. Saham bentuknya mirip dengan sebuah sertifikat.

Di dalam saham, terdapat Nomor Surat Kolektif Saham, nilai kapital dasar perusahaan, nilai nominal saham, nama pemilik saham, dan sebagainya. Inilah informasi nan membuat saham disebut surat berharga dan menjadikannya bisa diperdagangkan.



4. When: Kapan Proses Perdagangan Berlangsung?

Saham diperdagangkan di bursa imbas pada hari-hari kerja, yakni Senin sampai Jumat. Dimulai pukul 09.30 s.d. 16.00. Pada pukul 09.30, terdapat harga pembukaan. Harga pembukaan merupakan harga nan diminta oleh pembeli atau penjual ketika transaksi perdagangan baru saja dimulai.

Harga pembukaan ini bisa menjadi harga pasar. Jam trading berakhir pada pukul 16.00 dan pada waktu itu terdapat harga penutupan nan merupakan harga nan diminta oleh pembeli dan penjual saat penutupan.



5. Why: Mengapa Saham Diperdagangkan?

Saham nan diperdagangkan, misalnya saham go public . Saham tersebut diperdagangkan agar masyarakat bisa turut memiliki andil (modal) dalam perusahaan-perusahaan besar tersebut ( go public ).



6. How: Bagaimana Terjadinya Proses Perdagangan?

Ketika Tuan Bobby dapat menghubungi para pialang/ dealer / broker nan bekerja di lantai bursa. Pialang/dealer/broker akan memberikan slip order beli dan Tuan Bobby akan mengisi formulir tersebut dengan nama saham, jumlah saham (dalam lot), dan harga nan diminta ( bid price ).

Tuan Bobby wajib menandatangani slip order beli tersebut. Makelar segera meneruskan order beli Tuan Bobby tersebut melalui internet, telepon, dan sebagainya. Inilah sekelumit proses perdagangan saham.



Harga Saham di Pasar Saham

Harga saham ialah nilai atau jumlah uang nan dibutuhkan buat membeli satu lembar saham tertentu. Di Indonesia, transaksi pembelian saham dilakukan dalam satuan lot. Satu lot sama dengan 500 lembar saham.

Jadi, jika harga saham sebuah perusahaan ialah Rp2.000 per lembar saham, Anda akan membutuhkan 500 x Rp2.000 = Rp1.000.000 buat membeli satu lot saham perusahaan tersebut.

Ketika pertama kali melihat harga saham, mungkin Anda bingung mengapa ada dua harga nan tertera pada harga saham. Harga saham terdiri atas harga bid dan harga offer.

Harga bid ialah harga permintaan nan berasal dari pembeli atau calon investor. Sementara itu, harga offer ialah harga penawaran saham dari penjual. Jika ada harga nan jadi pada suatu waktu eksklusif ( bid atau offer ), maka harga itu menjadi harga pasar saat itu.

Prinsip ekonomi nan berlaku pada harga saham ialah pasar (pasar modal) merupakan rendezvous antara pembeli dan penjual. Pembeli menginginkan harga nan serendah-rendahnya saat membeli, sedangkan penjual menginginkan harga nan tinggi buat barang dagangannya. Jika pembeli dan penjual telah menemukan harga nan cocok, terjadilah sebuah transaksi.

Indeks harga saham ialah suatu indikator nan menunjukkan konvoi harga saham. Indeks harga saham berfungsi sebagai indikator tren pasar. Artinya, konvoi indeks menggambarkan keadaan pasar pada suatu waktu, apakah pasar sedang aktif atau lesu.

Dengan adanya indeks harga saham, investor dapat mengetahui tren konvoi harga saham saat ini ( update ), apakah harga saham sedang naik, stabil, atau malah turun.

Contohnya, jika pada awal bulan nilai indeks berada pada angka 300 dan saat akhir bulan, nilai indeks berada pada angka 360, bisa dikatakan bahwa secara rata-rata harga saham mengalami peningkatan sebesar 20 persen.

Pergerakan indeks harga saham menjadi sebuah indikator krusial bagi para investor buat menentukan apakah akan menjual, menahan, atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak sangat cepat dalam hitungan detik dan menit, nilai indeks pun bergerak fluktuatif atau turun naik dalam hitungan waktu nan cepat juga.

Secara umum, faktor nan mempengaruhi harga saham terdiri atas 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor nan timbul dari dalam perusahaan. Faktor ini bisa dikendalikan oleh perusahaan.

Yang termasuk faktor internal, antara lain kemampuan perusahaan dalam mengelola kapital nan ada ( solvability ), kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional perusahaan ( growth opportunities ), kemampuan perusahaan buat menghasilkan laba ( profitability ), prospek marketing dari bisnis, dan hak-hak investor atas dana nan diinvestasikan dalam perusahaan ( asset utilization ).

Sementara itu, faktor eksternal merupakan faktor nan berasal dari luar perusahaan. Faktor ini tak bisa dikendalikan oleh perusahaan. Yang termasuk dalam faktor eksternal antara lain kurs, inflasi, suku kembang deposito, keadaan ekonomi, bahkan keadaan politik pun bisa mempengaruhi harga saham.

Faktor internal dan eksternal membentuk sebuah kekuatan pasar nan berpengaruh pada transaksi saham, sehingga harga saham mengalami kemungkinan pergerkan nan fluktuatif.

Anda harus membeli saham dari perusahaan nan benar-benar konkret dan serius dalam mengembangkan perusahaannya. Dengan membeli saham perusahaan tersebut, Anda turut andil dalam pengembangan bisnis perusahaan tersebut. Cermati dan telitilah sebelum Anda memutuskan membeli saham dengan menganalisa pasar saham terlebih dahulu. Semoga bermanfaat.