Spekulan Valuta Asing

Spekulan Valuta Asing

Nilai tukar dinar Irak mengalami kemerosotan semenjak terjadinya krisis politik dan ekonomi di negara tersebut. Hal ini terutama terjadi semenjak muncul konflik antara Irak dengan negara Kuwait nan berujung terjadinya perang Teluk pada tahun 1990. Perang ini terjadi antara Irak dengan Kuwait nan dibantu oleh Amerika dan sekutunya.

Kehancuran infrastruktur negara Irak inilah nan menyebabkan perekonomian negara tersebut terpengaruh. Salah satu dampaknya, hancurnya nilai tukar dinar terhadap mata uang negara lain. Hal ini sebab tak adanya akses ekonomi dan transaksi perdagangan antara Irak dan negara lain sebab terhambat masalah perang.

Perekonomian Irak terisolasi dari perdagangan intenasional sepanjang tahun 90an hingga awal tahun 2000an. Hal ini salah satunya diakibatkan adanya kebijakan larangan atau restriksi bagi global internasional buat menjalin kerjasama dengan negara Irak khususnya dalam hal perdagangan antar negara.

Perekonomian dalam negeri Irak mulai pulih, pasca pemerintahan Saddam Hussein sukses digulingkan. Sejak saat itulah, pembangunan di dalam negeri mulai dilakukan kembali buat membangun infrastruktur nan rusak dampak perang. Transaksi ekonomi global pun mulai dijalin. Hal inilah nan sedikit mengangkat keterpurukan nilai tukar dinar pada mata uang asing.



Spekulan Valuta Asing

Ketika nilai tukar dinar melemah, hal ini dimanfaatkan sebagian spekulan valuta asing buat menimbun mata nan tersebut. Mereka mengharapkan adanya laba dari proses penimbunan mata nan dinar ketika Irak sudah mampu pulih perekonomiannya.

Selain itu para pedagang valuta asing ini juga banyak belajar dari pengalaman sejarah. Khususnya, pengalaman nan dimiliki oleh negara nan terlibat perang dan kondisi sesudahnya, khususnya terkait nilai mata uang mereka. Inilah nan mereka harapkan terjadi juga pada nilai tukar dinar, agar mereka dapat mendapatkan laba dari selisih nilai tukar tersebut. Tujuannya tentu saja buat mendapatkan laba nan sebesar-besaarnya.

Beberapa negara nan banyak dijadikan sebagai surat keterangan spekulasi nilai tukar mata uang di antaranya :

  1. Jerman dan Jepang. Jerman nan memiliki mata uang Deutchmark dan Jepang dengan Yen, nilai tukar mata uangnya terjun drastis saat terjadi perang Global ke 2. Namun, manakala perang usai dan kedua negara tersebut mampu memperbaiki kondisi perekonomiannya, kedua mata uang tersebut mampu bangkit dan menjadi salah satu mata uang favorit buat diperdagangkan.
  2. Negara Kuwait. Ketika perang belum terjadi nilai tukar mata uang dinar Kuwait ialah 3,34 US$ per dinar. Dan pada saat perang terjadi, nilai 1 dinar sama dengan US$ 0,10. Sementara, setelah 6 tahun usai perang, nilai dinar kembali menguat hingga menembus 3,45 US$ per dinar nan sama seperti saat sebelum perang terjadi.
  3. Afganistan. Di negara tersebut, sebelum perang terjadi nilai tukar 1 Afganist sama dengan US$0,03. Ketika perang terjadi nilai tersebut terjun bebas hingga menjadi 1 Afganist- US$0,0001. Pemugaran nilai tukar terjadi pasca perang di mana nilai tukar 1 Afganist sama dengan US$ 0,02.

Dari pengalaman-pengalaman beberapa negara tersebut, kiranya asa terjadinya peningkatan nilai tukar dinar sangat wajar terjadi. Oleh karenanya, mata uang dinar kini menjadi salah satu pilihan para spekulan buat ditimbun sebagai sebuah investasi.