Melihat Sejarah Rupiah dan Nilai Tukar Rupiah

Melihat Sejarah Rupiah dan Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar rupiah ialah hal nan sangat diperhatikan oleh mereka nan biasa bergelut dengan global perekonomian Indonesia. Keberadaan nilai tukar rupiah pada beberapa mata uang asing memang cenderung melemah, terutama setelah prahara krisis moneter menerpa Indonesia. Dari sana kemudian nilai tukar rupiah menjadi terus melemah. Jika pun naik, grafiknya tidaklah terlalu signifikan. Apalagi hal ini kemudian diperparah dengan kondisi bangsa nan semakin tak karuan sehingga nilai tukar rupiah menjadi sangat fluktatif dan tak pernah menguat secara drastis di mata uang asing.

Mungkin Anda berpikir, kenapa hal itu dapat terjadi? Namun sebelum membahas itu semua, rasanya akan lebih asyik jika kita memahami terlebih dahulu akan makna dari keberadaan nilai tukar rupiah, terutama nilai tukarnya terhadap dolar.



Makna dari Keberadaan Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar rupiah menjadi semacam acuan krusial dalam konvoi grafik naik-turunnya perekonomian negara kita Indonesia ini. Indikasi dari konvoi atau penurunan ekonomi dapat dilihat dari konvoi nilai tukar rupiah itu sendiri. Dalam hal ini, nilai tukar rupiah sebenarnya memiliki peranan krusial dan juga mempunyai akibat nan cukup luas buat pengembangan dalam bidang ekonomi domestik hingga internasional.

Pada prinsipnya, semua negara nan ada di global akan melakukan transaksi secara luas atau internsional, termasuk juga menggunakan mata uang rupiah. Nah, dari sini kita mengenal valas atau kependekan dari valuta atau kita sering menyebutnya valuta asing atau nan pada intinya valuta ialah mata uang asing. Dalam bahasa inggris, valuta disebut foreign currencies .

Selanjutnya pada sisi lain, belakangan ini kita sering salah mengartikan bahwa valuta asing itu semuanya bisa digunakan dalam hal sebagai alat pembayaran nan dapat digunakan di luar negeri. Jika masih ada nan memandang demikian, maka itu ialah salah sebab valuta asing hanya terbatas pada mata uang eksklusif saja nan bisa digunakan sebagai nilai mata uang dan hanya berlaku buat membayar transaksi internasional.

Jika kita sudah mengacu pada valuta asing, mau tak mau itu berhubungan erat dengan kurs atau dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan istilah exchange rate. Kurs memang sangat diperlukan dan krusial mesti ada di dalam perhitungan perekonomian.

Dalam strukturnya, sedikitnya kurs dibagi menjadi tiga bagian. Apa saja? Pertama ialah kurs jual, nan kedua ialah kurs beli, dan nan ketiga ialah kurs tengah. Dalam pengambilan keputusn investasi pada jangka pendek misalnya sangat diperlukan penghitungan kurs. Karena kurs memang bertugas buat menentukan penghitungan kurs itu sendiri. Jadi, dalam hal upaya melakukan prediksi dalam hal besaran kurs ke depannya, sangat perlu dilakukan.

Jika mengalami kenaikan atau bermasalah, kurs ialah bentuk awal dari cara buat menyelesaikan masalah dengan memprediksikan berapa besarnya kurs sekarang sampai menghasilkan buat nilai prediksi sehingga menjadikan taraf kesalahannya dapat diminimalisir. Memperdiski kurs juga dapat dilakukan dengan melihatnya dari metode Fuzzy Time Series (FTS), dalam hal memprediksi besaran kurs tersebut.

Selanjutnya, mengapa nilai tukar rupiah menjadi hal nan sangat krusial dalam percaturan ekonomi bangsa dan dunia? Jawabannya, sebab kita sama-sama mengerti bahwa tak akan dapat suatu bangsa di mana pun di global ini nan bisa memenuhi semua kebutuhan, di mana semua itu dilakukan dari hasil produksi sendiri.

Semuanya akan saling membutuhkan satu sama lainnya. Meski memang ada beberapa komoditi nan tak memerlukan nilai tukar asing sebab mereka memiliki produksi nan bisa diekspor, bukan malah mengeksplor. Itu hanya salah satu kasus saja. Dari citra ini, semua bangsa niscaya memerlukan nan namanya mata uang asing sehinggga nilai tukar rupiah menjadi hal sangat krusial sebagai penyeimbang perekonomian.

Kita kemudian mafhum, bahwa adanya nilai tukar mata uang atau nilai tukar rupiah ialah salah satu wahana dalam memprediksi baik itu penurunan atau penaikan nilai tukar mata uang kelak pada masa lampau atau masa nan akan datang. Bila prediski kenaikan atau penurunan nilai tukar rupiah terlihat, pemerintah melalui menteri perekonomian akan mengambil langkah buat mengantisipasi supaya kerugian dapat diminimalisir. Contohnya dalam hal perusahaan multinasional atau evaluasi pada angka keuntungan nan dapat dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah itu sendiri.

Wacana prediksi pada nilai tukar rupiah dari Bank Indonesia pada tahun ini (2012) mempediksikan nilai tukar rupiah ada pada kisaran antara Rp8.900 hingga Rp9.000 per dollar Amerika Serikat. Padahal, nilai tukar rupiah pada akhir Februari lalu tercatat rata-ratanya ialah Rp9.029.

Kemudian sang Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution mengharapkan bahwa nilai tukar rupiah ini bisa terus terjaga. Mengapa hal ini dapat terjadi? Salah satu pengaruhnya, nilai tukar rupiah dapat terjaga dikarenakan adanya penguatan dari neraca pembayaran Indonesia atau NPI. Semakin rendah nilai tukar rupiah, maka semakin baik.



Melihat Sejarah Rupiah dan Nilai Tukar Rupiah

Berbicara mengenai nilai tukar rupiah, berarti kita juga berbica mengenai rupiah. Lalu, apa itu rupiah? Ya, kita semua tahu bahwa rupiah atau kita sering meringkasnya dengan Rp ialah nama mata uang nan dimiliki Indonesia nan terkait mengenai pengeluaran, percetakan sampai pengaturannya dipegang oleh Bank Indonesia.

Jika merujuk pada sejarah, kata rupiah sendiri sebenarnya berasal dari kata 'rupee', nama mata uang asal India. Jika ada nan bertanya mengenai kapan persisnya rupiah mulai diperkenalkan, maka jawabannya ialah pada masa pendudukan Jepang saat terjadi Perang Global ke-2. Waktu itu, rupiah telah dikenal namun dengan nama rupiah Hindia Belanda. Pada masa sebelumnya, Indonesia belum menggunakan Rupiah, tetapi masih menggunkan Gulden Belanda. Itu terjadi pada 1610 sampai 1817.

Singkat cerita, setelah empat tahun Indonesia merdeka, 2 November 1949, Indonesia mulai menetapkan rupiah sebagai mata uang nan dimiliki semua bangsa Indonesia. Jauh sebelum pecah perang ke-2, usai perang reda, Bank Jawa ialah cikal bakal Bank Indonesia, nan sudah mengenalkan mata uang rupiah Jawa. Dan pada tanggal 8 April 1947, rupiah URIPS-Uang dikelurkan oleh Gubernur Provinsi Sumatera.

Rupiah juga ternyata memiliki nan namanya satuan rupiah dalam penghitungan di bawahnya. Pada awal mula sejarahnya, rupiah kemudian disamakan dengan nilai tukarnya dengan Gulden Hindia Belanda. Ada beberapa satuan-satuan nan pada masanya pernah dipakai. Tapi seiring perkembangan waktu dan sebab penurunan nilai rupah nan jatuh, satuan-satuan tersebut tak lagi digunakan dan tak lagi bernilai krusial lagi.

Kita kemudian mengenal rupian sen. Nilai tukar rupiah ini ialah seperseratus rupiah. Ada juga Cepeng atau Hepeng. Nilai tukar rupiah ini ialah seperempat sen. Untuk nilai tukar rupiah setengah sen, kita mengenalnya dengan Rupiah Peser. Nama Rupiah Pincang ialah nilai tukar rupiah satu setengah sen. Sementara buat Rupiah Gobang atau Benggol, nilai tukar rupiahnya ialah dua setengah sen.

Untuk nilai tukar rupiah Ketip ialah lima sen. Nah, orang Serang-Banten biasa menyebut Picis buat nilai tukar rupiah sepuluh sen. Rupiah Tali ialah nilai tukar rupiah pecahan buat seperempat rupiah atau 25 sen.

Nah, itulah sekelumit wawasan tentang atau mengenai nilai tukar rupiah beserta sejarah rupiah sendiri. Semoga artikel dapat dapat menjadikan Anda lebih paham atau paling tak dapat membayangkan tentang peranan nilai tukar rupiah sebagai mata uang kita di hadapan mata uang asing. Dari sini kemudian dapat disimpulan bahwa nilai tukar rupiah menjadi krusial diketahui.