Tulisan Mengungkapkan Perasaan

Tulisan Mengungkapkan Perasaan

Pernahkah Anda mengungkapkan perasaan dengan cara menulis kata-kata sedih sendiri? Manusia cenderung berusaha mengungkapkan perasaannya, entah itu lewat tulisan, lewat lagu, bahkan ada juga menceritakan perasaannya itu kepada orang lain. Sebagian orang baru merasa lega setelah mengungkapkan perasaannya, dan seringkali merasa ada nan mengganjal jika perasaannya itu tak diungkapkan.

Ketika seseorang sedang berbahagia, ia cenderung ingin membagi kebahagiaannya itu kepada orang lain, karena seringkali ia merasa kebahagiaannya tak lengkap sebelum orang lain tahu bahwa ia sedang bahagia. Namun ketika sedang sedih, seseorang cenderung berusaha menutupi kesedihannya, hanya ingin membagikan kesedihannya kepada orang-orang eksklusif saja.



Tulisan Mengungkapkan Perasaan

Masalahnya, tak setiap kesedihan dapat diceritakan kepada orang lain. Ada kesedihan nan biasanya perlu dirahasiakan dan tak perlu diketahui orang lain. Namun di sisi lain, ia ingin kesedihannya itu diungkapkan. Salah satu cara buat mengungkapkan kesedihan semacam itu ialah menuliskan kata-kata sedihnya sendiri. Dengan menuliskan kata kata sedih sendiri , kesedihannya tak akan diketahui orang lain, sekaligus ia dapat merasa lega setelah bercerita panjang lebar lewat tulisan.

Seringkali seseorang tak mengerti dengan apa nan sebenarnya ia rasakan saat itu. Bahkan tidak sporadis ia tak mengerti apa nan telah membuatnya bersedih. Jika gejala semacam itu sudah melanda, maka ujung-ujungnya ia akan sulit mengungkapkan perasaannya. Terkadang, kesedihan memang sulit diungkapkan.

Di sisi lain, jika perasaan sedih dipendam, maka kesedihannya akan semakin mendalam. Untuk mengatasi gejala perasaan nan labil semacam ini, menulis ialah salah satu obatnya. Tulislah apa saja nan ingin diungkapkan. Jangan batasi kata-katamu sendiri. Tuntaskanlah semua perasaanmu ke dalam tulisan, hingga akhirnya kau merasa sedikit lebih tenang.

Mengungkapkan kesedihan ke dalam kata-kata mungkin bagi sebagian orang ialah sesuatu nan sulit dilakukan. Padahal, mengungkapkan kesedihan tak perlu menggunakan kata-kata nan rumit, dapat dengan memakai kalimat-kalimat nan sederhana, misalnya:

“Aku tersedu di sudut kamarku, kesedihan telah memenjarakanku.”
“Kesedihan ini ingin segera kuakhiri. Aku merasa terjebak dalam perasaan nan tidak menentu ini.”

Atau dengan kalimat nan lebih puitis:

“Yang tersedu di sudut kamar itu, ialah aku
kurasakan kamar sebagai penjara
yang mengurungku secara tiba-tiba”.

Menulis kata-kata sedih sendiri sebenarnya tak serumit nan dikira. Kita hanya perlu membiasakan diri buat mengungkapkan perasaan ke dalam kata-kata. Jika sudah terbiasa menulis, maka kita akan semakin lancar dalam mengungkapkan kesedihan ke dalam kata-kata.

Ada beberapa macam bentuk tulisan nan dapat kita coba buat mengungkapkan kesedihan. Antara lain menulis diary atau semacam catatan harian, menulis cerita pendek, dan menulis puisi.



Menulis diary atau semacam catatan harian

Menulis diary atau catatan harian ialah cara mengungkapkan kesedihan nan paling mudah. Tak harus memiliki keterampilan spesifik buat menulis catatan harian. Menulis catatan harian ialah bentuk melakukan percakapan dengan diri kita sendiri, mereview ingatan-ingatan kita tentang apa nan kita rasakan sepanjang hari itu.

Catatan harian ialah usaha menuangkan perasaan (termasuk kesedihan) ke dalam kata-kata nan paling jujur, karena tidak ada nan disembunyikan dan tidak ada nan dilebih-lebihkan ketika menulis diary. Seseorang akan terbiasa jujur terhadap dirinya sendiri ketika menuliskan apa nan benar-benar ia rasakan, karena ketika sedang menulis, pikiran (otak) dan hatinya akan bekerja sama dan tidak ada nan lebih dominan antara keduanya, pikiran dan perasaan akan bahu-membahu ketika menuangkan kesedihan itu.

Tulislah kalimat sinkron apa nan kita rasakan, misalnya:

“Sepanjang hari saya dilanda kesedihan. Tak ada seorang pun nan mau mendengarkan. Aku tidak mengerti penyebab saya bersedih, karena terkadang kesedihan memang tak membutuhkan alasan.”

Anggaplah diary sebagai pengganti teman percakapan. Menulislah seolah-olah berbicara dengan batin kita, karena berbicara dengan batin bisa menenangkan perasaan, sehingga kesedihan kita dapat dikurangi atau setidaknya terlampiaskan. Namun, berhati-hatilah jika menulis catatan harian, karena catatan nan kita tulis dapat saja secara tak sengaja dibaca orang lain. Catatan harian kita harus disimpan rapat-rapat agar kesedihan atau misteri kita diketahui orang lain.



Menulis cerita pendek

Jika menulis catatan harian dirasakan terlalu riskan buat dapat diketahui orang lain, cara nan terbaik buat menuangkan kesedihan ke dalam kata-kata ialah dengan menulis cerita pendek. Cerita pendek atau cerpen ialah bentuk karya sastra nan berisi cerita fitnah ataupun kisah nyata. Unsur-unsur di dalam cerpen antara lain ialah ialah tokoh, alur, setting, dll.

Cara menuliskan kesedihan kita ke dalam bentuk cerpen ialah dengan cara mengganti tokoh cerita nan akan kita tulis, misalnya dengan menggunakan nama orang lain. Semisal kita merasa sedih setiap kali melihat hujan sebab hujan akan mengingatkan kita kepada seseorang atau peristiwa nan ingin dilupakan, kita dapat menuliskannya ke dalam cerita pendek seperti di bawah ini:

“Magdalena selalu bersedih setiap kali melihat hujan. Hujan mengingatkan Magdalena pada masa lalunya nan kelabu, masa lalu nan murung serupa mendung. Suara hujan serupa bisikan seseorang dari masa lalunya, seseorang nan ingin ia hapus dari kenangan.”

Tuliskanlah perjalanan hayati tokoh nan kita tulis itu seperti kisah hayati nan kita alami, sehingga tokoh dalam cerpen nan kita tulis ialah citra hayati kita nan sebenarnya, tuliskan perasaan nan dirasakan tokoh tersebut sebagaimana perasaan nan kita alami. Dengan demikian, kisah hayati dan perasaan kita tak akan diketahui orang lain, namun perasaan itu sudah kita tuangkan ke dalam tulisan.



Menulis puisi

Puisi ialah media nan banyak dipilih buat menuangkan kesedihan. Hampir setiap kesedihan nan dirasakan seseorang dituangkan ke dalam bentuk puisi. Puisi menjadi salah satu pilihan buat mengungkapkan kesedihan nan dirasakan barangkali sebab bentuk puisi lebih pendek dan lebih sederhana dibandingkan bentuk tulisan lainnya.

Ketika menuliskan kata-kata sedihnya ke dalam bentuk puisi, seseorang cenderung menggunakan metafor (perlambang) nan mewakili dirinya. Seperti contoh puisi-puisi di bawah ini:

“Tak ada nan lebih sedih dari embun pagi hari
Dipasrahkannya tetes sepi pada terik matahari.”

“Aku melangkah di rimba kata-kata
Ketika kesedihan menyerangku tiba-tiba
Tapi, adakah nan dapat menerjemahkan luka
Ketika setiap huruf nan kueja telah jadi percuma?”

“Sebab hati nan terluka membuka jalan cinta
Bagi laki-laki nan datang memasrahkan nasibnya.”

“Janganlah merasa asing di global fana ini, kekasihku
Sebab mereka membangun duniaku dan duniamu
Dari kesedihan-kesedihan dan tangis nan membatu.”

“Seperti gerimis, kesepianku meratap satu persatu
Seperti hujan, tangisku menderas ke arahmu
Seperti sungai, lukaku berkelok dan panjang
Seperti laut, kesedihanku tidak terbendung.”

“Merapatlah kepadaku dan dengarkan nyanyian batin
Aku tidak lagi mengenalimu, dan kau telah menjadi lain.”

“Jika angin nan kuhirup terasa menyesakkan dada
Apakah saya harus tetap mendatangimu dengan paras nan sama
Sementara rindang akasia tidak lagi mengirim udara
Yang dulu kupahami sebagai isyarat cinta.”

Menulis catatan harian, cerita pendek, dan puisi ialah media buat melampiaskan kesedihan kita. Ketika sedang menulis, kita seakan bercakap dengan seseorang. Biasakanlah menulis kata-kata sedihmu sendiri. Sebab kesedihanmu hanya kau sendiri nan dapat merasakan.

Dengan menulis kata-kata sedih sendiri, kesedihanmu akan berkurang, dan di kemudian hari kita akan tersenyum ketika membaca catatan-catatan itu kembali. Sebab usia kata-kata nan kita tulis akan lebih panjang dari usia kesedihan kita sendiri, kesedihan akan berlalu, tapi kata-kata akan abadi.