Karakteristik Lapisan

Karakteristik Lapisan

Bumi terletak pada orbit ketiga setelah Merkurius dan Venus. Usianya diperkirakan telah mencapai 4,6 milyar tahun. Bumi memiliki jeda letak sepanjang 149.6 juta kilometer atau sama dengan 1 AU (Astronomical Unit) dengan Matahari. Bumi terdiri dari lapisan-lapisan nan sangat bervariasi, dan setiap lapisannya memiliki karakteristik. Bagaimanakah karakteristik lapisan Bumi sebenarnya? Apa saja nan terkadung dalam Bumi?

Atmosfer dan magnetosfer nan dimiliki bumi, berfungsi sebagai pelindung pada bagian permukaan Bumi agar terhindar dari benda-benda langit (angin matahari, sinar ultraviolet, dan radiasi). Atmosfer ini menyelimuti permukaan bumi hingga ketebalan 700 kilometer. Atmosfer sendiri memiliki beberapa lapisan, diantaranya yaitu Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer. Pada lapisan Stratosfer dan Mesosfer terdapat 50 kilometer lapisan ozon, fungsinya buat melindungi Bumi dari sinar ultraviolet.

Permukaan bumi memiliki suhu nan berkisar antara -70°C sampai dengan 55°C. Disparitas suhu permukaan bumi sendiri bisa berubah-rubah, tergantung pada iklim suatu daerah. Apakah bumi memiliki berat? Bumi memiliki berat sebesar 59.760 miliar ton. Luas permukaannya mencapai 510 juta km². Berat jenis (5.500 kg/m³) dan grafitasi Bumi (10 N kg) telah ditetapkan sebagai tolak ukur perbadingan dengan planet lain nan masing-masing dipatok sebagai angka 1.

Bumi memiliki satelit alami dan merupakan satu-satunya, yaitu Bulan. Dan seperti nan kita ketahui, bumi kita dikelilingi oleh sekitar 70,8% air. Kandungan udara Bumi berupa gas seperti nitrogen, oksigen dan uap air dengan perbandingan sebanyak 78:21:1.



Bumi tersusun dari:

- Inti dalam berupa, besi nikel beku (1.370 kilometer) suhunya 4.500° C

- Inti luar nan memiliki sifat cair (2.100 kilometer), mantel silica (2.800 kilometer). Dan pada inti ini, terbentuklah 83% isi dari pada bumi.

- Kerak bumi (85 kilometer), kerak bumi memiliki bagian-bagian nan bergerak lewat konvoi tektonik dan nantinya bisa menghasilkan gempa bumi. Kerak bumi nan lebih tipis berada di dasar laut, yaitu memiliki ketebalan sekitar 5 kilometer. Titik paling tinggi pada permukaan bumi ialah titik dengan ketinggian ±8.8 meter nan dimiliki gunung Everest, Tibet. Sementara itu, Palung Mariana nan terletak di Samudera Pasifik merupakan titik terdalam permukaan bumi. Kedalaman ini bisa mencapai ±10 meter.)



Lapisan Bumi

1. Kerak Bumi

Ada dua kategori kerak nan mengelilingi bumi, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra memiliki ketebalan sekitar 5-10 km dengan batuan penyusunnya yaitu batuan basalt. Kerak benua memiliki ketebalan sekitar 20-70 km dengan granit sebagai penyusunnya.

2. Mantel Bumi

Berada di antara inti luar juga keraj bumi. Mantel bumi tersusun dari batuan dengan kandungan silicon dan magnesium. Bagian atas mantel suhunya dapat mencapai ±1300 °C - 1500 °C sedangkan suhu pada bagian dalam mantel dapat mencapai ±1500 °C - 3000 °C

3. Inti Bumi

Inti Bumi terbagi menjadi 2 (dua), yaitu Inti bumi luar nan melapisi inti bumi bagian dalam, memiliki tebal 2.250 km serta kedalaman sekitar 2900-4980 km, mengandung besi dan nikel cair dengan suhu berkisar sekitar 3900 °C.

Inti bumi dalam ialah bagian bumi nan disebut sebagai inti bumi. Mempunyai ketebalan sedalam 1.200 km, berdiameter 2600 km. Terdiri atas elemen unsur seperti besi dan nikel padat, dan memiliki temperatur nan bisa mencapai 4800 °C.



Karakteristik Lapisan

1. Litosfer

Nama Litosfer sendiri merupakan penyatuan kata, dari kata lithos dan sphere dengan artinya nan berarti batu padat. Lapisan ini memiliki tekstur nan keras seperti batu sebab kerak dan juga mantel bumi pada bagian teratas tersebut. Lapisan astenosfer juga merupakan penopang lapisan ini. Litosfer juga memiliki beberapa lempengan tektonik nan selalu mengakibatkan adanya gerakan pada benua, hal ini dikarenakan konveksi nan terjadi di dalam Astenosfer.

Tahun 1914, Barrel sukses mengembangkan konsep litosfer nan pada dasarnya merupakan lapisan nan paling kuat dari semua lapisan terluar di Bumi. Melalui serangkaian uji coba buat mendukung konsepnya tersebut nan ia tuliskan dalam bentuk paper. Dari konsep mengenai adanya anomali pada keadaan gravitasi nan secara signifikan berada di bagian teratas kerak benua tersebut, selanjutnya ia mengira-ngira dimana letak lapisan terkuat nan berada di atas lapisan nan lemah dan bisa mengalir secara konveksi tersebut.

Dan tepat pada tahun 1940, ide ini dikembangkan kembali oleh Daly, nan pada akhirnya konsep Daly ini lebih diterima oleh pakar geofisika dan geologi. Namun, konsep mengenai adanya lapisan nan lemah dan lapisan nan kuat akan selalu menjadi bagian terpenting dari teori-teori nan telah dikemukakan sebelumnya.

Ada dua tipe litosfer , yaitu: Litosfer samudra, ialah lapisan nan berhubungan dengan kerak di dalam samudra dan terdapat di dasar samudra pada lapisan Litosfer benua, dan juga berhubungan langsung dengan kerak benua. Litosfer samudra juga mempunyai ketebalan sebesar 50-100 km, sementara itu litosfer benua memiliki kedalaman 40-200 km. Kerak benua bisa dibedakan dengan melihat lapisan mantel bagian atas sebab adanya lapisan Mohorovicic.

2. Astenosfer

Astenosper merupakan lapisan dibawah lempeng tektonik, nan menjadi loka bergeraknya lempeng benua. Lapisan ini juga merupakan lapisan dari sekumpulan batuan nan bisa melebur/meleleh di bawah lapisan litosfer. Lapisan ini juga merupakan lapisan nan bisa terlihat ketika ada konvoi lempeng tektonik dan penyesuaian secara isotatik.

Tekanan dalam lapisan astenosper bersifat plastik (akibat batuan nan meleleh dampak panas) dengan kepadatan nan rendah. Letak lapisan ini berada sangat dekat dengan permukan samudra. Gelombang seismik nan sampai ke dalam lapisan ini memiliki konvoi nan lebih lambat dibandingkan pada lapisan Litosfer.

Jika tenaga endogen tak bisa keluar dengan paripurna maka lapisan ini bisa membentuk gundukan-gundukan kecil di samudra seperti gunung laut.

3. Mesosfer

Lapisan ini merupakan lapisan udara ketiga, di mana suhu nan terjadi pada atmosfer akan berkurang dengan adanya pertambahan ketinggian hingga mencapai lapisan keempat, Termosfer. Udara nan terdapat pada lapisan ini bisa berakibat terjadinya pergeseran dengan objek nan datang dari luar angkasa sehingga menghasilkan suhu nan tinggi. Rata-rata meteor nan bisa singgah ke bumi biasanya akan terbakar di lapisan ini.

Mesosfer berada diketinggian sekitar 50 km hingga 80-85 km dari permukaan bumi, itupun jika suhunya bisa berkurang dari 290 K hingga 200 K (18°C hingga − 73°C). Diantara lapisan Mesosfer dan lapisan Atermosfer terdapat lapisan mediator nan bernama Mesopause.

Mesosfer memiliki peran positif dan negative. Peran positifnya, lapisan ini dapar membombardir meteor. Pern negatifnya ialah lapisan ini bisa membakar materi pesaawat luar angkasa nan diluncurkan dengan biaya jutaan dolar.

4. Termosfer

Lapisan ini berada di ketinggian 81 kilometer. Suhu bisa mengalami peningkatan nan tinggi, sekitar 1982°C dikarenakan daya serap dari radiasi oleh sinar ultra violet. Radiasi nan terjadi, akan menyebabkan adanya reaksi kimia, nan bisa membentuk lapisan nan bermuatan listrik, nan dinamakan Ionosfer. Sebelum muncul era satelit, Termosfer berfungsi buat menghasilkan gelombang radio ke bumi.

5. Ionosfer

Ionosfer merupakan lapisan nan berfungsi melindungi bumi dari serbuan batu meteor nan ditarik oleh gravitasi bumi. Batu meteor nan masuk ke lapisan Ionosfer ini akan terbakar dan melebur. Jika ukuran batu terlalu besar dan tak kunjung habis dalam lapisan ini maka natu meteor tersebut akan jatuh ke bumi nan biasa disebut Meteorit. Adanya kenyataan aurora, juga terjadi pada lapisan Ionosfer ini.