Kemandirian

Kemandirian

Perhatikanlah sebuah mesin sederhana seperti mainan mobil-mobilan anak-anak. Bila salah satu baterainya diambil, maka mobil-mobilan itu tidak dapat jalan. Begitupun dengan sebuah budaya kerja organisasi perusahaan.

Untuk mendapatkan kolaborasi nan baik antar unsur di dalamnya, budaya kerja organisasi nan menjunjung tinggi kemandirian dan saling membantu satu sama lain sangatlah perlu buat terus digalakkan.



Pengertian Budaya Kerja Organisasi

Karir ialah status pekerjaan seseorang nan disandang dalam waktu eksklusif dengan jabatan dan titel eksklusif juga. Sedangkan budaya kerja ialah pandangan atau prinsip nan mendorong orang buat mencapai hasil dalam bentuk kerja.

Budaya kerja organisasi sendiri mempunyai tujuan agar produktivitas setiap karyawan meningkat dengan hasil sebaksimal mungkin. Budaya kerja menjadi hal nan penting buat diterapkan sebab sangat berhubungan dengan efektif tidaknya sebuah sistem.

Budaya kerja nan sehat tentu berimbas makin efektif dan efisien-nya sebuah pekerjaan. Diperlukan pencerahan dan partisipasi aktif dari masing-masing individu agar sistem bisa berjalan sinkron dengan harapan. Manfaat diterapkannya budaya kerja antara lain :

  1. Komunikasi jadi efektif
  1. Timbul rasa kekeluargaan
  1. Karir lebih cepat berkembang
  1. Kemampuan inter dan intra personal meningkat
  1. Aura kantor lebih terasa bersahabat
  1. Produktivitas kerja meningkat
  1. Budaya bersaing secara sehat
  1. Sistem kerja berjalan sinkron dengan anggaran perusahaan
  1. Sikap saling menghargai setiap individu


Pendekatan Konduite Organisasi dalam Budaya Kerja

Pendekatan konduite organisasi bisa dilakukan secara kognitif, di mana konduite di dalam suatu organisasi akan dilihat dari penyebab timbulnya perilaku, proses terbentuknya serta kepentingan-kepentingan di masa lalu nan ikut menentukan konduite organisasi suatu individu. Berikut uraian lebih lanjutnya.

  1. Pendekatan kognitif nan menekankan pada mental internal di dalam para pelaku konduite organisasi akan sangat mempengaruhi jalannya suatu organisasi, seperti cara berpikir dan menimbang, menafsirkan konduite organisasi suatu individu nan lebih mementingkan organisasi atau individu.
  1. Perilaku organisasi nan dilihat dari penyebab timbulnya suatu konduite akan bisa melihat apakah konduite nan ditunjukkan oleh masing-masing invidu nan terlibat di dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh stimulasi lingkungan, baik sebelum terjadinya suatu konduite ataupun setelah terjadinya konduite tersebut. Konduite negatif dari individu nan terjadi di dalam organisasi jika dilihat dari ilmu konduite organisasi bisa menemukan bahwa terjadinya konduite negatif tersebut disebabkan ketidakpuasan akan pencapaian organisasi. Dapat jadi juga diakibatkan sebab keinginan nan tak tercapai sehingga konduite organisasi nan diharapkan terjadi malah tak terjadi sama sekali.
  1. Dari perilaku organisasi dengan pendekatan proses juga bisa melihat proses mental seperti apa nan mempengaruhi individu-individu nan terlibat di dalam suatu organisasi nan nantinya berguna buat menghasilkan konduite nan sinkron buat pencapaian tujuan organisasi.
  1. Jika dilihat dari pendekatan atas kepentingan masa lalu, maka konduite organisasi suatu individu akan diketahui apakah pengalaman masa lalunya akan mempengaruhi konduite individu tersebut dalam bekerja sama dengan organisasi nan saat ini. Dan apakah pengalaman dari masa lalu tersebut akan mempengaruhi perilakunya di masa sekarang atau di masa nan akan datang.

Menurut Thoha, konduite organisasi akan berhubungan secara langsung dengan ramalan, pengendalian dan pengertian tingkah laku masing-masing individu di dalam organisasi.

Dalam hal ini, konduite organisasi secara holistik akan memberikan pengaruh nan sangat besar dalam usaha pencapaian tujuan organisasi. Sementara menurut Gibson, pendekatan konduite organisasi secara holistik meliputi hal-hal berikut.

  1. Tingkatan analisa nan dilakukan pada level individu, kelompok, dan organisasi dengan tujuan buat mengetahui konduite organisasi secara keseluruhan.
  1. Memanfaatkan berbagai disiplin ilmu dan teori nan akan membantu terwujudnya konduite organisasi nan diharapkan.
  1. Lingkungan eksternal di luar organisasi atau perusahaan akan memberikan pengaruh secara langsung terhadap konduite organisasi suatu perusahaan.


Kemandirian

Salah satu budaya kerja organisasi nan sangat dibutuhkan oleh sebuah organisasi perusahaan ialah kemandirian setiap pekerjanya. Pekerja nan berdikari sangat paham apa nan harus dikerjakannya secara profesional. Setiap pekerja memahami bahwa kualitas individu dalam sebuah tim sangat krusial demi menjaga kinerja dan meningkatkan performa tim tersebut.

Untuk mendapatkan kemandirian ini, setiap organisasi di lingkungan perusahaan harusnya sangat memahami tentang career security bukan job security . Memberikan pemahaman tentang konsep ini kepada karyawannya akan membuat budaya prestasi kerja akan timbul dengan sendirinya.

Career security ialah sebuah konsep nan memungkinkan setiap pekerja bersedia meningkatkan kemampuan individualnya demi kemajuannya sendiri. Perusahaan mendapatkan akibat positif dari kemajuan masing-masing individu tersebut.

Bila pekerja tersebut semakin maju, maka apapun nan terjadi pada perusahaan, misalnya, terjadi kebangkrutan, maka pekerja nan handal tak akan kehilangan pekerjaan sebab dengan kemampuan dan keahliannya, dia dapat bekerja di mana pun.

Tapi kalau job security , sebaliknya. Pekerja nan masuk kategori ini sangat bergantung kepada perusahaannya dan tak terlalu terampil. Akan sangat sulit bagi pekerja jenis ini buat dapat bekerja pada perusahaan lain.



Kerja Sama

Dalam perusahaan besar nan penuh intrik, akan sangat sulit mendapatkan budaya kerja organisasi sama nan solid antarkaryawannya. Perlu ikatan batin nan kuat buat mendapatkan chemistry kebersamaan ini. ‘ There is no I. It’s just We in our team ’. Jargon ini dapat membangkitkan gairah kebersamaan. Tapi, jargon dapat saja hanya tinggal jargon bila tak ada implementasi nan nyata.

Tidak bisa dipungkiri bahwa peran atasan atau para CEO dalam membina bawahannya sangat penting. Bagaimana pun, ialah hal nan cukup rumit mengkoordinasikan para orang cerdas dan pandai dalam sebuah tim. Tanpa keikhlasan saling mnedukung, maka akan terjadi saling sikut demi mendapatkan perhatian atasan. Kolaborasi tim bisa tergali dengan baik melalui hal-hal seperti berikut.

  1. Pelatihan bersama. Rasa saling senasib akan menumbuhkan ikatan batin nan kuat antar individu karyawan.
  1. Program family gathering. Dengan lebih dalam mengenal keluarga masing-masing itu, rasa saling menyayangipun akan semakin tumbuh.
  1. Keterbukaan dan transparansi job description buat masing-masing individu. Mengapa hal ini bisa meningkatkan kolaborasi tim? Keterbukaan dan transparansi pelukisan kerja itu membuat masing-masing individu bekerja dengan semangat tanpa rasa curiga dengan rekan setimnya.
  1. Penerapan model open management nan serius bukan sekedar lips service dari atasan. Model manajemen ini akan membuat semua pekerja menjalankan peraturan perusahaan dengan bahagia hati sebab jelas hitam putih, sanksi dan reward -nya.

Budaya kemandirian dan kolaborasi ini harus terus dipupuk setiap saat. Manusia mudah berubah seiring dengan perubahan nan terjadi di sekitarnya. Jadi, budaya saling mengingatkan, penilaian program nan sudah dijalankan, dan penyegaran program nan sedang dan nan akan dijalankan, akan membuat organisasi perusahaan semakin kuat dan solid.



Pengaruh Budaya Kerja Organisasi pada Perusahaan

Sebuah organisasi nan terdiri dari berbagai kelompok individu nan bekerjasama dan berinteraksi satu sama lain, akan membentuk sebuah Norma nan lama-kelamaan akan membentuk budaya organisasi dalam sistem organisasi tersebut.

Budaya kerja organisasi merupakan pola terpadu nan dihasilkan dari konduite individu dalam organisasi termasuk pemikiran-pemikiran, tindakan-tindakan nan dipelajari dan diajarkan kepada generasi berikutnya. Artikel ini akan membahas contoh budaya kerja dalam global kerja.

Contoh budaya kerja organisasi dalam setiap perusahaan, muncul berdasarkan perjalanan hayati para pegawai. Pada umumnya budaya organisasi terletak pada pendiri organisasi. Merekalah nan berperan krusial dalam mengambil sebuah keputusan dan sebagai penentu arah taktik organisasi.

Budaya organisasi juga disebut sebagai budaya perusahaan.Budaya di sini maksudnya ialah sesuatu cara buat hayati di dalam sebuah organisasi. Di dalam budaya organisasi ada iklim atau atmosfer emosional dan psikologis.

Budaya kerja organisasi di setiap perusahaan nan ada di seluruh global memiliki budaya tersendiri dalam menjalankan kinerjanya. Hal ini disebabkan sebab dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut.

  1. Lingkungan usaha. Lingkungan usaha di mana perusahaan tersebut beroperasi akan menentukan langkah apa nan harus dilakukan oleh perusahaan tersebut.
  1. Adanya nilai-nilai atau konsep dasar dan keyakinan dari suatu perusahaan.
  1. Acara-acara rutin nan diselenggarakan perusahaan dalam rangka memberikan reward pada para karyawannya.
  1. Adanya jaringan nan dimiliki setiap perusahaan berbeda-beda. Jaringan komunikasi informal dalam perusahaan bisa menjadi wahana penyebaran nilai-nilai, asumsi-asumsi, dan keyakinan dari budaya perusahaan terkait.

Jadi, budaya perusahaan diperoleh berdasarkan hubungan para karyawan dalam menjalankan tugas dan kewajiban mereka, di bawah kontrol para dewan direksi atau atasan. Contoh budaya perusahaan juga dipengaruhi oleh budaya nan dianut oleh atasan, dalam hal ini irama kinerja nan diterapkan.