Tim - Mutu Seorang Pemimpin

Tim - Mutu Seorang Pemimpin

Sebelum aku menjelaskan mengenai mutu seorang pemimpin dalam sebuah tim. Saya asumsikan Anda pernah menyaksikan serial maupun film The A-Team . Selain sebab film maupun serialnya nan bagus, di film tersebut juga terdapat contoh mengenai solidnya sebuah tim dan kehebatan atau mutu dari seorang pemimpinnya. Pertama, aku akan meluruskan disparitas tim dengan kelompok terlebih dahulu. Ini sebab sebelum artikel ini ditulis, banyak nan mengira bahwa tim ialah bahasa Inggris-nya kelompok (Team).



Perbedaan Tim dan Kelompok

Secara definitif, tim ialah sekumpulan individu nan bersinergi secara positif dan terorganisir secara baik dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Sepintas, definisi tersebut mirip dengan definisi kelompok. Di mana terdapat sharing infomasi dan hubungan antarindividu di dalamnya.

Perbedaannya, ternyata terdapat pada totalitas individu nan menghasilkan kinerja kolektif dan hasil nan lebih baik. Sementara pada kelompok, posisi individu hanya mengerjakan tugas di wilayah kewenangannya masing-masing nan kemudian berdampak pada kinerjanya sendiri. Aspek tersebut tak akan seimbang jika dibandingkan pencapaian mereka secara bersamaan dalam kelompok.

Oleh sebab itu, jika Anda melihat sekumpulan orang nan saling mendukung dan memiliki performa baik secara individual, itu ialah sebuah tim.

Untuk mengetahui mutu dari seorang pemimpin, terlebih dahulu kita harus mengenal jenis atau variasi dari sebuah tim. Agar kita bisa dengan mudah mengombinasikan kedua sifat tersebut setelah kita mengetahuinya. Berikut ini ialah variasi atau bentuk-bentuk dari tim.



Variasi Tim

Tim sendiri terdiri atasbeberapa jenis, sinkron dengan ciri pekerjaan nan ditugaskan. Beberapa klasifikasi seperti: kualifikasi pemimpin, kualitas anggota, hingga spesifikasi tujuan dari dibentuknya tim tersebut. Adapun beberapa jenis tim ialah sebagai berikut.



1. Tim Problem Solving

Sama seperti namanya, tim ini dibentuk dengan tujuan buat memecahkan masalah. Tim ini biasa Anda lihat pada setiap organisasi, entah itu perusahaan atau bahkan partai. Lebih mudahnya, pada tim jenis ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Terdiri dari 4-12 orang nan biasanya dibayar per-jam.
  2. Biasanya, datang dari departemen nan sama (jika di dalam sebuah perusahaan).
  3. Pembahasan mereka seputar, peningkatan efektivitas, efesiensi, produktivitas, hingga kualitas dari organisasi.
  4. Mereka bekerja dengan cara melakukan rendezvous setiap minggunya. Kemudian saling berbagi gagasan, informasi, identifikasi permasalahan, metode kerja nan telah dilakukan, hingga penilaian perusahaan nan kemudian direkomendasikan menjadi taktik nan harus digunakan.


2. Tim Self Managed Work

Tujuan pembentukan dari tim ini sebenarnya buat menutupi kelemahan pada jenis tim nan pertama. Dalam tim problem solving , saran nan sudah direkomendasikan belum tentu akan diterapkan pada organisasi. Pihak organisasi dengan mudah menyesuaikan saran maupun langkah strategis nan sinkron bagi mereka. Untuk itu, tim problem solving merupakan tim nan dibentuk guna merumuskan pemecahan suatu masalah, dan dilengkapi dengan kewenangan buat implementasinya.

Berikut ialah ciri-ciri dari tim ini:

  1. Terdiri dari 10-15 nan otonom, meskipun terdapat supervisor dalam organisasi tersebut.
  2. Memiliki kendali penuh pada permasalahan manajerial organisasi.
  3. Kendali penuh pada masalah kepegawaian, seperti kecelakaan kerja.
  4. Kendali penuh pada assasment pegawai.
  5. Metode dan mekanisme auditing organisasi.
  6. Merekomendasikan dan memilih anggota sendiri.


3. Tim Cross Functional

Terkadang, dalam suatu organisasi nan terdiri atas banyak departemen, komunikasi antardepartemen menjadi masalah tersendiri. Oleh sebab itu, tim cross fFunctional dibentuk sebagai jembatan antardepartemen tersebut nan dapat merumuskan taktik nan tepat bagi organisasi. Adapun ciri-ciri dari tim tersebut hanyalah satu, yaitu terdiri atas anggota nan berada dalam hierarki setara, hanya saja berbeda departemen.



4. Tim Virtual

Semakin pesatnya perkembangan teknologi, turut mengubah kerangka berpikir nan ada mengenai jenis tim. Akses pada internet nan menjadi andalan buat mempermudah kerja sebuah tim bisa menghasilkan pembagian informasi, identifikasi masalah, hingga kedap pengambilan keputusan bagi organisasi tanpa harus memusingkan permasalahan jarak.

Salah satu laba dalam pembentukan tim ini ialah menghemat waktu atau biaya nan dikeluarkan ketika para anggotanya harus melakukan pertemuan. Apakah sahih seperti itu? Karena tim ini ternyata juga memiliki kekurangan dalam ciri-cirinya sebagai berikut:

  1. Anggotanya terdiri atas orang-orang nan berbeda lokasi, seperti luar kota maupun di luar negeri.
  2. Merupakan anggota divisi dari organisasi nan sama.
  3. Dalam organisasi bisnis, tim ini dapat saja meliputi stakeholder terkait, seperti supplier atau rekanan.
  4. Tidak adanya hubungan langsung atau bertatap muka antara anggota.
  5. Kesulitan menampakan aspek emosional dalam berkomunikasi. Oleh sebab itu, kerap terjadi kesalahpahaman nan tak dapat langsung dikoreksi.


Tim - Mutu Seorang Pemimpin

Seperti halnya terminologi dari sebuah tim nan kadang kacau dengan kelompok, begitu juga dengan seorang pemimpin. Pemimpin kerapkali disamakan dengan seorang manager. Padahal, keduanya memiliki perbedaan, dan rasanya tak salah kalau Anda mengetahui disparitas tentang ini. Berikut ialah perbedaanya:

  1. Manajer selalu tunduk pada konteks, sedangkan pemimpin menguasai konteks.
  2. Dalam tugas utamanya, seorang manajer mengurus organisasi, sedangkan pemimpin selalu memperbarui organisasinya.
  3. Manajer selalu fokus pada sistem dan struktur, sedangkan pemimpin fokus pada anggotanya.

Melihat ketiga disparitas tersebut, maka sekarang Anda bisa mengatakan dua disparitas fundamental antara tim dengan kelompok, kemudian pemimpin dengan manajer nan ternyata hanya satu, yaitu kualitas. Dengan adanya kualitas dari pemimpin maka tipe maupun variasi dari tim seperti nan telah dipaparkan diatas akan menjadi kombinasi nan tepat dalam mengembangkan organisasi.

Berikut ini ialah ciri-ciri kualitas atau mutu nan dimiliki oleh pemimpin:

  1. Memahami dan mengomunikasikan pada anggotanya makna dari sebuah sistem: Hal tersebut dilakukan bukan buat mendikte secara otoriter anggotanya. Akan tetapi, hal tersebut dilakukan sebab buat memahami filosofi kerja tim. Tiap anggota tak hanya hafal, tapi memahami sistem nan mengatur mereka dalam sebuah tim.
  2. Menjelaskan pentingnya peran masing-masing anggota dalam sebuah tim: Memposisikan mereka sebagai elemen krusial di dalam tim.
  3. Mengolaborasikan disparitas dari semua anggota menjadi kekuatan tim: seorang pemimpin akan berusaha memahami setiap individu dalam tim-nya. Hal ini dilakukan dengan cara menciptakan tantangan, minat, dan kegembiraan bagi anggotanya. Kemudian setelah teridentifikasi semuanya, seorang pemimpin akan mengetahui posisi anggotanya di tim berdasarkan potensi nan dimiliki.
  4. Belajar terus: komponen ini berlaku bagi pemimpin buat memberi inspirasi bagi tim-nya. Seperti nan kita telah bahas di atas, bahwa tim selalu terintegrasi secara baik antarindividu dan menghasilkan peningkatan performa. Untuk itu, seorang pemimpin harus terus belajar, bukan hanya bagi dirinya tapi memacu semangat tim-nya.
  5. Menjadi seorang pengarah dan pengadil nan memiliki nurani: apa nan dimaksud pada aspek ini adalah, fungsi pemimpin nan berusaha menggunakan kombinasi dari ketegasan dengan hati nurani. Seorang pemimpin diperbolehkan buat menjadi hakim bila anggotanya melanggar. Akan tetapi, dia tak diperbolehkan melepas nuraninya ketika memutuskan hukuman bagi anggotanya nan melanggar ketentuan tim.
  6. Memahami titik maksimal dari anggota: terkadang seseorang nan sudah mencapai kondisi stabil, dalam artian tak ada lagi potensi nan bisa dikembangkan dalam dirinya dan seorang pemimpin harus mampu membaca kondisi seperti ini. Oleh sebab itu, pemimpin dalam tim akan cenderung menempatkan posisi anggotanya nan seperti itu tak lagi dalam motivasi buat selalu belajar, tapi lebih pada mempertahankan kualitas nan dimilikinya.
  7. Empat sumber kekuatan nan selalu menjadi pegangannya: ialah otoritas dari tugasnya, pengetahuan dan kepribadian, pengaruh persuasi, serta fleksibilitasnya.
  8. Tidak mengharapkan kesempurnaan.
  9. Memahami arti kerjasama dalam sebuah tim, bersifat cair dan impulsif sesekali, demi memberikan pemahaman pada anggotanya bahwa dia memiliki posisi nan terkadang sama di dalam tim.

Pemahaman tentang pentingnya kepemimpinan dalam sebuah tim bisa Anda temukan tak hanya pada forum resmi nan terorganisir dengan baik, seperti perusahaan maupun partai. Banyak contoh-contoh sederhana nan bisa Anda lihat dalam kejadian sehari-hari. Dan bisa lihat kesempatan tersebut sebagai cara Anda mencoba komponen dari kualitas nan telah dibahas di atas dalam kehidupan pribadi Anda sendiri.