Main Saham dengan Rasional

Main Saham dengan Rasional

Main saham secara rasional? Kalau rugi bagaimana? Kalau untung bagaimana? Rugi untung harus tetap tersenyum dan tak tergesa-gesa menjual saham nan ada. Berikut ini penjelasannya.



Pahami Cara Main Saham

Untuk menganalisis perkembangan pasar saham, ada dua teori nan bisa digunakan sebagai tolok ukur. Dua teori nan bisa menjadi tolok ukur tersebut ialah sebagai berikut.



1. Teori konfidensi

Teori konfidensi ialah teori nan berlandaskan pada psikologis pasar dengan kepercayaan nan dimiliki para calon investor tentang harga saham nan diyakininya sendiri. Sikap investor akan membentuk image tertentu terhadap suatu saham.

Misalnya, mereka konfiden bahwa saham XYX sangat bagus dan akan memberikan capital gain dan prospeknya cerah, maka persepsi nan terjadi akan memperkuat calon investor buat membeli saham. Teori nan berdasarkan pada psikologis pasar ternyata bertolak belakang dengan teori nan berdasarkan pada data statistik dan data-data ekonomi.



2. Teori Konvesional

Teori konvensional ini merupakan teori nan berdasarkan pada data-data ekonomi dan data-data statistik. Untuk menganalisis pasar perlu dipakai sumber data nan akurat.

Keadaan pasar senantiasa silih berganti, hari ini bullish besok bearish. Keadaan ini nan menjadikan pasar saham berkembang. Pasar saham mustahil berkembang jika di dalam suatu negara terjadi hal-hal sebagai berikut.

  1. Tingkat pertumbuhan ekonomi nan negatif bahkan stagnan.
  1. Tingkat inflasi nan double digit atau lebih dikenal dengan hyper inflasi .
  1. Cadangan devisa negara nan amat tipis.
  1. Defisit neraca transaksi nan sanggat tinggi.
  1. Merajarelanya korupsi dan lemahnya penegakan hukum.
  1. Perolehan ekspor nan rendah.

Untuk para calon investor, pilihlah saham perusahaan nan laju usahanya berjalan lancar, mudah dipahami, dan telah berumur lebih dari 15 tahun, sehingga Anda tak dirugikan dalam membeli saham perusahaan tersebut.

Berbicara mengenai proses perdagangan saham, akan lebih jelas jika tak terlepas dari pertanyaan 5W+1H, yakni Where-Who-What-When-Why dan How.



1. Where: Di Mana Saham Diperdagangkan?

Saham hanya diperdagangkan di bursa efek. Surat berharga ini tak bisa dibeli di mall. Surat berharga ini bisa dibeli di perusahaan sekuritas dengan kapital uang serta pengetahuan nan cukup tentang bursa imbas plus KTP. Datanglah ke sebuah perusahaan makelar atau sekuritas. Dengan bahagia hati, mereka akan melayani Anda.



2. Who: Siapa nan Melakukan Perdagangan?

Yang melakukan perdagangan saham ialah setiap orang nan telah memenuhi syarat-syarat nan ditetapkan perusahaan sekuritas, yakni menyerahkan fotokopi KTP, mengisi opening account, tanda tangan di atas materai, serta kesanggupan menaati peraturan nan telah ditentukan dan menerima segala risiko kerugian nan mungkin terjadi.



3. What: Apakah nan Diperdagangkan?

Ini merupakan pertanyaan krusial sebelum memulai memperdagangkan saham. Untuk menjawab apa nan diperdagangkan dalam pasar saham, inilah penjelasannya. Saham ialah surat berharga nan diperjualbelikan perusahaan pialang. Saham bentuknya mirip dengan sebuah sertifikat.

Di dalam saham, terdapat Nomor Surat Kolektif Saham, nilai kapital dasar perusahaan, nilai nominal saham, nama pemilik saham, dan sebagainya. Inilah informasi nan membuat saham disebut surat berharga dan menjadikannya bisa diperdagangkan.



4. When: Kapan Proses Perdagangan Berlangsung?

Saham diperdagangkan di bursa imbas pada hari-hari kerja, yakni Senin sampai Jumat. Dimulai pukul 09.30 s.d. 16.00. Pada pukul 09.30, terdapat harga pembukaan. Harga pembukaan merupakan harga nan diminta oleh pembeli atau penjual ketika transaksi perdagangan baru saja dimulai.

Harga pembukaan ini bisa menjadi harga pasar. Jam trading berakhir pada pukul 16.00 dan pada waktu itu terdapat harga penutupan nan merupakan harga nan diminta oleh pembeli dan penjual saat penutupan.



5. Why: Mengapa Saham Diperdagangkan?

Saham nan diperdagangkan, misalnya saham go public . Saham tersebut diperdagangkan agar masyarakat bisa turut memiliki andil (modal) dalam perusahaan-perusahaan besar tersebut ( go public ).



6. How: Bagaimana Terjadinya Proses Perdagangan?

Ketika Tuan Bobby dapat menghubungi para pialang/ dealer / broker nan bekerja di lantai bursa. Pialang/dealer/broker akan memberikan slip order beli dan Tuan Bobby akan mengisi formulir tersebut dengan nama saham, jumlah saham (dalam lot), dan harga nan diminta ( bid price ).

Tuan Bobby wajib menandatangani slip order beli tersebut. Makelar segera meneruskan order beli Tuan Bobby tersebut melalui internet, telepon, dan sebagainya. Inilah sekelumit proses perdagangan saham.

Prinsip ekonomi nan berlaku pada harga saham ialah pasar (pasar modal) merupakan rendezvous antara pembeli dan penjual. Pembeli menginginkan harga nan serendah-rendahnya saat membeli, sedangkan penjual menginginkan harga nan tinggi buat barang dagangannya. Jika pembeli dan penjual telah menemukan harga nan cocok, terjadilah sebuah transaksi.

Indeks harga saham ialah suatu indikator nan menunjukkan konvoi harga saham. Indeks harga saham berfungsi sebagai indikator tren pasar. Artinya, konvoi indeks menggambarkan keadaan pasar pada suatu waktu, apakah pasar sedang aktif atau lesu.

Dengan adanya indeks harga saham, investor dapat mengetahui tren konvoi harga saham saat ini ( update ), apakah harga saham sedang naik, stabil, atau malah turun.

Contohnya, jika pada awal bulan nilai indeks berada pada angka 300 dan saat akhir bulan, nilai indeks berada pada angka 360, bisa dikatakan bahwa secara rata-rata harga saham mengalami peningkatan sebesar 20 persen.

Pergerakan indeks harga saham menjadi sebuah indikator krusial bagi para investor buat menentukan apakah akan menjual, menahan, atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak sangat cepat dalam hitungan detik dan menit, nilai indeks pun bergerak fluktuatif atau turun naik dalam hitungan waktu nan cepat juga.

Secara umum, faktor nan mempengaruhi harga saham terdiri atas 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor nan timbul dari dalam perusahaan. Faktor ini bisa dikendalikan oleh perusahaan.

Yang termasuk faktor internal, antara lain kemampuan perusahaan dalam mengelola kapital nan ada ( solvability ), kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional perusahaan ( growth opportunities ), kemampuan perusahaan buat menghasilkan laba ( profitability ), prospek marketing dari bisnis, dan hak-hak investor atas dana nan diinvestasikan dalam perusahaan ( asset utilization ).

Sementara itu, faktor eksternal merupakan faktor nan berasal dari luar perusahaan. Faktor ini tak bisa dikendalikan oleh perusahaan. Yang termasuk dalam faktor eksternal antara lain kurs, inflasi, suku kembang deposito, keadaan ekonomi, bahkan keadaan politik pun bisa mempengaruhi harga saham.

Faktor internal dan eksternal membentuk sebuah kekuatan pasar nan berpengaruh pada transaksi saham, sehingga harga saham mengalami kemungkinan pergerkan nan fluktuatif.



Main Saham dengan Rasional

Kedudukan saham konvensional dalam hukum Islam memang haram, tapi bukan berarti para muslim nan berminat main saham terhenti langkahnya hanya sebab adanya keyakinan tersebut. Masih ada saham syariah nan dapat dimainkan.

Walaupun namanya syariah, bukan berarti saham ini hanya mengandung visi keakhiratan saja. Visi keduniaan nan diwakili dengan faktor laba ekonomi juga ada.

Bukankah orang muslim harus kaya? Bagaimana dapat membuat rumah nan cukup buat seluruh anggota keluarga bila tak kaya. Tak mungkin dapat sedekah, zakat, haji, dan membantu orang banyak bila tidak mempunyai uang.

Bermain dengan saham syariah tak ada bedanya dengan konvensional. Yang membedakan ialah saham perusahaan nan dibeli dan dijual. Perusahaan nan ada di bursa saham syariah ialah perusahaan nan bergerak dibidang nan tak bertentangan dengan hukum Islam. Tak ada perusahaan nan menjual barang-barang syubhat sekalipun. Semuanya sudah melalui prosedur nan tepat sinkron dengan kadar syariah.

Saat krisis moneter 1998 menimpa Indonesia (saat itu belum ada saham syariah), banyak pesaham pemula nan kaget sebab nilai sahamnya berkurang hingga 80%. Mereka bingung dan kelabakan. Laba nan diharapkan akhirnya harus menerima fenomena menjadi buntung.

Takut mengalami kerugian nan lebih banyak lagi, mereka menjual semua atau hampir semua sahamnya. Lalu, nan dilakukan selanjutnya ialah merenungi nasib walaupun hanya sesaat.

Namun, tak bagi para petualang saham nan sudah sangat berpengalaman menghadapi berbagai kondisi dan situasi nan mungkin memengaruhi naik turunnya nilai saham. Mereka tak kaget dan tak bingung.

Pada saat pemain pemula menjual semua atau sebagian besar sahamnya, mereka malah membeli banyak saham nan diperkirakan akan mempunyai nilai nan besar pada saat ekonomi sudah membaik.

Benar saja. Tak lama kemudian, sektor jual beli saham kembali bergerak ke arah positif. Para pemain pemula memetik pengalaman nan sangat berharga walau harus kehilangan uang nan cukup banyak. Hitung-hitung sebagai biaya investasi belajar. Mengapa dapat begitu?

Yang terjadi setelah krisis ialah pemugaran ekonomi nan akan dilakukan oleh semua bidang termasuk pemerintah nan sangat berkepentingan dengan kondisi ekonomi nan stabil.

Bila kondisi ekonomi tak stabil dan rakyat kelaparan, maka akan ada pemberontakan nan mungkin akan menggulingkan pemerintahan. Pemugaran inilah nan membuat saham kembali baik. Dengan keadaan ini, para pesaham nan pada saat krisis membeli banyak saham nan diperkirakan harganya akan naik, bisa memetik laba nan signifikan.

Itulah gaya main saham nan rasional. Tidak mudah panik dan bingung. Kerasionalan melihat konvoi nilai saham akan membawa laba nan sangat besar dan memantapkan diri sebagai pemain nan handal nan nantinya akan dapat menularkan ilmunya kepada para pemain nan pemula.