Pesona Puncak Gunung Singgalang

Pesona Puncak Gunung Singgalang

Gunung Singgalang ialah sebuah gunung berapi nan sudah tak aktif lagi. Gunung ini terletak di provinsi Sumatra Barat. Gunung nan berdekatan dengan gunung marapi ini terletak pada ketinggian 2.877meter di atas permukaan laut.Ia terkenal dengan kondisi hutannya nan sangat lembab, sebab memiliki banyak kandungan air. Tanahnya nan fertile mampu menghidupi para penduduk nan tinggal di kaki gunung lewat pola hayati agraris.Hasil pertanian dari kaki gunung ini seperti lobak, kol gepeng, wortel, sawi dan aneka jenis sayuran lainnya dikirim hingga melewati tapal batas propinsi Sumatra Barat.

Diantaranya ke Propinsi Riau, Propinsi Kepulauan Riau dan daerah-daerah di sekitarnya.Selain itu, tanaman tebu dari ladang-ladang tebu di punggung gunung Singgalang menghasilkan pasokan gula tebu atau nan dikenal dengan nama Saka. Saka ialah air tebu nan dimasak hingga kental di dalam kuali besar dengan barah dari kayu bakar. Saka nan dicetak dengan tempurung kelapa nan sudah dikotomi ini, berwarna coklat muda dan setelah dingin berbentuk mirip tempurung kelapa.

Gula tebu ini rasanya sangat manis dan biasanya diolah sebagai pengganti gula pasir di dalam kuliner khas masyarakat Sumatra. Seperti kolak, gelamai, wajik, dan aneka penganan manis lainnya. Bahkan zaman dahulu sebelum orang mengenal permen, saka nan telah dibaluri dengan tepung dan dipotong kecil-kecil, dimakan sebagai permen oleh anak-anak dan orang dewasa. Gunung Singgalang menjadi obyek favorit para pendaki, selain gunung marapi. Hal ini disebabkan oleh pemandangan alamnya nan latif serta puncaknya nan memiliki sebuah telaga berair jernih bernama Telaga Dewi.



Mendaki di Gunung Singgalang

Gunung Singgalang ini dapat didaki dari beberapa tempat, seperti Pakan Sinayan, Koto Tuo, Balingka dan Pandai Sikat. Tergantung dari arah mana Anda datang. Bila Anda datang dari arah kota Padang, Anda dapat turun di desa Koto Baru dan memulai pendakian dari desa Pandai Sikat. Pada umumnya, para pendaki nan datang dari kota Padang naik bus jurusan kota Bukittinggi di terminal bus Aie Pacah, Padang. Cukup dengan membayar Rp.8000 hingga Rp.10.000 dengan lama perjalanan 1,5 jam, Anda pun sampai di Koto baru.Sementara bila Anda datang dari arah kota Bukittinggi, Anda dapat naik mobil jurusan Padang Panjang dan turun di Koto Baru.

Mendaki gunung Singgalang dapat dilakukan pada malam hari atau pada siang hari. Bila pendakian dilakukan pada malam hari biasanya pendakian dimulai pada jam 9 malam. Setelah terlebih dahulu mengisi perut dengan makan nasi bungkus, dan istirahat sejenak, jangan lupa buat melapor pada pos penjagaan seraya menyiapkan lampu senter, air minum dan ransel berisi perlengkapan Anda masing-masing.Tepat jam 9 malam, pendakian dapat dimulai langsung menuju ke Pasanggrahan.

Pasanggrahan ialah sebuah loka nan terletak di sebelah tower RCTI. Setelah itu, Anda dapat beristirahat sejenak dan menambah lapisan jaket, sebab hawa dingin nan mulai menggigit.Saat istirahat ini akan kelihatan pemandangan rumah-rumah penduduk di kejauhan dengan cahaya lampunya nan indah. Saat pagi datang dan titik-titik cahaya lampu itu menghilang satu demi satu, maka ini saat nan tepat buat kembali meneruskan pendakian hingga sampai ke sebuah loka bernama Cadas.Cadas merupakan daerah terbuka dipenuhi dengan batu-batu terjal. Di sini Anda harus lebih berhati-hati sebab kemiringannya nan hampir mencapai 70 derajat.



Pesona Puncak Gunung Singgalang

Anda akan menjumpai banyak Edelweiss disini, kembang abadi nan hanya ada di ketinggian puncak gunung.Setelah melewati Cadas nan berbatu, Anda akan memasuki jalanan nan lembab dan sedikit basah menuju Telaga Dewi. Sebuah telaga bekas kaldera nan cantik dengan airnya nan jernih dan beriak ditiup angin. Dari puncak gunung Singgalang ini akan kelihatan pemandangan Ngarai Sianok nan terkenal, serta pemandangan kota Bukittinggi. Bila tidak ingin terjebak kabut nan mulai turun, Anda sebaiknya bergegas menelusuri kembali jalan nan Anda lewati sebelumnya. Hingga sampai kembali di posko Koto Baru dan melapor sebelum pulang kembali ke rumah masing-masing.

Gunung Singgalang nan menjulang kokoh seolah merupakan penyangga langit bumi Minangkabau. Gunung ini mempunyai tiga puncak nan bsia disebut dengan Tri Arga nan merupakan tiga puncak utama. Kalu dilhiat dari geografisnya gunung Singgalang terletak di Kabupaten Agam diantara pegunungan lain seperti Marapi, Talang dan puncak lainnya. Gunung Singgalang juga mempunya beberapa kawasan hutan nan disebut hutan Dipterokarp, hutan Ericaceous dan hutan Montane.

Di kawasan hutan Dipterokrap atau hutan atas nan mempunyai ketinggian 300-750 dpl terdapat beberapa spesies pohon antara lain terutama pohon Kemuning, pohon Meranti dan pohon Seraya, disitu juga terdapat spesies lain yaitu pohon Damar Minyak. Di kawasan hutan Ericaseous nan dapat disebut juga hutan gunung nan mempunyai ketinggian diatas 1.500 dpl mempunyai beberapa spesies antara lain pohon Periuk Kera, pohon Kelat, bermacam-macam jenis tanaman Paku, semak belukar, resam, buluh dan berbagai jenis lumut. Dan terakhir hutan Montane nan terletak di ketinggian 1.200-1.500 dpl mempunyai beberapa jenis spesies primer yaitu pohon Berangan, Podo, Damar Minyak dan pohon Mempening.

Gunung Singgalang termasuk gunung vulkanis nan tak aktif, gunung ini termasuk istimewa sebab disamping mempunyai bermacam jenis hutan hujan topis dan pendakian nan menantang. Gunung ini mempunyai dua buah telaga nan terdapat pada puncaknya yaitu telaga Kumbang dan telaga Dewi. Estetika nan terdapat di loka itu tidak kalah indahnya dengan telaga nan lain di Indonesia. Gunung ini mempunyai satu lagi pemandangan nan tidak biasa yaitu adanya tiang listrik dan juntaian kabel. Hampir ada 28 tiang listrik nan ada mulai dari kaki gunung sampai dengan puncaknya buat menunjang daya bagi beberapa tower pemancar televisi, beberapa provider telepon dan tower pemacar milik Polda.

Ketika kita mendaki gunung Singgalang walaupun menguras tenaga akan terbayarkan rasa capek nan ada dengan pemandangan nan sangat luar biasa dan juga adanya dua telaga nan tidak kalah indahnya. Rasa capek akan terasa hilang begitu kita dapat menikmati estetika nan diciptakan paripurna oleh Pencipta Alam ini. Ketika mendaki ke puncak Singgalang kita juga dapat berjumpa dengan pendaki lainnya, tujuan mereka tak jauh dari menikmati alam nan ada. Pada pos pertama pendakian biasanya para pendaki akan beristirahat buat memeulihakantenaga sembari menikmati musik alam nan berupa riak air nan mengalir deras.

Kita juga dapat beristirahat di loka itu sembari menikmati secangkir kopi dan menikmati estetika hutan tropis yang cantik. Ketika mendaki nan perlu di perhatikan ialah faktor cuaca, gunung Singgalang mempunyai perubahan cuaca nan sulit ditebak. Tak sporadis tidaba-tiba muncul awan tebal walau sebelumnya cuaca terang nan diiringi dengan hujan deras dan tentunya ini menggangu para pendaki buat melanjutkan perjalanan menuju kepuncaknya.

Untuk menjaga hal itu para pendaki baiknya mengetahui kondisi cuaca terlebih dahulu sebelum melakukan pendakian sehingga tak terjebak dalam cuaca buruk. Dan seandainya kita tetap berangkat menantang alam istilahnya, kita harus menyiapkan berbagai peralatan selengkap mungkin buat menghadapi petualangan nan bersifat survivel ini. Selama perjalanan kepuncak kita tak hanya bertemankan alam tetapi juga masyrakat sekita nan mengolah huma sekita kaki gunung dan para pemburu juga para pencari kayu bakar di hutan-hutan sekitarnya. Sebelum mencapai puncak berharaplah cuaca akan cerah sebab pemandangan puncak dan kedua telaga akan lebih latif ketika cuaca cerah.