Berbagai Penyakit Dampak Kekurangan Protein

Berbagai Penyakit Dampak Kekurangan Protein

Tubuh memerlukan energi dari karbohidrat dan lemak buat beraktivitas. Selain itu, fisik manusia membutuhkan vitamin agar tetap segar dan bugar. Namun di samping kedua zat tersebut, protein juga mempunyai peranan nan besar dalam memperbaiki sel nan rusak dan mengembalikan vitalitas tubuh. Bila tubuh kekurangan protein maka akan mengalami gangguan kesehatan nan kemudian menjadi penyakit kekurangan protein.

Oleh sebab itu, bukan hanya kekurangan karbohidrat atau vitamin saja nan disebut kekurangan gizi, kekurangan protein juga merupakan bagian dari kekurangan gizi. Umumnya, hal ini disebabkan oleh pola makan nan tak sehat. Kurangnya konsumsi makanan nan mengandung protein seperti daging dan ikan, ialah sebagian besar pangkal dari munculnya penyakit kekurangan protein .

Cukup banyak alasan sebagian orang mengurangi konsumsi daging dan ikan. Salah satunya ialah program diet atau pelangsingan tubuh. Padahal seperti vitamin dan karbohidrat, kebutuhan protein absolut diperlukan oleh tubuh manusia.

Penyakit kekurangan protein akan selalu menghantui siapa pun nan berusaha mengurangi makanan nan mengandung protein. Berikut ialah beberapa informasi nan berkaitan dengan penyakit dampak kekurangan protein.



Diagnosa Penyakit Dampak Kekurangan Protein

Beberapa pihak mempercayai bahwa kekurangan protein bisa menyebabkan berbagai penyakit. Di antaranya ialah kanker payudara, kanker usus besar, penyakit jantung, dan osteoporosis. Mengapa demikian?

Struktur kimia protein, kaya akan gugus C (karbon) dan S (sulfur). Kekurangan C dan S, akan membuat proses pembekuan darah dan metabolisme tubuh manusia menjadi tak normal. Gangguan nan monoton akan menyebabkan peningkatan risiko pembentukan gumpalan darah, nan disebut trombosis. Hal ini sering dialami oleh seseorang nan telah dewasa.

Bagaimana awal mula munculnya penyakit kekurangan protein pada manusia? Perlu diketahui, di negeri kita penyakit dampak kekurangan protein sering disebut juga dengan Marasmus kwashiorkor . Penyakit ini muncul dampak proses penyapihan bayi sebelum waktunya.

Menurut ilmu kesehatan, penyapihan bayi nan diberi air susu tertentu dari sang ibu dapat dihentikan ketika bayi berusia sekitar dua tahun. Namun sebab kesibukan sang ibu, pekerjaan dan sebagainya, penyapihan dilakukan lebih awal. Peluang Marasmus kwashiorkor akan lebih besar bila penyapihan dilakukan sebelum bayi berumur satu tahun.

Namun, sebenarnya bukan hanya penyapihan prematur saja nan menjadi penyebab penyakit kekurangan protein. Peyebab lainnya ialah kurang baiknya kondisi makanan sebagai bahan asupan pengganti air susu ibu selama proses penyapihan.

Makanan pendamping tersebut tak mempunyai kandungan protein nan mencukupi, sehingga diet nan salah ini berdampak pada penyakit kekurangan gizi nan lain. Akibatnya, kekurangan protein juga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan nan mencukupi pada anak-anak.

Penyakit kekurangan protein juga menyebabkan banyak masalah kesehatan lainnya seperti turunnya berat badan, kelemahan fisik, serta penyusutan jaringan otot. Akibat lain nan muncul ialah tekanan darah rendah, denyut jantung sangat rendah, anemia, dan pigmentasi pada kulit nan tak normal.

Tingkat metabolisme dari seseorang nan kekurangan protein juga cenderung menurun. Dipercaya bahwa metabolisme nan jelek ini menyebabkan penyusupan lemak dan juga sirosis hati. Penyakit kekurangan protein nan lain ialah lambatnya proses penyembuhan luka di tubuh manusia. Hal ini menjadikan kurangnya protein sebagai sebuah kenyataan nan patut diwaspadai.



Berbagai Penyakit Dampak Kekurangan Protein

Protein bisa dikatakan merupakan zat terpenting bagi tubuh manusia, manusia tanpa protein maka akan mengalami berbagai gangguan kesehatan bahkan akan mengalami keadaan nan menghantarkan kepada kematian. Protein nan berada pada tubuh manusia disebut sebagai asam amino, sekitar dua puluh asam amino nan dikenal sebagai pembentuk tubuh manusia. Sembilan asam amino nan terpenting bagi manusia disebut dengan istilah asam amino essensial.

Dari klarifikasi di atas bisa kita ketahui bahwa kekurangan protein merupakan keadaan nan gawat dan serius. Berbagai penyakit kekurangan protein banyak dikenal di global kesehatan, bahkan sampai sekarang ada beberapa penyakit langka nan ditemukan dan belum diketahui penyebab utamanya nan kemudian diprediksi dampak kekurangan protein. Di bawah ini ialah beberapa penyakit dampak kekurangan protein nan generik atau sering ditemukan di masyarakat, di antaranya :

1. Edema

Penyakit ini biasanya disebut dengan retensi air ialah penyakit kekurangan protein nan paling sering diderita manusia. Kita ketahui bahwa darah nan mengalir di dalam tubuh manusia mengandung berbagai macam nutrisi bagi metabolisme tubuh, regenerasi sel, pemugaran sel dan lainnya. Apabila darah nan mengalir itu tak memiliki cukup protein maka anda akan mengalami gejala tekanan darah rendah.

Bila tubuh mengalami tekanan darah rendah maka gejala awal nan diderita ialah pusing, lemas dan malas beraktifitas. Tentu gejala seperti ini akan mengurangi rutinitas keseharian misalnya bekerja, memasak, kuliah dan lainnya. Bila kejadian ini terus berlanjut maka genre darah nan tak mengandung protein akan membentuk jaringan mirip dengan gumpalan air pada sekitar pembuluh darah. Jaringan nan dipenuhi dengan air inilah nan disebut dengan edema.

2. Kelelahan

Tubuh nan lemas dan sering lelah menjadi salah pertanda bahwa tubuh manusia mengalami penyakit kekurangan protein. Protein ialah zat krusial bagi tubuh buat tetap sehat dan kuat dalam melakukan gerakan-gerakan fisik, seperti berjalan, menulis, berlari, mengangkat dan lainnya. Tanpa protein maka jaringan otot nan lelah atau rusak tak bisa melakukan regenerasi akibatnya otot akan mudah lelah bahkan akan mengalami gejala nan lebih parah misalnya kram, rheumatik dan lainnya.

3. Rambut rontok

Rambut nan mengalami kerontokan secara tak normal bisa diakibatkan tubuh kekurangan protein. Rambut nan rontok secara normal hanya sekitar puluhan helai rambut setiap setelah keramas, namun bila nan ada ratusan helai rambut nan rontok setiap harinya maka ini ialah pertanda bahwa anda mengalami penyakit rambut rontok. Rambut rontok tak boleh dipandang remeh sebab dapat membuat kepala menjadi botak.

Jika kepala sudah mengalami kebotakan maka akan sulit buat kembali menyuburkannya, biaya mahal akan keluarkan buat mengatasi kebotakan. Rambut nan kuat dan sehat bisa dimiliki seseorang bila dia mengkonsumsi cukup protein dan nutrisi bagi rambut lainnya, misalnya vitamin E.

4. Pertumbuhan kuku lambat

Pertumbuhan kuku nan normal ialah bila anda dapat memotong kuku minimal seminggu sekali dengan panjang lebih dari 2 mm. Bila kuku dalam waktu seminggu pertumbuhannya kurang dari 1 mm maka tubuh mengalami gejala pertumbuhan kuku lambat. Banyak orang mengira pertumbuhan kuku nan lambat baik bagi dirinya sebab tak perlu repot-repot memotong kuku secara rutin setiap minggu, akan tetapi hal ini tak baik sebab tubuhnya sebab mengalami gangguan kesehatan.

5. Fungsi otak terganggu

Otak ialah pusat saraf manusia dalam berpikir dan mengendalikan setiap gerakan tubuh. Otak nan sehat harus disuplai dengan makanan nan bergizi, misalnya protein, vitamin, mineral dan lainnya. Penyakit kekurangan protein ini akan membuat kecepatan berpikir otak menjadi rendah bahkan dapat mengakibatkan gangguan nan lebih parah seperti kecepatan motorik berkurang, stres, depresi, dan lainnya.

6. Sulit buang air besar

Pencernaan akan berjalan dengan baik bila tubuh dalam pemenuhan protein. Buang besar dan sembelit oleh pakar kesehatan dikatakan sebagai salah satu berbagai penyakit dampak kekurangan protein.

7. Denyut jantung rendah

Jantung manusi berdetak setiap detiknya. Dalam berdetak ternyata jantung membutuhkan protein. Bila tubuh kekurangan protein maka denyut jantung dapat menjadi rendah misalnya dibawah 60 denyut/menit.

Itulah berbagai penyakit kekurangan protein nan sering dialami masyarakat. bila anda mengalami salah satu penyakti di atas maka segera perbaiki pola makan anda dan lakukan langkah-langkah penanggulan selanjutnya.



Penanggulangan Penyakit Kekurangan Protein

Bagi seseorang nan telah dewasa, penyakit kekurangan protein dapat ditanggulangi dengan mengkonsumsi protein secara cukup dan rutin. Hal itu dapat dilakukan dengan mengubah menu makanan setiap hari, konsumsi makanan nan mengandung protein nan banyak misalnya daging, telur, buah-buahan dan sayuran. minuman bergizi juga tak boleh dilupakan misalnya susu sapi, madu, minyak zaitun dan lainnya.

Sedangkan bagi balita, penyakit ini dapat dicegah dengan menunda masa penyapihan nan prematur, dengan tetap memberikan air susu ibu nan eksklusif, memberikan makanan pendamping bagi bayi nan mencukupi kebutuhan proteinnya, serta melakukan inspeksi kesehatan secara berkala.

Itulah pembahasan kita mengenai berbagai penyakit dampak kekurangan protein. Diharapkan bagi anda dan para ibu agar memperhatikan asupan makanan. Perbanyak makanan nan mengandung protein bila mengalami salah satu penyakit kekurangan protein. Selamat menjaga kesehatan