Perawatan Jamur Kuping

Perawatan Jamur Kuping

Jamur kuping ialah jamur nan sering tumbuh di media kayu nan basah dan lembab. Dapat juga di pohon nan sudah mati.

Cara budidaya jamur kuping ini juga terbilang mudah dan tak terlalu menyita waktu, sehingga dapat dilakukan sambil melaksanakan kegiatan nan lain.



Budidaya Jamur Kuping

Dari tahun ke tahun, jamur jenis ini makin banyak nan menyukainya, baik di global maupun di Indonesia. Karena selain rasanya nan lezat, juga banyak kegunaannya buat menjaga kesehatan serta kesembuhan suatu penyakit.

Sebab nan lain ialah sebab jamur jenis ini mudah diolah di sembarang tempat. Mulai daerah hutan di pantai hingga di pegunungan nan tinggi. Yang krusial ialah lokasinya selalu lembab dan tak terlalu panas.

Jamur Kuping memerlukan sedikit sinar matahari, menyukai loka remang-remang nan terlindung. Pada loka seperti ini pertumbuhan miselium jamur lebih cepat daripada loka nan banyak cahaya matahari. Kelembaban ruangan jamur nan optimal ialah 80-90 % dan kelembaban ini harus dipertahankan dengan menyemprot air secara teratur di dalam ruangan jamur (Kumbung) setiap hari. Suhu udara buat pertumbuhan miselia sekitar 23-28O Celcius, sedangkan buat pertumbuhan badan buah (Fruit body) ialah 18-22 O Celcius.



Cara Budidaya Jamur Kuping

Untuk melakukan budidaya jamur kuping, langkah pertama nan harus dilakukan ialah menyiapkan media nan akan digunakan buat menanam jamur kuping. Dulu media nan paling cocok buat menanam jamur kuping ialah kayu nan basah atau lembab.

Namun saat ini ada cara lain, yaitu bubuk kayu residu nan dapat diperoleh dengan mudah di tempat-tempat penggergajian kayu. Beberapa orang lebih suka memilih serbuk kayu, sebab proses penanaman jamurnya lebih mudah. Terutama waktu memberi vitamin atau semacam pupuk pada media. Selain itu masa tanamnya juga lebih singkat dibanding dengan jika menggunakan media kayu.

Namun demikian, media kayu juga punya kelebihan. Meski waktu nan dibutuhkan lebih panjang, harga jual jamur nan ditanam di media kayu harganya juga jauh lebih tinggi. Sebab kwalitas jamur nan dihasilkan biasanya juga lebih bagus.

Karena itu orang dapat memilih, mau nan harga jual panennya mahal namun memakan waktu nan lebih lama, atau nan cepat namun kwalitasnya dan harga jualnya tak begitu tinggi.

Serbuk kayu nan sudah dibersihkan lalu dimasukan ke dalam plastik atau polybag. Kalau menggunakan kayu tinggal dibersihkan saja. Setelah itu ditempatkan pada ruang spesifik buat pengembangbiakan jamur kuping. Bila tak ada ruang dapat membuat sendiri dari bambu atau kayu nan di atasnya diberi agar di dalam tak terlalu panas dan selalu terjaga kelembabannya.

Setelah media buat menanam jamur sudah siap, maka langkah selanjutnya ialah menyiapkan bibit nan mau ditanam. Kemudian bibit tersebut dimasukan atau ditanam ke dalam media. Untuk lebih jelasnya ini beberapa hal nan bis di perhatikan dalam membudidayakan Jamur kuping

1. Persiapan Media (Subtrat)

Media tumbuh jamurnya dibuat dalam bentuk silinder (Log), nan komposisi medianya terdiri dari serbuk kayu, tepung-tepungan ( dedak, tepung jagung), kapur, dan air. Sebagai contoh, di BTP Bedali, komposisi dari log, media jamur yaitu 100 % serbuk kayu, 16 % dedak, 4 % tepung jagung, 0,7 % Calsium Carbonat, dan 60 % air. Syarat media tumbuh yaitu media dicampur merata, pH 6,5-7,0, kadar air 60 %.

2. Pembuatan Log Media

Untuk membuat 1500 log jamur maka diperlukan bahan-bahan sebagai berikut :

a. Serbuk kayu : 850 Kg

b. Dedak halus : 135 Kg

c. Tepung Jagung : 34 Kg

d. Kapur : 6 Kg

e. Air : 60 %,

  1. Bahan dari a. sampai d. dicampur sampai merata (homogen), kemudian diayak
  2. Hasil ayakan campuran diberi air 60 % sampai campuran tersebut bisa dikepal dan tak keluar air. Tentukan pHnya dengan kertas lakmus, bila pH < 7, maka campuran diberi kapur, bila pH > 7, maka tambahkan air kedalam campuran. Kemudian dibiarkan sampai esok harinya.
  3. Masukkan campuran media kedalam kantung plastik polyphalen, isinya dipadatkan, pada bagian atas kantung diberi cincin paralon dan lubangi 1/3 bagian dengan kayu, lalu ditutup dengan kertas minyak, dirapatkan dengan karet gelang. Hasilnya berupa log media.

3. Sterilisasi Log Media

Log media dimasukkan kedalam ruangan sterilisasi. Didalam ruang ini log media diberi uap panas pada suhu 90OC, selama 7 jam. Kemudian didinginkan.

4. Inokulasi Log Media

  1. Setelah dingin log media dipindahkan ke ruang inokulasi buat diberi bibit jamur. Sebelumnya ruang ini disterilkan dulu dengan alkohol nan disemprotkan kedalam ruangan.
  2. bibit jamur dimasukkan kedalam log media maka dihasilkan log media jamur.

5. Inkubasi Log Media Jamur

Log media jamur dipindahkan ke ruang inkubasi. Ruang ini sebagai loka penumbuhan miselia dalam log media jamur. Lamanya penumbuhan miselia 45 – 60 hari. Suhu ruangan dijaga 23-28 OC, dengan kelembaban 60-70 %

6. Panen Jamur

  1. Pindahkan log media jamur dari ruang inkubasi ke Kumbung Suhu ruangan dalam kumbung dijaga tetap 18-22OC. Demikian pula kelembab bannya 80-90 % dengan menyemprot air kelantai secara teratur. Tutup log media jamur dibuka.
  2. Setelah 10-15 hari log media jamur di Kumbung, kemudian di panen buat pertama kali. Panen berikutnya setiap 2 hari sekali secara teratur selama 6 bulan.


Perawatan Jamur Kuping

Dalam masa pertumbuhannya, jamur kuping tak memerlukan perawatan khusus. Yang terpenting ialah suhu di dalam ruang harus tetap dingin dan media tanam juga harus dalam keadaan basah terus.

Bila media mulai mengering, siramlah dengan air secukupnya. Jangan terlalu banyak, sebab akan membuat jamur mudah busuk dan mati. Dalam jangka waktu tertentu, media jamur dapat diberi pupuk nan dapat dibeli di toko-toko pertanian. Cara memberikannya dapat disiramkan langsung atau disuntikan ke dalam media tanam.



Menghindari Hama Pengganggu

Usahkan pintu ruang buat membudidayakan jamur selalu tertutup. Selain buat menjaga kelembaban udara, juga buat menghindari masuknya binatang nan suka merusak tanaman jamur. Misalnya tikus atau semut.

Meski tak terlalu suka dengan jamur, namun tikus suka mengerat media tanam jamur. Demikian pula dengan semut nan suka memilihnya buat dijadikan kandang. Akibatnya tentu saja jamur gagal mengalami pertumbuhan dan mati. Demikian pula dengan kecoak atau bekicot nan suka tinggal di tampat nan gelap.



Masa Panen

Bila dapat tumbuh secara normal dan bagus, ketika memasuki usia tiga bulan, maka jamur kuping nan ditanam di sebuk kayu sudah mulai dapat dipanen. Namun bila menggunakan media kayu, masa panennya membutuhkan waktu sekitar lima bulan.

Panen dilakukan dengan cara mencabut seluruh tubuh buah jamur tanpa meninggalkan sedikitpun buat mencegah terjadinya pembusukan nan bisa menghambat pertumbuhan tubuh buah berikutnya. Jamur nan siap dipanen ditandai rona tudung menjadi coklat muda dan pada bagian tepinya menipis

Untuk orang luar negeri, terutama di Jepang dan Korea serta Hongkong, kebanyakan lebih suka jamur nan ditanam di kayu dari pada diserbuk.

Demikianlah seluk beluk cara budidaya jamur kuping. Semoga bermanfaat.