ST 12: Pelopor Band Melayu di Indonesia

ST 12: Pelopor Band Melayu di Indonesia

Gebrakan nan dilakukan ST 12 dapat dibilang brilian. Bagaimana tidak? Musik-musiknya hampir menyentuh semua segmen pasar, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Sentuhan pop, rock, sampai melayu ada di setiap lagu-lagunya. Lirik lagunya juga sporadis ada nan puitis.

Rata-rata bahkan memakai bahasa sehari-hari nan sering dipakai orang kebanyakan. Dengan begitu, tentu saja anak SD pun dengan mudah dapat menghapal lagu-lagu mereka.



Awal Berdirinya Grup

Grup ini terbentuk di Bandung pada 2004. Mereka membentuk band ini secara tak sengaja. Studio musik milik Pepep nan merupakan salah satu personilnya nan menjadi saksi bisu terbentuknya band dengan personil awal sebanyak 4 orang tersebut. Dari coba-coba dan iseng itu, ternyata kerja mereka tak iseng atau sekedar main-main. Mereka cukup serius menggarap setiap lagu. Mereka juga berlatih dengan serius dan mulai mencari pekerjaan ke beberapa loka nan sekiranya dapat menerima musik mereka nan memang agak berbeda dengan musik nan diusung oleh grup lain, seperti Ungu atau bahkan Slank dengan suara Kaka nan juga khas.

Para personil ST 12 memang bukan orang baru di global musik. Mereka sudah hobi bermusik jauh sebelum grup band ini terbentuk. Charly misalnya. Sebelum tergabung dengan grup band tersebut Charly ialah seorang pengamen jalanan. Ia nan dengan susah payah bergerak dari satu loka ke loka nan lain buat menjual suaranya. Memang nasib baru mengangkat kemampuan finasialnya ketika ia bergabung dengan grup band satu ini. Begitu pun dengan personil nan lain, meskipun tak semua personil berlatar belakang seorang pengamen.

Mereka paham musik dan mereka berkeinginan hayati dari musik. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka bukan mudah. Tetapi hal itu bukannya berarti menjadi sangat sulit dan tidak dapat dilalui. Mereka merangkak dan merayap mencari celah agar suara mereka di dengar oleh orang banyak. Mereka memang sangat berharap bahwa masyarakat penggemar musik Indonesia mau menerima kehadiran mereka. Segal doa dan usaha itu ternyata didengar oleh Allah Swt dan mereka pun menjadi salah satu grup band nan disegani di Indonesia.

Perjalanan mereka cukup cepat ke tangga paling tinggi musik Indonesia. Nasib memang tidak pernah diketahui oleh manusia. Bila Tuhan berkehendak hanya dalam hitungan bulan saja, masing-masing personil telah dapat menikmati kebahagiaan dari hasil jerih payah mereka. Keuangan tak lagi bunga kempis dan Charly tentunya tak lagi harus mengamen. Ia telah mampu membeli sebauh rumah lengkap dengan isinya. Ia juga sudah dapat membawa keluarganya melihat Ka'bah secara langsung.

Charly sebagai vokalis memang banyak diterpa gosip termasuk ketika orang banyak nan mengira ia masih bujangan nan ternyata ia telah berkeluarga. Paras istri Charly nan tergolong cantik pernah dikira selingkuhan Charly. Setelah itu, karya solo Charly dan proyek-proyeknya di luar kegiatan bandnya juga sering dinilai membuat proyek bandnya terbengkalai. Padahal sebagai vokalis sekaligus orang nan banyak menciptakan lagu buat bandnya, Charly tak akan pernah menjadi orang nan lupa dengan siapa dirinya dahulu sebelum dikenal orang seperti sekarang.

ST 12 ialah grup band papan atas Indonesia saat ini nan didirikan di Bandung Jawa barat, tahun 2004 lalu. Grup ini didirikan Ilham Febry alias Pepep (drum), Dedy Sudrajat alias Pepeng (gitar), Muhammad Charly van Houten alias Charly (vokalis), dan Iman Rush (gitaris). Nama ST 12 sendiri kependekan dari Jl. Stasiun Timur No. 12, nan pada awalnya menjadi loka berkumpulnya personil band ini. Sampai sekarang, ST 12 sudah menghasilkan 5 album musik.

Secara resmi ST 12 berdiri pada tanggal 20 Januari 2004, meski anggotanya sudah lama berkecimpung di global musik. Sebelumnya, keempat personel ini tak saling kenal sama sekali. Mereka awalnya sering berjumpa di studio rental di Jalan Stasiun Timur 12, Bandung, milik Pepep. Nama ST 12 ternyata juga nama pemberian ayah Pepep, Helmi Aziz.

Mereka juga berkompromi dengan mengambil genre Melayu, Pop, Pop Rock, Country, Akoustik dan Jazz. Kompromi itu dilakukan sebab setiap personil menyukai genre musik nan berbeda-beda. Charly sangat menyukai jazz, Pepep suka jazz dan rock, sementara Pepeng tumbuh bersama musik rock.



Mulai Menapak Kesuksesan

Awal karir memang identik dengan segala macam kesulitan. Begitu pun nan dialami oleh Charly dan kawan-kawan. Demo albumnya beberapa kali ditolak oleh perusahaan mayor label. Mereka pun akhirnya memutuskan buat berkarya lewat jalur indie. Karya mereka ditolak sebab dinilai tak akan diminati oleh pasar. Waktu itu, lagu-lagu nan sednag melejit ialah lagu-lagu nan dibawakan oleh Peterpen dan Ungu.

Lagu-lagu cinta dengan vokalis berwajah tampan memesona. Sedangkan Charly, paras laki-laki berkulit gelap ini memang kurang menjanjikan akan diminati oleh banyak orang termasuk kaum perempuan tentunya. Begitupun dengan penampilan awak band nan lain. Mereka memang bukan tipe nan berwajah bagai seorang model dan bertubuh bagai seorang binaragawan. Hal ini juga sangat mereka sadari. Oleh karenanya, mereka hanya berharap bahwa karya mereka akan disenangi bukan sebab penampilan fisik mereka, namun, sebab masyarakat memang bahagia dengan karya nan mereka bawakan.

Lagu di album indie mereka berjudul Jalan Terbaik mendapat sambutan nan cukup baik dari para penikmat musik. Beberapa kali mereka pun diundang buat mengisi acara di berbagai daerah di Indonesia. Mereka mulai sibuk dan mulai menyusun perencanaan dan terobosan baru agar dapat masuk ke media nan akan menyiarkan karya mereka lebih luas. Keberhasilan memang membutuhkan kerja keras dan pengorbanan.

Tak dinyana, duka dengan cepat menyelimuti band ini. Belum lagi mendapat titik terang mengenai perjalanan karirnya, grup band ini harus rela ditinggalkan oleh salah satu personilnya. Iman Rush meninggal saat mereka tengah manggung di Semarang. Iman Rush meninggal sebab pembuluh darah di otaknya pecah. Mungkin hal ini terjadi sebab Imam terlalu lelah bekerja dari satu loka ke loka nan lain dengan jeda nan berjauhan. Kesedihan dan rasa terpukul membuat masing-masing anggota personil band berpikir keras agar tak terlalu lelah dan tak terlalu terpusat buat mengejar popularitas. Buat apa populer kalau harus dibayar mahal dengan nyawa.

Kesedihan nan dialami oleh para personil grup band tak sia-sia. Sebuah perusahaan mayor label, Trinity Optima Production tertarik buat mengorbitkan mereka. Perjalanan karir grup band nan sesungguhnya pun dimulai. Mereka tak lupa dengan Imam. Setiap doa mereka panjatkan bahkan ada lagu spesifik nan diciptakan buat mengenang Imam. Setiap menyanyikan lagu sedih ini, Charly dan anggota band nan lain juga tidak sporadis menitikan air mata.

Dengan genre musik nan "campur-campur tak jelas" itu, mereka kesulitan mendapatkan label rekaman nan mau menerima mereka. ST 12 akhirnya menempuh jalur indie (independent). Album perdana, Jalan Terbaik pun dirilis. Beberapa hits dihasilkan dari album ini. Termasuk Hits Rasa Yang Tertinggal nan dihapal hampir semua kalangan.

Tapi sayang, waktu mereka sedang melakukan tur promo di Semarang, Iman Rush meninggal dampak pecah pembuluh darah di otak pada bulan Oktober 2005. Kepergian Iman waktu itu sangat memukul personil ST 12 nan lain. Akhirnya mereka memutuskan merilis album kedua P.U.S.P.A di tahun 2008, nan didedikasikan buat Iman.

Album kedua ST12 tak lagi ditempuh lewat jalur indie. Trinity Optima Production pun menawari mereka buat memproduksi album kedua, tentu sesudah Trinity melihat pasar merespon bagus album pertama ST12 di pasaran. Sesudah itu, mereka merilis lagi album P.U.S.P.A repackage (2009) dengan menambah beberapa lagu baru. Yang terbaru, di tahun 2010, mereka merilis album baru lagi nan bertitel Pangeran Cinta.

Personil ST12 merasa kesuksesan mereka ialah berkah luar biasa nan tak pernah mereka bayangkan. Mereka bahkan sempat melaksanakan ibadah umrah di tanah kudus Mekkah. Sebagai bentuk syukur, mereka pun merilis dua tembang bertema religi berjudul "KebesaranMu" dan "MemujaMu" nan mereka muat dalam album P.U.S.P.A repackage . Dan rupanya single religi ini juga mendulang berhasil besar sebab dirilis bertepatan dengan bulan Ramadhan tahun 2009. Beberapa serial televisi bahkan menjadikan lagu-lagu religi mereka sebagai soundtrack.

Selain terus berkarya, masing-masing personil juga punya kesibukan lain di luar ST12. Charly, misalnya. Dia mendirikan manajemen seniman nan diberi nama "Pangeran Cinta". Rupanya Charly ingin merasakan berhasil seperti Ahmad Dhani vokalis DEWA nan juga mendirikan "Republik Cinta Seniman Management" di sela-sela kesibukannya.



ST 12: Pelopor Band Melayu di Indonesia

Akhir Keberadaannya

Di tengah persaingan musik Indonesia nan sudah semakin ketat, dan mulai banyaknya band-band beraliran melayu, grup band tetap berjalan dengan santai. Bagaimanapun keadaannya, seorang pelopor akan tetap terkenang disepanjang perjalanan karirnya. Sayangnya, akhirnya, hempasan perubahan dan dinamika hayati membuat band nan dianggap pelopor ini harus bubar.

Ada banyak persepsi dan estimasi mengapa band nan masih cukup diminati dapat bubar. Sebelum bubar, sebenarnya banyak sekali petunjuk bahwa band dari Bandung ini akan bubar. Tetapi, Charly tampaknya tidak mau berkoar-koar. Dengan elegan dan tak banyak spekulasi mengingat bahwa perjuangan nan telah dilalui bersama itu tidak harus diakhiri dengan perselisihan di depan publik, mereka melakukannya dengan damai. Kini Charly telah membentuk band baru.

Suara Charly nan khas memang tidak dapat dibiarkan begitu saja. Penggemarnya masih banyak dan masih ingin mendengarkan suara Charly dengan petikan gitarnya nan mendayu-dayu. Apapun nan telah terjadi pada band nan telah mmebawa banyak jiwa terbang ke jumantara itu, ialah sejarah bagi band ST 12. Bagi penggemarnya, cukuplah mereka dapat mendengarkan suara Charly menyanyikan lagu-lagu melayu nan mendayu.