Angklung

Angklung

Saung angklung Mang Udjo ialah sebuah loka nan paripurna untuk membawa putra-putri anda buat menghabiskan akhir pekan. Tempatnya sejuk dan bisa digunakan buat mengenalkan salah satu budaya Indonesia.Hitung-hitung wisata edutaintment untuk anak-anak.

Di loka Saung Angklung Mang Udjo , kita dapat belajar cara memainkan angklung serta cara pembuatannya. Loka wisata ini didirikan oleh Udjo Ngalagena dan istrinya Uum Sumiati. Loka ini sebenarnya semacam padepokan seni Sunda. Di sini kita dapat mempelajari kesenian Sunda khususnya seperti angklung, pertunjukan wayang golek dan seni tari.

Saung Angklung Mang Udjo ini makin terkenal setelah kemarin mengadakan pertunjukan di Amerika Serikat. Saung Angklung Mang Udjo sekarang dikelola oleh Syam Udjo salah satu pewaris Saung Angklung Mang Udjo. Syam Udjo sekarang juga mengajarkan musik angklung ke sekolah-sekolah. Tujuannya ialah agar generasi sekarang tidak meninggalkan budaya lokal.

Jika kita berkunjung ke Saung Angklung Mang Udjo, kita dapat menikmati suguhan musik angklung nan modern dan tak antik serta menjenuhkan. Oleh sebab itu, Saung Angklung Mang Udjo tidak pernah sepi dikunjungi wisatawan asing maupun domestik. Kebanyakan dari mereka penasaran dengan pembuatan alat musik nan berasal dari bambu tersebut dan berusaha memainkannya.

Loka wisata ini terletak di wilayah Bandung Timur, di kawasan Padasuka Bandung, Jawa Barat. Saung Angklung Mang Udjo merupakan loka terbaik buat menikmati estetika suara musik nan dihasilkan dari instrumen bambu dan kesegaran alam nan ada di daerah tersebut.

Saung Angklung Mang Udjo menggambarkan perpaduan alam dan budaya dalam keharmonisan. Jadi tak mengherankan jika loka ini menjadi tujuan wisata kebudayaan Sunda sebagai warisan cagar budaya.

Mampirlah ke loka wisata nan satu ini buat mendapatkan kegunaan ganda, refreshing sekaligus mendapatkan pengetahuan. Tetaplah mencintai alam dan melestarikan budaya Indonesia.

Ada dua bagian nan tidak boleh dilewatkan ketika kita berkunjung ke Saung Angklung Mang Udjo, yaitu Bengkel alat musik dan Pertunjukan musik angklung.



Bengkel Alat Musik

Di loka ini suasananya teduh sebab dikelilingi pohon bambu. Di antara hembusan angin sejuk dan gemerisiknya daun bambu terdapat satu loka nan digunakan sebagai pembuatan alat musik angklung. Di bengkel inilah kita dapat belajar cara pembuatan. Selain itu, di salah satu sudut ruangannya digunakan sebagai loka penyimpanan angklung nan sudah siap diekspor ke Korea, Jepang, Belanda, Jerman, Perancis dan Amerika Serikat.

Di loka ini pula setiap harinya puluhan anak-anak dari sekitar kampung, sepulang sekolah belajar menyanyi, menari dan memainkan angklung. Sore harinya setiap sekitar jam 15.30 WIB hingga 17.30 WIB semua diikutsertakan pentas buat menghibur para pengunjung.

Anak-anak nan terlibat dalam pertunjukan pentas berusia sekitar 3 sampai 16 tahun. Di bengkel ini anak-anak juga diajari bahasa Inggris. Dengan begitu, saat ada turis asing, anak-anak ini dapat menyapa wisatawan asing denga bahasa Inggris nan mereka pelajari.

Di bengkel ini juga terdapat ruangan pertunjukan nan muat buat 500 orang. Dengan dipandu MC nan luwes dan menguasai bahasa Inggris, mereka akan menjelaskan dengan bahagia hati dan komunikatif. Di ruang pertunjukan ini, selain disuguhi alunan musik angklung nan dilakukan oleh anak-anak nan berlatih di saung angklung Mang Udjo , pengunjung juga bisa mencoba memainkan musik angklung sendiri.

Pengunjung tidak usah takut ada nada sumbang, karena ada pedoman buat memainkannya dan mudah dicerna. Pengunjung tinggal mengikuti arahan MC.Dengan pemberian kode tangan dan layar partitur angka nan sangat jelas, pengunjung tinggal mengikuti arahan MC. Apabila nomor angklung di tangan sinkron dengan kode, maka kita harus bergegas menggoyangkannya hingga MC mengganti kode berikutnya.



Pertunjukan Musik Angklung

Pertunjukan musik angklung dilaksanakan setiap hari dari jam 15.30 WIB sampai dengan 17.30 WIB. Saat pertunjukan, kita disuguhi alunan musik angklung nan terbuat dari bambu ini. Biasanya pertunjukan dilakukan oleh anak-anak usia 3 tahun sampai 16 tahun. Pemain angklungnya ialah anak-anak asuhan saung angklung Mang Udjo. Permainan angklung mereka akan membuat pengunjung terhibur.

Lagu-lagu nan disuguhkan selain lagu daerah, juga lagu nan banyak dikenal, baik oleh wisatawan domestik maupun wisatawan asing. Majemuk lagu dapat dimainkan dengan alat musik angklung Mang Udjo seperti musik klasik dan musik pop.

Pertunjukan ini ialah salah satu acara nan ditunggu oleh pengunjung.
Bermain alat musik angklung ini susah-susah gampang, namun biasanya ada dirigen nan akan mengarahkan kita buat menggoyangkan angklung sinkron dengan kode.

Angklung nan bentuknya sederhana ini bisa dikombinasikan dengan berbagai alat musik lain seperti perkusi, gitar sampai drum.
Di sudut lain dalam komplek Saung angklung Mang Udjo juga menyediakan aneka souvenir seperti angklung dan aneka kerajinan bamboo lainnya nan cocok untuk cinderamata dan oleh-oleh.



Angklung

Angklung ialah alat musik nan berasal dari bambu . Alat musik ini terdiri dari 2-4 tabung bambu. Tabung-tabung bambu ini disusun menjadi satu dan diikat dengan menggunakan rotan. Tabung bambu lalu dipotong oleh pengrajin angklung nan telah professional. Hal ini dimaksudkan agar ketika bambu digoyang maka akan menghasilkan nada tertentu.

Angklung berasal dari bahasa Sunda. Arti dari kata ini yaitu ' angkleung-angkleungan '. Maknanya ialah pemain angklung nan menggerakkan serta suara klung nan dihasilkan oleh alat musik ini. Alat musaik ini merupakan pengembangan dari calung. Calung merupakan tabung bambu nan dimainkan dengan cara dipukul. Sedangkan angklung ialah tabung bambu nan digoyangkan. Dengan begitu, angklung hanya menghasilkan satu nada pada setiap instrumennya.

Sebenarnya, dulu angklung digunakan buat ritual dalam tradisi Sunda di masa lalu. Ritual keagamaan ini dilakukan buat mengundang Dewi Sri. Dewi Sri ialah Dewi padi lambang kemakmuran. Mereka meminta Dewi Sri agar turun ke bumi dan mambuat padi tumbuh subur. Hal ini dimaksudkan agar panen mereka bagus. Saat ini, masih ada beberapa desa nan menggunakan angklung buat berbagai kegiatan, antara lain :

  1. Pesta panen

  2. Seren Taun

  3. Ngaseuk pare

  4. Ngampihkeun pare

  5. Nginebkeun pare

  6. Nadran

  7. Sedekah bumi

  8. Turun bumi

Angklung sudah dimainkan sejak abad ke-7 di daerah Jawa Barat. Hingga saat ini, Suku Baduy dari desa Kanekes masih memainkan angklung tradisional. Mereka menyebutnya sebagai angklung buhun. Angklung buhun ini dimainkan dalam upacara adat tradisional. Angklung suku Baduy terdiri atas empat bagian yaitu indo, king-king, gong-gong, dan panempas.

Mulanya angklung hanya memiliki nada pentatonis yaitu da mi na ti la. Daeng Soetigna memodifikasinya menjadi diatonis yaitu do re mi fa so la ti pada tahun 1938. Daeng Soetigna-lah nan sukses mengubah angklung dari nada pentatonis ke nada diatonis. Akhirnya angklung ini dikenal sebagai Padaeng angklung atau angklung Daeng. Saat itulah angklung mulai dikenal secara luas bahkan hingga sampai mancanegara.

Pad tahun 1955, Angklung dipentaskan di acara Konferensi Asia-Afrika di Bandung. Bermula dari sanalah angklung bisa mendukia hingga manacegara. Kini angklung lebih sering ditampilkan secara orchestra dan semakin banyak dipelajari di sekolah.

Tahun 1984 Daeng Soetigna meninggal dunia. Kemudian sebagai murid dan asisten dari Daeng Soetigna, Udjo Ngalagena (alm) merasa perlu mengembangkan dan melestarikan warisan budaya ini. Udjo Ngalagena dan istrinya sukses mengemas angklung secara menarik. Pada awal tahun 1967, mereka sukses mendirikan Saung Angklung Mang Udjo: Sundanese Art & Bamboo Craft Center.

Hingga saat ini Saung Angklung Mang Udjo terkenal dengan keramahan dan hiburannya dapat membuat bangga, sebagai bangsa Indonesia serta turut melestarikan budayanya.