Beberapa Istilah Krusial dalam Seni Graffiti

Beberapa Istilah Krusial dalam Seni Graffiti

Pernahkah Anda mengendarai kendaraan keliling wilayah kota? Apakah nan ada saksikan di beberapa tembok bebas nan ada di wilayah kota tersebut? Tentunya Anda bisa melihat bahwa banyak tembok–tembok bebas nan telah berubah menjadi kanvas lukisan–lukisan bebas. Lukisan–lukisan tersebut jika kita perhatikan memberikan informasi pada kita tentang pembuat lukisan dan apa nan ada dalam lukisan tersebut. Gambar-gambar tersebut sering dikatakan sebagai gambar graffiti. Mungkin nan menjadi pertanyaan kita ialah bagaimana cara membuat graffiti tersebut.

Secara generik kita bisa mengatakan bahwa graffiti ialah sebuah genre seni nan tumbuh dan berkembang di jalanan. Ya, seni ini tumbuh dan berkembang di jalanan kota. Hampir semua kota mempunyai komunitas nan secara intens melakukan kegiatan membuat gambar–gambar graffiti di beberapa loka longgar nan ada. Mereka mengetahui secara niscaya cara membuat graffiti sehingga hasilnya sungguh sangat menarik hati. Dan, umumnya graffiti nan ada di kota merupakan bukti diri dari sebuah kelompok atau geng.



Sejarah Perkembangan Seni Graffiti

Seperti sudah kita ketahui, graffiti merupakan seni lukis nan tumbuh dan berkembang di jalanan kota. Pada sat itu sekitar tahun 1970an, kesenian ini tumbuh dan berkembang di benua Eropa. Graffiti ini pada awalnya merupakan salah satu cara buat memperkenalkan jati diri atau eksistensi sebuah serikat atu geng–geng.

Graffiti inilah nan menjadi bukti diri geng. Dengan adanya lukisan graffiti di sebuah wilayah, maka secara langsung mengumumkan bahwa wilayah tersebut menjadi wilayah kekuasaan geng tersebut. Umumnya, buat menandai kekuasaan sebuah wilayah bisa dilihat dari cara membuat graffiti nan ada.

Jika di sebuah wilayah sudah ada lukisan khas atau graffiti dari sebuah kelompok, maka kelompok lain tak boleh macam–macam di daerah tersebut. Setiap kegiatan nan dilakukan haruslah dengan seijin geng nan menguasai wilayah tersebut. Bila ada geng baru nan memasuki wilayah tersebut tanpa permisi, biasanya nan terjadi ialah tindak kekerasan.

Oleh sebab itulah, maka seringkali kelompok ini dikategorikan sebagai kelompok negatif. Dan, selanjutnya kelompok ini menjadi incaran buat diberangus. Tetapi selanjutnya stempel negatif ini bisa diubah menjadi positif karena banyak geng nan melakukan hal–hal baik kepada masyarakat.

Sementara itu, perkembangan seni graffiti di negeri kita, Indonesia sudah ada sejak zaman penjajahan. Seni graffiti pada saat tersebut dijadikan sebagai alat buat menyerang penjajah. Seni graffiti dijadikan sebagai sarana buat melakukan propaganda ke masyarakat. Dengan seni graffiti ini, pembuatnya berusaha buat membangkitkan semangat bangsa. Upaya pembangkitan semangat tersebut ialah buat melawan penjajah, khususnya Belanda.

Pada jaman penjajahan tersebut, seni graffiti nan tumbuh dan berkembang mengarah pada upaya buat mempengaruhi masyarakat atas keadaan nan tak sesuai. Para artis graffiti menulis bebrapa kata dan kalimat penyemangat di tembok–tembok. Mereka menyadari bahwa seni graffiti nan mereka terapkan sangat beresiko. Tetapi mereka tak peduli karena nan terpenting ialah masyarakat bisa dibangkitkan semangatnya menghadapi penjajahan, khususnya Belanda waktu itu.

Salah satu seni tulisan graffiti nan sangat terkenal saat itu ialah kata “Merdeka ataoe Mati”. Atau satu kalimat “Boeng Ajo Boeng!”. Kata–kata ini mempunyai kemampuan tarikan nan sangat besar sehingga jika penjajah mendapati penulisnya, niscaya ditangkap dan dibui.



Beberapa Istilah Krusial dalam Seni Graffiti

Untuk lebih mengenal seni graffiti ini, sebaiknya kita mengenal beberapa istilah nan biasanya digunakan dalam seni ini. Pengetahuan atas istilah ini diharapkan bisa memudahkan kita dalam memhamai keberadaan seni graffiti di lingkungan kita. istilah tersebut adalah:

  1. Bomb
    Pada saat kita melakukan kegiatan atau proses pembuatan graffiti kita sebut dengan istilah bomb. Kata ini merupakan isyarat bagi seluruh anggota kelompok atau geng sehingga ketika seseorang mengatakan bomb , maka mereka semua memahami apa nan diperintahkan atau diinginkan semua.
  2. Piece
    Piece merupakan istilah nan menunjukkan satu satuan dari hasil karya. Ketika seseorang mengatakan bahwa dia telah menyelesaikan satu gambar graffiti, maka mereka sudah menghasilkan satu piece gambar graffiti nan diharapkan bersama.
  3. Tag
    Salah satu Norma nan tak bisa dihilangkan dari para artis lukis ialah memberikan tanda tangan atau bukti diri pada hasil karya lukisnya. Hal tersebut juga berlaku di bidang seni lukis graffiti. Setiap satu graffiti sudah selesai dikerjakan, maka mereka memberikan tag atau identitas. Di setiap piece karya graffiti selalu diberi tanda tangan sehingga semua orang mengerti siapa nan memberikannya.
  4. Drip
    Pada saat mengecat gambar graffiti, terkadang ada leleran cat nan keluar dari draft gambar graffiti. Leleran cat ini pada umumnya sebab terlalu tebalnya pengecatan pada bagian tersebut. Misalnya pada saat mengecat, bukaan penyemprot terlalu luas atau langkah pergeseran penyemprot terlalu lambat sehingga cat mengumpul pada satu loka dan akhirnya menyebabkan lukisan seperti ada car nan jatuh di bawah lukisan.
  5. Cans
    Ini sebutan buat kaleng nan kita gunakan buat loka cat. Kaleng ini meurpakan wadah cat sehingga pada saat melakukan kegiatan pembuatan gambar graffiti tersebut.
  6. Caps
    Pada saat kita melakukan proses pembuatan gambar graffiti, prosesnya dilakukan dengan penyemprotan terhadap bagian–bagian gambarnya. Oleh sebab itu diperlukan alat penyemprot. Bagian mulut penyemprot nan menyemprotkan cat ini disebut dengan cans dan mempunyai banyak ukuran sehingga taraf ketebalan se[protan cat berbeda.
  7. Marker
    Marker ialah alat tulis nan digunakan pada proses pembuatan graffiti. Alat tulis ini dipakai sebagai alat buat membuat draft lukisan graffiti nan akan kita selesaikan. Marker ini ialah spidol nan mempunyai sifat permanen. Untuk bisa dijadikan sebagai alat melukis graffiti, spidol ini harus mempunyai taraf kebasahan nan tinggi sehingga tak gampang mengering pada saat digunakan.
  8. Sketch
    Agar lukisan graffiti nan akan dibuat sinkron dengan harapan, maka lukisan tersebut harus dibuatkan terlebih dahulu rekaannya. Fitnah ini merupakan gambar konsep bagi gambar sesungguhnya nan akan diterapkan di loka tempat umum.
  9. Bomber
    Ini merupakan istilah nan diberikan kepada mereka nan mendapatkan tuag suntuk mengeksekusi gambar sketch nan sudah dibuat. Bomber ini bisa saja disebut dengan pelukisnya. Mereka nan bertugas buat menyelesasikan gambar graffiti di tembok atau lainnya.
  10. Crew
    Agar proses pembuatan gambar graffiti tidka memakan waktu nan lama, maka ada sebuah tim spesifik nan menanganinya. Tim spesifik ini bertugas secara bersama – sama mengeksekusi gambar sehingga bisa menjadi gambar graffiti nan diharapkan. Untuk hal tersebut setiap anggota mempunyai nama masing – masing nan disebut sebagai nickname.
  11. Wheat Paste
    Ini merupakan tepung nan digunakan buat melekatkan gambar skect ke dinding sehingga memudahkan bomber mengeksekusi menjadi gambar graffiti nan diharapkan. Dengan adanya wheat paste ini, maka bomber dengan mudah melihat dan menerapkan gambar ke dindng.
  12. Blockbuster
    Blockbuster ialah kanvas atau medaia lukis buat gambar graffiti nan berukuran sangat besar. Ukuran nan dimiliki bisa mencapai belasan meter.
  13. Stencil
    Ini merupakan hasil pembuatan gambar graffiti dengan sistem cetak. Gambar nan kita untuk melalui sistem cetak atau stensil
  14. Masker
    Pada saat kita melakukan proses pengecatan, maka butiran cat nan berupa gas snagat berbahaya bagi kita. butiran cat nan berbaur dengan udara bisa dihisap hidung dan memasuki paru-paru. Disinilah bahayanya mengecat sehingga buat hal tersebut kita membutuhkan masker. Dengan demikian, maka masker ini berfungsi sebagai pengaman pernafasan bagi bomber nan mengeksekusi gambar.

Demikianlah cara membuat graffiti nan bisa kita ulas. Semoga informasi ini bisa menjadi masukan buat mengembangkan kemampuan kita dalam seni graffiti.