Rumah Bambu Lipat

Rumah Bambu Lipat

Pernahkah Anda melihat kerajinan tangan dari bambu ? Saat berjalan melintasi serumpun bambu maka akan terdengar suara-suara nan mirip irama musik. Suara 'kemresek' bercampur suara batang nan beradu menambah kekhasan tanaman ini.

Bambu memang tanaman nan unik. Meski dia termasuk dalam golongan keluarga rumput namun mampu tumbuh sampai ketinggian 30 meter. Rumpunan bambu dapat menjadi benteng nan kuat meski sebenarnya dia ialah rumput . Unik, bukan?

Tanaman bambu justru membentuk benteng pada saat dia tumbuh buat pertama kali. Bambu memilih buat menguatkan akar serabutnya dan menyebarkannya di dalam tanah pada awal-awal masa pertumbuhannya. Justru pada saat inilah bambu membangun fondasi kokoh.

Itulah sebabnya pertumbuhan bambu kelihatan sangat lambat karena pada lima tahun pertama tidak ada perkembangan signifikan di permukaan tanah. Barulah setelah lima tahun, tunas-tunas bambu mulai bermunculan dari dalam tanah buat selanjutnya terus tumbuh ke atas.

Di tepi-tepi sungai, bambu tumbuh dengan baik. Selain dapat menahan arus air sungai saat meluap, tanaman bambu juga dapat menjadi benteng nan kokoh saat banjir datang. Selain itu, bambu bisa menjadi salah satu tanaman perlindungan alam. Genre air bawah tanah dapat terjaga dengan sangat baik dan justru semakin meningkat. Itulah sebabnya tanaman ini masuk sebagai tanaman reboisasi.

Tak hanya di tepi sungai, bambu juga direkomendasikan buat ditanam di tengah kota. Mengapa dapat begitu? Sebab, ternyata bambu dapat meredam suara bising nan biasanya ditimbulkan dari kendaraan. Selain itu, penyerapan karbondioksida oleh tanaman ini cukup maksimal ditambah bambu dapat menghasilkan oksigen nan cukup banyak.

Musim hujan disertai angin kencang mengancam pohon-pohon besar di kawasan perkotaan. Namun sebetulnya, tanaman bambu lebih mudah bertahan dari cuaca ekstrim karena akarnya sangat kuat. Untuk itulah pemilihan tanaman bambu sebagai tanaman pelindung sangatlah tepat bagi kota.

Mitos dan kepercayaan lokal sangat lekat pada tanaman ini. Di beberapa negara Asia tanaman ini menjadi sumber mitos. Bahkan di Filipina, tanaman ini dipercaya sebagai loka lahirnya manusia laki-laki dan wanita pertama di dunia. Hal ini dapat dijumpai pada kisah Sikalak dan Sikabayan. Di Indonesia sendiri tanaman bambu lekat pada kepercayaan masyarakat Sunda dan menjadi ritual nan khas.

Sunda terkenal dengan masyarakatnya nan agraris. Jika di Jawa Tengah dan sekitarnya percaya Dewi Sri sebagai dewi kesuburan maka di Sunda dikenal Nyai Pohaci. Mereka percaya Nyai Pohaci-lah nan menjaga kesuburan ladang-ladang mereka. Untuk menyucikan lahan, biasanya mereka membunyikan bambu nan diketuk-ketuk.

Pada perkembangannya, bambu nan diketuk ini berubah menjadi angklung. Angklung telah mendunia dan dihargai sebagai seni musik rakyat nan unik. Seni musik angklung ialah seni musik kolektif sama seperti sifat tanaman bambu nan tumbuh secara kolektif.

Pada perkembangannya, kegunaan bambu terus dieksplorasi. Dari kuliner, kerajinan, sampai bahan standar konstruksi rumah. Semarang menjadi terkenal gara-gara lumpia rebungnya nan maknyus. Bambu menjadi bahan eksplorasi, inovasi, dan ciptaan nan tiada habisnya. Bambu nan lekat dengan rakyat menghasilkan kerajinan tangan nan unik.

Bukan lagi sesumbar jika kerajinan tangan dari bambu mampu menembus pasar dalam negeri maupun luar negeri. Lalu, kerajinan tangan dari bambu apa nan sudah go internasional ?



Kerajinan Akar Bambu

Jika kita akan pergi ke Solo dari Yogyakarta maka di wilayah Klaten sering kita jumpai patung-patung bebek nan berjajar rapi di pinggir jalan. Dari jauh, patung-patung itu seperti nyata. Apalagi, pose bebek-bebek itu dalam bentuk nan beranekaragam. Rasanya seperti gerombolan bebek nan sedang diangon. Siapa sangka kerajinan ini sudah menembus Amerika dan Belanda.

Dusun Ceper ialah sentra penghasil kerajinan tangan dari bambu ini. Usaha nan dimulai sejak tahun 1994 ini, membuahkan hasil. Mereka tidak hanya membuat patung bebek namun juga sapi, angsa, dan kepala manusia. Permintaan dari tahun ke tahun terus meningkat.

Sementara itu, permintaan terbanyak malah justru dari turis mancanegara. Harga nan dibandrol cukup murah, yaitu dari harga 15.000 sampai ratusan ribu rupiah.

Di sepanjang jalan itu, mereka tidak hanya menjual produk, namun juga menciptakan produk. Tiap harinya mereka dapat menghasilkan 30 patung bebek dari tangan mereka. Jika sudah dapat dan biasa, mereka hanya membutuhkan waktu sedikit buat membuat sebuah patung bebek.

Permintaan luar negeri terhadap kerajinan ini dapat mencapai 95 persen dari produk nan dihasilkan. Untuk pasar domestik, memang susah-susah gampang. Mereka biasanya menawar harga produk dikarenakan bahan bakunya nan dianggap sepele padahal sebenarnya pengerjaannya membutuhkan keahlian khusus.

Sayangnya, saat ini para pengrajin akar bambu mulai mengeluhkan kekurangan bahan baku. Ini disebabkan sumber bahan standar nan mereka datangkan dari Gunung Kidul terus mengalami kekurangan. Hal ini disebabkan huma bambu di Gunung Kidul semakin tipis.



Rumah Bambu Lipat

Rumah bambu lipat ialah model rumah bongkar pasang. Produk ini merupakan usungan dari pengusaha Yogya, yaitu Bambang Widjaya. Produk ini sangat diminati oleh pasar luar negeri, terutama bagi negara-negara nan memiliki 4 musim. Kepraktisan rumah inilah nan menjadi daya tarik. Rumah ini dapat didirikan saat musim panas dan dapat dilipat saat musim dingin.

Modelnya nan mencitrakan perbedaan makna tropis sangat disukai para turis. Tentunya, mereka dapat menikmati perbedaan makna tropis di negerinya sendiri. Bagi pengusaha perhotelan, mereka dapat menjual perbedaan makna tropis di negara empat musim. Tentunya, sangat unik jika dapat menginap di sebuah hotel berbahan dasar bambu di negara nan bahkan tidak ditumbuhi bambu.

Bambang mengaku membidik beberapa negara sebagai pasar kerajinan rumah lipatnya, yaitu Dubai, Amerika, Jerman, Prancis, Swiss, dan Haiti. Konsumen terbesarnya berada di Prancis dan Haiti. Biasanya, produk rumah bambu lipat ini dipesan buat bisnis kafe maupun perhotelan.

Setiap bulannya, perusahaan nan digawangi oleh Bambang Widjaya mampu mengirimkan 4-5 unit rumah bambu lipat ke luar negeri. Harga per-unitnya dibandrol Rp.25 juta buat pasar dalam negeri dan Rp.45 juta buat ukuran pasar luar negeri.

Sampai saat ini, Bambang Widjaya tak mengeluhkan bahan baku, karena di daerah Bantul tempatnya berusaha, sangat banyak tanaman bambu. Namun, sebab permintaaan produknya terus meningkat maka dia terpaksa mencari bambu dari daerah Gombong sampai Ngawi.

Selain kerajianan rumah lipat, Bambang juga memproduksi berbagai macam kerajinan bambu lainnya, misalnya pagar bambu dan furniture . Tiap bulannya, dia membutuhkan lebih dari 100 ribu batang bambu. Dan, berkat usahanya ini, dia dapat mempekerjakan 300 orang.

Masih banyak produk-produk kerajinan tangan dari bambu lainnya nan mendunia. Di antaranya alat-alat rumah tangga atau perabot rumah tangga. Di tangan nan terampil dan seseorang nan memiliki mindset dunia maka bambu dapat menembus pasar dunia.

Apalagi, saat ini internet memberi kemudahan buat menawarkan produk. Tidak perlu repot-repot menggotong-gotong produknya kesana kemari, cukup dengan memfotonya dan meng- upload -nya di media internet maka bisnis dapat berjalan.