Status via Twitter

Status via Twitter

Penulisan status via media sosial kini banyak mengalir. Entah itu melalui Facebook, Twitter, blog, atau di pelbagai forum. Pengguna internet kini dimanja dengan semakin banyaknya media nan dapat digunakan buat menulis status. Baik itu status sedih, senang, gembira, duka, atau sekadar iseng. Lantas bagaimanakah cara menulis status via media sosial nan santun serta sopan? Jika Anda merasa mengalami masalah nan demikian, mungkin ulasan di bawah ini dapat membantu.



Status via Media Sosial

Sebelum beranjak pada pokok bahasan menulis status via media secara santun, ada baiknya buat membahas terlebih dahulu tentang media sosial. Kenyataan media sosial memang terjadi ketika gegap gempita ramainya Facebook serta Twitter. Namun, sejatinya bukan hanya Facebook dan Twitter sebagai media sosial nan kerap digunakan buat menulis status.

Menurut Pete Chasmore, salah satu founder blog sosial media, Mashable.com, media sosial ialah sebuah media nan telah berevolusi menjadi sosial. Kita sebagai pemilik media sosial ialah sebagai pemilik media tersebut. Kita dapat sebagai reporter, redaktur, editor, redpel, bahkan pimred di media kita sendiri (media sosial). Penulisan status via media sosial bisa dengan mudah dilakukan sebab kita sejatinya pemilik media sosial tersebut.

Media sosial ada beragam, seperti mocroblogging (Twitter, Plurk), social networking (Facebook, MySpace), lembaga (Kaskus), Wiki (Wikipedia), blog (WordPress, Blogger), arsip sharing (Youtube), dan masih banyak lagi. Kita dapat menuliskan apa saja termasuk status via media sosial di atas. Jadi jika kebanyakan orang mengatakan jika hanya Facebook dan Twitter itu ialah media sosial maka asumsi itu salah.



Status via Facebook

Menulis status via Facebook sejatinya mudah. Simple , asalkan sinkron dengan kebutuhan, keinginan, dan jika meminjam istilah anak zaman sekarang, tak lebay . Namun, tidak sporadis penulisan status via Facebook sering mengundang kontroversi. Baik itu kontroversi positif atau negatif.

Misalkan saja dengan status via Facebook nan mencoba buat menyindir seseorang. Atau menjelek-jelekkan lembaga, institusi, atau brand tertentu. Tentu saja status via Facebook ini jauh dari kebiasaan kesopanan.

Kontroversi nan kedua (positif) ialah penulisan status via Facebook nan mencoba buat mendukung atau membuat sebuah gerakan. Apakah Anda masih ingat gerakan di Facebook nan bernama 'Koin buat Prita', 'Cicak lawan Buaya', atau nan lagi hangat sekarang '1.000 Sandal buat AAL'?

Pelbagai status via Facebook ini memang dibuat buat sebuah gerakan positif atau social movement . Pendek kata, penulisan status via Facebook nan santun ialah status nan sopan, tak merugikan orang lain, serta jauh dari perbedaan makna SARA.



Status via Twitter

Apakah Anda suka berkicau, bagaimanakah pola Anda dalam kicauan? Penulisan status via Twitter sejatinya hampir sama dengan penulisan status via Facebook. Yang berbeda ialah jumlah karakternya, yakni hanya 140 karakter. Yang patut diperhatikan adalah, penulisan status via Twitter lebih bebas. Lebih leluasa. Sangat beda dengan Facebook. Anda bisa berkicau sesering mungkin dan tidak akan ada nan mencoba buat menghentikannya.

Penulisan status via Twitter memang terkadang bisa membutakan seseorang akan waktu. Atau Anda bisa terpancing akan status eksklusif nan bisa mengajak Anda buat ikut campur di dalamnya. Tidak sedikit kasus-kasus selebritis nan terjadi dipantik oleh kicauan seseorang di Twitter. Hanya sebab sebuah kicauan atau status via Twitter maka banyak orang nan membicarakannya dan akhirnya kasus ini besar.

Pendek kata, penulisan status via Twitter nan santun ialah bagaimana Anda mampu merangkai huruf demi huruf nan nantinya berjumlah 140 karakter tersebut bisa berguna bagi orang lain. Misalnya saja Anda berkicau tentang pengalaman hidup. Seperti pengalaman sekolah, bekerja, atau bekeluarga.

Punya tips menarik? Mengapa tak dibagikan kepada pengikut Anda. Tuliskan tips tersebut lewat status via Twitter. Istilahnya nanti akan dikenal dengan kultwit .



Status via Blog

Penulisan status via blog akan sangat berbeda dengan status via Facebook atau Twitter. Blog dapat dikatakan sebagai media pribadi, personal, nan menceritakan kisah hayati Anda dalam laman demi laman blog di internet. Tentu saja penulisan status via blog harus sinkron dengan kaidah-kaidah nan berlaku. Misalnya saja tulislah pengalaman nan mencerahkan bagi orang lain, atau tulisan terkait dengan hayati Anda nan mungkin berguna bagi mereka nan membacanya.

Hindari menulis sesuatu nan menyesatkan, menghina, atau menjelek-jelekkan. Penulisan status via blog seperti ini akan menjadi imbas bumerang bagi diri Anda sendiri. Masih banyak topik-topik menarik nan bisa Anda angkat buat ditulis di blog. Entah itu pengalaman pribadi, atau pemikiran Anda terhadap sesuatu nan terjadi di sekitar.



Status via Forum

Forum ialah tempatnya orang nonkrong di internet. Tempatnya orang berkumpul. Dan loka orang membicarakan sesuatu. Menulis status via lembaga pun perlu sinkron dengan kaidah-kaidah kesopanan. Jangan sampai Anda terjebak dengan isu-isu nan lagi hangat di forum, lantas menuliskan status via lembaga nan kasar dan menyinggung pengguna lembaga nan lain.

Misalnya saja ada nan menulis status via lembaga tentang kehebatan seseorang. Ia sangat mengidolakan dia habis-habisan. Secara kebetulan Anda ialah orang nan kontra dengan tokoh tersebut. Jangan terjebak dengan situasi ini. Umumnya pengguna atau user di lembaga sering memperdebatkan sesuatu nan tak penting. Jangan memboroskan tenaga Anda buat menulis status via lembaga secara sia-sia.

Lantas bagaimana menulis status via lembaga nan santun? Hampir sama di pelbagai media sosial nan lain. Tulislah sesuatu nan mencerahkan, berguna, pengalaman pribadi, atau orang lain nan bisa membantu mereka. Itu dapat tips, panduan, atau tulisan apapun nan memiliki nilai lebih. Jika Anda kerap menuliskan status via lembaga secara positif, Anda akan disegani di lembaga tersebut. Member lain akan menaruh 'hormat' pada Anda. Imbasnya, Anda akan semakin 'terkenal'.



Status via Apa Saja

Sejatinya dalam menulis status bisa dilakukan di media apa saja. Entah itu media daring atau luring. Kembali, nan perlu Anda perhatikan adalah, dalam menulis status.

Berbicara sejatinya sama dengan menulis. Orang dapat bicara, niscaya bisa menulis. Jadi tulisan kita sama dengan omongan kita. Cuma beda di medianya saja, lisan dan tulisan. Menulis status via di media apa saja, entah itu media cetak, media tulisan, atau media daring langkah-langkahnya hampir serupa dengan pelbagai cara di atas.

Kuncinya adalah, bagaimana Anda mampu buat merangkai kata demi kata, agar bisa menjadi sebuah tulisan nan mampu mengilhami banyak orang. Tulislah pengalaman Anda. Apa saja. Entah itu pengalaman di global kerja, keluarga, sekolah, pertemanan, atau pengalaman pribadi.

Anda memiliki teori atau pandangan lain soal kenyataan nan terjadi di masyarakat? Topik tersebut juga laik buat dituliskan. Pendek kata, menulis status via media apapun ialah hal nan menyenangkan. Indahnya berbagi. Filosofi ini sering didengungkan bagi mereka nan gemar sharing dan menulis di media.

Berbagi ibarat amal jariyah. Kita mungkin tak akan merasakan imbasnya. Namun pengalaman nan dibagikan, sangat berharga bagi mereka nan membutuhkan. Belum pernah menulis status via media apapun? Cobalah mulai dari sekarang. Karena sharing is caring . Begitulah istilah pegiat online sering menyebutnya.