Tes CPNS

Tes CPNS

Pegawai negeri merupakan salah satu pekerjaan nan terus digemari oleh pencari kerja di semua kalangan umur produktif yaitu 12-35 tahun. Dari golongan usia lulusan SD (Sekolah Dasar) hingga lulusan Doktor (S3). Meskipun pada dasarnya ada tampungan golongan buat lulusan SD/Sederajat (Golongan PNS IA) tetapi pada praktiknya, tak pernah ada secara dinas membuka kesempatan (lowongan) dan tes CPNS buat golongan ini.



Tes CPNS - Golongan PNS

Biasanya, golongan IA ini diangkat menjadi pegawai negeri ketika telah bekerja sebagai tenaga kerja honorer selama bertahun-tahun masa pengabdian. Begitu juga buat lulusan SMP/Sederajat. Sudah hampir tak pernah dibuka lowongan buat lulusan taraf akademik tersebut. Kesempatan buat menjadi pegawai negeri tentu saja tak akan dilewatkan begitu saja buat sebagian besar para pencari kerja.

Ibaratnya, apapun dilakukan asal dapat jadi pegawai negeri dulu. Siapa nan tak ingin jadi pegawai negeri? Pekerjaan tak terlalu berat dan dengan strata gaji nan tak sedikit.

Pegawai negeri sipil memiliki taraf golongan jabatan sinkron dengan latar belakang pendidikan pertama kali ketika masuk menjadi PNS. Ada empat golongan dan masing-masing mempunyai tingkatannya sendiri. Golongan tersebut ialah golongan I, golongan II, golongan III, dan golongan IV.

Masing-masing golongan terbagi lagi menjadi beberapa tingkatan. Golongan I terbagi lagi menjadi golongan IA, IB, IC, dan ID. Begitu juga dengan golongan II terbagi menjadi golongan IIA, IIB, IIC, dan IID. Dan seterusnya sampai golongan IV. Akan tetapi, spesifik buat golongan IV tingkatannya sampai dengan lima tingkatan, yaitu IVA, IVB, IVC, IVD, dan IVE.

Golongan I disebut juga dengan strata Juru (Juru Muda, Juru Muda Taraf I, Juru, Juru Taraf I). Golongan II disebut juga dengan strata Pengatur (Pengatur Muda, Pengatur Muda Taraf I, Pengatur, Pengatur Taraf I). Untuk golongan taraf III ialah Penata (Penata Muda, Penata Muda Taraf I, Penata, Penata Taraf I). Golongan IV disebut Pembina (Pembina, Pembina Taraf I, Pembina Primer Muda, Pembina Primer Madya, Pembina Utama).

Ketika pertama kali menjadi pegawai negeri sipil, maka calon PNS terpilih tadi akan dimasukkan ke dalam golongan sinkron dengan latar belakang akademis ketika pertama dulu mendaftar. Apakah lulusan SD, SMP, SMA, atau Sarjana. Golongan IA ialah pegawai lulusan SD (sederajat), buat lulusan SMP/SLTP sederajat masuk pada golongan IIB. Golongan IIA buat PNS lulusan SMA (sederajat). Golongan IIB mencakup lulusan D1 atau D2. D3 masuk ke dalam golongan IIC dan S1 termasuk kedalam golongan IIIA.

Untuk lulusan S2 (Sederajat) atau S1 Kedokteran atau S1 Apoteker akan masuk ke golongan IIIB. Sementara buat lulusan S3 langsung masuk ke dalam golongan IIIC. Penentuan golongan tadi selanjutnya akan digunakan sebagai acuan di dalam menentukan gaji nan diterima.



Tes CPNS

Di dalam pejalanan buat menjadi seorang pegawai negeri, orang-orang harus melewati serangkaian termin eliminasi guna memperoleh the lucky one nan akhirnya diterima sebagai pegawai negeri. Proses inilah nan kemudian disebut sebagai tes CPNS (tes Calon Pegawai Negeri Sipil). Tes ini biasanya diadakan setiap tahun sekali oleh pemerintah pusat nan bekerja sama dengan pemerintah daerah.

Pendaftaran buat mengikuti tes CPNS sekarang ini telah menggunakan sistem online. Di mana calon pegawai negeri sipil tadi cukup mengisi data pada formulir nan telah disediakan pada situs resmi nan dibuat secara spesifik buat keperluan menjaring calon pegawai negeri sipil. Setelah formulir terisi lengkap, si pendaftar harus mengirimkan berkas-berkas sebagai kelengkapan syarat administratif nan mencakup fotokopi KTP, pas foto, legalisir ijazah, transkrip nilai, surat pertanyaan kesanggupan apabila diterima, dan lain-lain.

Setelah semua berkas dikirim, maka tinggal menunggu balasan dari penyelenggara tes CPNS apakah si pendaftar tadi layak buat maju ketahap selanjutnya atau tidak. Apabila dirasa bahwa pelamar tadi memenuhi kriteria, maka di dalam balasan tadi akan diberi tahu nomor peserta dan loka di mana akan dilangsungkan tes tersebut.

Tes biasanya dilangsungkan setiap hari Minggu sebab pada hari itu sebagian besar kegiatan nan dilakukan oleh instansi atau forum pemerintahan tak beroperasi. Sehingga loka atau ruangan milik pemerintah tadi dapat dipinjam buat melangsungkan ujian tertulis. Loka nan biasanya digunakan buat penyelenggaran tes ialah ruangan kelas pada sekolah-sekolah, gedung rendezvous daerah, pendopo kabupaten, serta stadion olahraga.

Tes CPNS dilakukan guna menemukan bibit terbaik buat kemudian dipekerjakan sebagai pelayan masyarakat. Dengan diadakannya tes tersebut maka diharapkan bahwa calon terpilih ialah seseorang dengan pribadi nan baik dan memiliki taraf kecerdasan nan bagus. Sehingga bisa menjadi salah satu tiang pondasi buat pembangunan negara ke arah nan lebih baik.

Di dalam aplikasi tes tersebut, selain dari visi misi nan diemban oleh pemerintah selaku penyelenggara tes tersebut, ternyata ada beberapa kegagalan nan ditimbulkan. Entah secara langsung maupun tak menurut pendapat sebagian orang.

Melihat banyaknya peminat menjadi pegawai negeri sipil, dengan adanya tes CPNS seperti ini tentu saja diperlukan dana nan tak sedikit. Minimal dana buat pengadaan soal, distribusi, fee untuk menjaga tes, dan banyak dana lainnya. Tes ini dilakukan hampir setiap tahunnya. Jumlah antara pegawai negeri sipil nan masuk tak sebanding dengan jumlah pegawai negeri nan pensiun.

Sehingga sebenarnya secara pekerjaan tak terlalu efisien. Mengingat dengan banyaknya pegawai negeri sipil dan tak banyaknya pekerjaan, akan menimbulkan pengangguran terselubung di dalam tubuh pemerintahan itu sendiri.

Tes CPNS terdiri atas tiga jenis soal, pertama mengenai pengetahuan umum, kemudian matematika dan logika, dan nan terakhir pengetahuan bahasa Inggris. Dari ketiga jenis tes tersebut, harus diakui bahwa soal jenis tersebut memang efektif digunakan buat mengetahui seberapa luas wawasan si calon pegawai negeri sipil tadi. Juga kapasitas kemampuan berpikir otak dengan adanya tes matematika dan logika.

Tes semacam ini juga digunakan ketika penyelenggaraan tes SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Dan cukup efektif buat menyortir calon mahasiswa dengan otak brilian dan tidak. Akan tetapi di dalam kasus tes CPNS tersebut, seharusnya tak hanya indikator itu saja nan digunakan di dalam menentukan layak tidaknya seseorang diterima sebagai pegawai negeri sipil.

Bahwa memang seharusnya ada wacana mengenai tambahan jenis soal nan seharusnya ada di dalam soal tes CPNS, yaitu mengenai kemampuan khusus sinkron bidang nan dilamar oleh calon pegawai negeri sipil tersebut. Bahwa buat bisa menjadi seorang guru fisika, seseorang harus pandai dibidang fisika sinkron dengan kapasitasnya. Begitu pula buat bidang pekerjaan nan lain, sehingga nantinya calon pegawai negeri sipil nan diterima ini benar-benar mumpuni kemampuannya buat bekerja sinkron bidangnya.

Seharusnya, pemerintah tak mengabaikan tes ini dikarenakan calon pegawai negeri sipil tersebut telah mendaftar sinkron dengan ijazah dan gelar kesarjanaan nan dimiliki. Karena kita tak pernah tahu apakah gelar kesarjanaan dan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) tersebut “nembak” atau tidak.

Ada dua cara seseorang bisa menjadi PNS, pertama ialah dengan jalan mengikuti tes CPNS dan diterima. Kedua ialah dengan cara menjadi tenaga kerja honorer dan berharap suatu hari nanti akan diangkat menjadi pegawai negeri sipil tetapi sampai batas nan tak ditentukan.

Sebenarnya, ada satu lagi cara supaya dapat menjadi PNS, yaitu dengan cara pendekatan kepada pejabat terkait atau dengan permainan sejumlah uang buat membeli lowongan tersebut. Apabila pejabat terkait bisa dibeli, maka menjadi pegawai negeri sipil tidaklah sulit. Cara nan ketiga ini tak disarankan sebab akan merusak sistem dan moral tentu saja.

Dengan adanya wacana tersebut, maka perlukah tes CPNS dilakukan setiap tahunnya buat menyortir sekian ribu pelamar buat mendapatkan sekian puluh orang saja? Mengingat hal ini jauh dari prinsip efektif dan efisien. Menguragi pengangguran dengan cara penerimaan pegawai negeri sipil setiap tahun justru akan menciptakan pengangguran nan dibayar, nan ada di dalam sistem itu sendiri. Apabila setiap orang mempunyai pencerahan buat berperilaku jujur dan fair play , Indonesia akan melebihi negara adidaya ialah bukan mustahil.