Bencana Banjir Terbesar di Dunia

Bencana Banjir Terbesar di Dunia



Air, Sumber Kehidupan Sekaligus Sumber Bencana

Salah satu sumber primer dari kehidupan manusia ialah air. Manusia tak dapat melanjutkan kehidupannya tanpa adanya air.

Mulai dari bangun tidur hingga mau berangkat tidur lagi, air harus tersedia buat mendampingi kita dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Untuk minum, mandi, mencuci pakaian dan lain-lain. Namun demikian, meski menjadi kebutuhan pokok, air juga dapat menjadi sumber malapetaka. Contoh nan paling konkret ialah bala banjir.

Bencana banjir sering terjadi di global ini. Meski sudah berulangkali berusaha menanggulangi, namun tak selamanya manusia mampu mengalahkan kekuatan alam.

Bukan hanya harta benda, kadangkala nyawa juga ikut melayang sebab musibah ini. Negara-negara di global hampir semuanya pernah mendapat masalah besar berupa munculnya air dalam jumlah nan luar biasa banyaknya ini.



Bencana Banjir Terbesar di Dunia

Berikut ini beberapa contoh bala banjir paling besar di global nan tercatat dalam lembaran sejarah bala alam.



1. Great Lakes tahun 1913

Pada tanggal 7 November tahun 1913 ada badai besar nan menghantam daerah Great Lakes Basin dan Ontario, di Negara Canada. Bala ini terjadi di tepi bahari , sehingga badai mampu mendatangkan banjir nan sangat dasyat di daerah pesisir wilayah tersebut. Menurut catatan, ada 300 jiwa meninggal dan sembilan belas kapal rusak total.

Pada tanggal 10 November, ditemukan kapal tidak dikenal mengambang di lepas Pantai Timur Michigan. Lima hari setelah inovasi tersebut, kapal diidentifikasi sebagai Kapal Charles S. Price. Kapal tersebut merupakan kapal barang dengan panjang 504 kaki.

Badai tersebut menyebabkan 12 kapal hilang. Namun, korban nan sukses ditemukan hanya tujuh orang. Mayat-mayat nan tenggelam terdampar di daratan menciptakan pemandangan menyayat hati. Tubuh-tubuh mayat tersebut mulai membeku dan rusak, beberapa di antaranya terlihat tengah berpelukan.



2. Negara China tahun 1931

Ini juga merupakan salah satu bala banjir paling jelek sepanjang abad XX. Uniknya, sebelum banjir terjadi, negeri ini dilanda kekeringan selama hampir dua tahun.

Ketika bala kekeringan berakhir, hujan salju nan disertai dengan badai langsung menyapu higienis kehidupan di sepanjang sungai Kuning, Huai, dan Yangste secara berurutan mulai bulan Juli hingga November. Hujan nan terjadi terus menerus membuat sungai tak mampu menampung air tersebut, sehingga terjadilah banjir. Jumlah korban nan tewas hingga mencapai hitungan ratusan ribu jiwa.

Banjir nan menghantam China tak hanya menyengsarakan warga, tapi juga memicu kenaikan harga pangan. Hujan deras nan mengguyur juga mengakibatkan lebih dari 1 juta hektar huma pertanian terendam air.

Bahkan, hampir 1.000 perusahaan lumpuh tak dapat beroperasi dan 5,7 juta orang tak dapat melakukan rutinitas seperti biasanya.

Bencana ini mengakibatkan sejumlah listrik padam, bahkan jaringan komunikasi pun terputus. Dampak lain banjir besar ini, yaitu lebih dari 7.000 rumah rusak dan roboh. Ditaksir kerugian nan diakibatkan banjir besar ini mencapai 6 miliyar yuan ($ 930.000.000).



3. Kota Bengali tahun 1970

Negara Bangladesh, nan merupakan salah satu negara termiskin di global pernah dibuat makin tak berdaya dengan datangnya musibah bala banjir pada tahun 1970, persisnya pada tanggal duabelas dan tigabelas November. Bala ini diawali dengan munculnya topan besar nan dinamakan topan Bhola dan hujan deras di kota Bengali. Jumlah korban nan terwas diperkiran mencapai lebih dari 500 ribu orang

Mayat-mayat memenuhi daratan, sehingga sulit buat berjalan tanpa menginjak mayat. Sungguh mengerikan, mayat-mayat bergelantungan di pepohonan. Bagaikan buah-buah busuk nan mempunyai paras dan anggota tubuh.

Jutaan sapi wafat terapung di sungai delta dan gangga. Air sungai pun berubah menjadi merah. Kapal-kapal nan seharusnya ada di pesisir pantai, kini bertebaran di daratan.

Tsunami besar setinggi 15 meter dengan disertai angin puyuh, mengantam dengan ganas meninggalkan pulau-pulau kecil ini, seolah-olah tak pernah di diami.

Tiga hari sebelum bala angin puyuh ini menghantam, angin tersebut telah terdeteksi berada sekitar 1.200 km sebelah selatan delta gangga Pakistan Timur (sekarang Bangladesh)

Sebuah laporan dari Pulau Pantai, di Burma (sekarang Myanmar) telah memberi peringatan pulau-pulau di Pantai Delta Gangga. Meskipun begitu, laporan tersebut diabaikan atau ditolak sebab dua alasan.

Pertama, fakta nan dikemukakan sebulan lalu menyampaikan kabar nan serupa, namun nyatanya badai sifatnya kecil dan jumlah korban hanya sedikit.

ALasan kedua, peringatan tersebut tak dianggap serius, sebab sebagian besar orang-orang di wilayah tersebut belum memiliki Listrik dan radio baterai. Oleh sebab itu, ketika badai datang, para penduduk di wilayah tersebut tak dapat menghindar dari bencana. Tidak heran banyak korban nan berjatuhan dampak bala ini.



4. Myamar tahun 2008

Negara nan sampai sekarang masih dikuasai oleh junta militer ini juga pernah mendapat agresi badai besar nan dinamakan dengan topan Nargis. Topan nargis nan menerjang wilayah tersebut memicu terjadinya gelombang pasang, sehingga menimbulkan bala banjir nan sangat dasyat.

Dahsyatnya bala membuat warga di wilayah tersebut tak dapat menyelamatkan diri dari ancaman maut.Korban tewas mencapai seratus tiga puluh delapan ribu jiwa.

Topan nan menghantam Myanmar merupakan nan terburuk di Asia sejak tahun 1991, saat badai tropis Sidr menghantam Bangladesh dan menelan banyak korban jiwa.

Upaya pemulihan bala di wilayah nan terkena akibat bala sulit dilakukan, sebab terputusnya akses menuju wilayah tersebut. Sejumlah wahana jalan dan komunikasi nan terletak di daratan rendah tersebtu rusak parah dampak diterjang badai. Namun sayang sekali, data kerugian nan lain sulit diperoleh, sebab negeri ini sangat tertutup dengan pihak luar atau asing.



5. Aceh tahun 2004

Bencana di daerah serambi Mekkah ini tak seperti daerah lain nan biasanya diawali dengan munculnya badai atau topan. Permulaan bala justru timbul setelah ada gempa bumi nan berpusat di tengah bahari dan menyebabkan munculnya tsunami. Dan setelah tsunami datanglah banjir nan maha dasyat hingga mencapai pusat kota.

Akibat bala tsunami ini, infrastruktur publik, seperti masjid, kantor pemerintahan dan swasta, serta gedung sekolah luluhlantak diterjang banjir. Selain itu, sekitar 110 ribu rumah penduduk rata dengan tanah.

Kurang tak dari duaratus limapuluh ribu jiwa harus kehilangan nyawa. Ini belum termasuk nan juga menjadi korban di negara lain seperti Thailand, Maladewa dan lain-lain.



6. Banjir di Katrina, Amerika tahun 2005

Amerika nan merupakan negara adidaya global juga tak mampu buat menghadapi bala banjir nan sebelumnya diawali dengan adanya badai Katrina di daerah New Orlean. Ada duaribu lebih warga di wilayah ini meninggal gara-gara bala nan disertai dengan hujan salju ini.

Akibat bala tersebut, terjadi penodongan dan penjarahan di berbagai tempat. Warga Orleans sekitar 25.000-60.000 awalnya dievakuasi ke Stadion Superdome, tapi kemudian dipindahkan ke Astrodome. Hal ini dikarenakan, keadaan di Superdome tak layak buat ditinggali kembali. Pengungsian warga Orleans dilakukan dengan menggunakan Helikopter.

Helikopter nan datang buat mengevakuasi warga Orleans sempat ditembaki oleh orang-orang nan tak dikenal. Oleh sebab itu, akhirnya Pemerintah Federal Amerika Perkumpulan mengerahkan 25.000 prajurit dan para veteran dari Irak, buat menjaga keamanan di wilayah New Orleans.

Ternyata akibat nan ditimbulkan bukan hanya memakan korban, melainkan juga produksi minyak mentah. Produksi minyak mentah AS di Teluk Meksiko hampir terhenti seluruhnya, sehingga harga minyak melonjak tinggi sekitar US$70.

Secara tak langsung, mata uang Indonesia, rupiah, nan tengah berada dalam posisi lemah, juga semakin terpuruk dampak tingginya kenaikan harga minyak.

Demikianlah artikel mengenai bala banjir terbesar di dunia. Mulai dari banjir nan melanda Great Lakes, China, Bangladesh, Myanmar, Aceh, sampai dengan Amerika. Semoga informasi nan terdapat di artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.