Bob Marley - Musisi Regge Penganut Rastafarian

Bob Marley - Musisi Regge Penganut Rastafarian

Siapa tak kenal dengan Bob Marley nan identik dengan musik regge. Penyanyi Jamaika nan sangat khas dengan rambut gimbalnya. Penyanyi berambut gimbal ini telah berhasil membawa musik regge sebagai salah satu jenis musik nan disukai oleh masyarakat di dunia.

Di negara asal Bob Marley di Jamaika, regge mulai berkembang pada akhir era 60-an. Umumnya, regge identik menjadi penyebutan buat setiap jenis musik nan ada di Jamaika. Sebenarnya, regge sendiri merupakan gaya musik spesifik nan kemudian muncul sebab menjadi pengembangan dari ska dan rocksteady.

Regge memiliki basis buat gaya ritmis serta memiliki karakteristik aksen pada off-beat atau sinkopasi dan biasa disebut sebagai skank . Umumnya, musik regge memiliki tempo lebih lambat dibandingkan musik ska maupun rocksteady. Pada musik regge biasanya terdapat aksentuasi pada ketukan kedua dan keempat pada setiap barnya. Adanya gitar rhythm juga berfungsi buat memberi penekanan pada ketukan ketiga atau sebagai penahan kord ketika ketukan kedua hingga ketukan keempat dimainkan.



Sejarah Musik Regge

Sejarah regge tentunya tak lepas dari sejarah musik di Jamaika. regge sendiri di duga mendapat pengaruh dari Jamaika dan Afrika. Di mana banyak orang nan menduga bahwa kata "reggae" berasal dari kata "raged", nan berarti menghentakan badan pada orang nan menadi. Kata "raged" itu kemudian diucapkan dalam logat Afrika menjadi regaae .

Dalam sejarah musik regge , tak ada kejadian spesifik sebagai penanda kelahiran musik ini. Yang terjadi adalah, munculnya perubahan selera musik pada masyarakat Jamaika dari Ska dan Rocsteadi ke musik nan temponya lebih lambat. Ska dan Rocsteady sendiri merupakan genre musik nan sangat populer di kalangan anak muda hingga akhir tahun 1960-an dan akhirnya tergantingan oleh musik regge .

Irama dalam musik regge dipengaruhi gabungan musik Mento, serta elemen musik R&B. Musik Mento ini merupakan musik rakyat Jamaika nan sangat kaya akan irama Afrika. Perkembangan RnB di Jamaika sendiri sangat dipengaruhi oleh musik Afro-Amerika.

Sebagai genre terdahulu nan banyak mempengaruhi rona musik regge , tetunya teknik permainan alat musik dari para musisi Ska dan Rocsteady ini banyak ditiru oleh musisi regge . Bedanya hanya pada temponya nan lebih lambat, serta dentum bas dan rhythm guitar nan lebih menonjol.

Untuk karakter vokal biasanya berat serta memiliki pola lagu seperti pepujian ( chant ). Pola tersebut dipengaruhi oleh pola irama tetabuhan dengan cara menyanyi serta gaib dari Rastafari. Musik dengna tempo lebih lambat ini nantinya bisa menjadi alat penyampaian pesan pada liriknya nan sangat berkaitan dengan tradisi religi Rastafari. Selain itu, lagu regge nantinya akan membawa pesan mengenai permasalahan sosial politik humanistik di Jamaika.



Regge dan Rasta

Banyak orang nan berpikir bahwa regge ialah hal nan sama dan saling berhubungan. Di mana para penyuka musik regge disebut sebagai anak Rasta atau Rastafarian. Kedua hal itu sebenarnya sangat berbeda. Regge nan merupakan genre musik ini sebenarnya tak memiliki kaitan dalam sejarah terbentuknya rasta.

Rasta merupakan sebuah pilihan hayati atau pemahaman nan mengajarkan pengikutnya akan perdamaian dan anti kekerasan. Gerakan rastafari ini kemudian dianggap sebagai agama baru dengan mantan Kaisar Eropa bernama Haile Selaissie I sebagai raja. Asal nama Rastafari merupakan nama dari Haile Selassie I ketika ia belum dinobatkan sebagai kaisar.

Rastafari kemudian mulai masuk di tengah-tengah kaum pekerja dan petani kulit hitam Jamaika sekitar awal tahun 1930-an. Ajaran ini mulai masuk dampak pengaruh daru Marcuz Garvey, seorang penerbit serta organisator Jamaika berkulit hitam. Di mana visi politik dan budaya nan dibuatnya melahirkan sebuah pandangan global nan baru. Gerakan ini kemudian disebut sebagai "Rastafarianisme".

Rastafari sangat cepat mengalami perkembangan di tengah-tengah penduduk Jamaika nan begitu miskin. Hal itu dikarenakan ada asumsi bahwa masyarakat lain, khususnya kalangan atas tak akan pernah mau perduli dengan nasib mereka dan hanya membuat mereka semakin menderita.

Akhirnya muncul visi hayati bagaimana mereka harus bersikap dan berjuang buat hayati mereka, serta mengambil kembali kebebasan hayati mereka nan telah dirampas sebagai budak. Doktrin pada ajaran rastafari ini tentunya bertentangan dengan norma-norma berpikir global barat modern. Semua anggaran dibuat oleh para kaum rasta.

Banyak kelompok agama modern serta Kristen nan lebih condong ke konformitas dengan "kekuasaan nan ada". Berbeda dengan Rastafari. Ajaran ini lebih mengutamakan kesetiaan terhadap konsep mereka menganai "Sion" serta penolakan masyarakat modern.

Kaum rasta diidentikkan dengan rambut gimbal dan menghisap ganja. Hal itu ialah bagian hayati mereka nan memiliki filosofis hayati menyatu bersama alam, di mana menyatu dengan alam dipandang sebagai sifat Afrika.

Kaum rasta membenci pendekatan modern terhadap kehidupan. Hal itu dikarenakan mereka menganggap kaum modern tak alamiah serta terlalu objektif dan tak menerima subjektivitas. Kaum Rasta berpikir jika para ilmuwan hanya berusaha buat menemukan bagaimana cara melihat global dari luar. Berbeda dengan kaum Rasa nan memandang kehidupan dari dalam ke luar. Dalam ajaran rastafari, pada individu memperoleh kedudukan krusial sekali dalam Rastafari dan masing-masing Rasta wajib menemukan kebenaran buat dirinya masing-masing.



Bob Marley - Musisi Regge Penganut Rastafarian

Sebagai musisi regge , Bob Marley merupakan salah satu rakyat Jamaika nan menganut Rastafarian. Musik nan diusungnya kebanyakan mengenai kebebasan dari penundasan sangat kental dengan ajaran rastafari. Itulah mengapa Bob Marley dianggap sebagai salah seorang nan sangat berpengaruh terhadap penyebaran ajaran rastafari di dunia. Hal inilah nan kemudian membuat pecinta musik regge kemudian diidentikan rengan kaum rasta. Padahal tak semua pecinta regge ialah kamun rasta sebab kedua hal itu ialah sangat berbeda.

Dengan melekatnya regge dan Rastafari, maka seringkali tema nan angkat dalam musik regge merupakan bentuk protes oleh kaum rasta terhadap perkembangan politik dan rudie (pahlawan hooligan). Pengaruh rastafari akhirnya mulai muncul pada musik regge di Jamaika. Di mana pada musik regge pada masa ini permainan drum diambil dari ritual Rastafarian nan cenderung mistis dan sakral.

Bob Marley tak hanya menjadi musikus spektakuler nan sukses mengenalkan musik regge kepada seluruh dunia, tetapi juga ajaran rastafari. Namun, tetap saja hal itu bukan berarti semua pecinta regge ialah kaum rasta.

Selain Bob Marley, musisi kulit putih seperti Eric Clapton, Paul Simon, Lee 'Scratch' Perry dan UB40 sukses membuat regge terkenal di Amerika Perkumpulan dan beberapa negara lainnya walaupun mereka tak bisa melampui kejayaan dari Bob Marley. Akan tetapi, dalam perkembangannya, musisi-musisi tersebut sukses membuat musik regge menjadi pengaruh lahirnya aliran-aliran musik pada dasa warsa setelahnya. Seperti varian regge hip hop, regge rock, blues, dan sebagainya.

Di Indonesia sendiri, musik regge juga telah berkembang. Salah satu musisi nan mempopulerkannya ialah Tony Waluyo Sukmoasih atau Tony Q. Bersama grup musik Rastafara, sejak tahun 1989, Tony Q tak hanya mempopulerkan jenis musik ini, tetapi juga fashion "rambut gimbal" ala kaum Rasta. Tidak hanya memopulerkan musik regge seperti di negara Jamaika, Toni sukses mengembangkan musik regge nya sendiri. Dalam musiknya, ia memasukan unsur tradisional Indonesia dalam musik regge dan membawa tema-tema khas Indonesia.