Perkebunan Teh di Gunung Patuha

Perkebunan Teh di Gunung Patuha

Tempat wisata Bandung telah lama dijadikan loka 'melarikan diri' dari rutinitas nan melelahkan bagi sebagian warga kota-kota di sekitarnya. Paling banyak memang wisatawan dari Jakarta, nan datang ke kota Paris van java itu.

Harap dimaklumi, sebab situasi Jakarta sehari-hari telah memicu ketegangan syaraf dan otot. Maka, saat libur atau akhir pekan, warganya banyak nan 'melarikan diri' ke Bandung buat menyegarkan kembali syaraf dan ototnya.

Letak kota Bandung berada di dataran tinggi sehingga suhunya cenderung sejuk, bahkan dingin menggigilkan tulang. Apalagi di daerah nan letaknya agak jauh dari kota Bandung, alias di pinggiran kotanya. Misalnya di Lembang, atau kaki gunung Patuha, loka sebuah lokasi wisata bernama Kaldera Putih berada.

Loka wisata Bandung nan terkenal dengan kawahnya nan berwarna putih serta estetika alamnya tersebut memang sedikit berada di luar kota. Namun aksesnya tergolong mudah. Dari ibukota Jakarta pun tak akan menimbulkan masalah berarti. Pasalnya, wahana jalan menuju ke Kaldera Putih sangat bagus dan lancar, tanpa hambatan.

Memang, jika musim liburan pengunjung harus antri dan sabar jika ingin menikmati suasana eksotis loka wisata Bandung, Kaldera Putih. Antusiasme nan ditunjukkan warga sekitar Bandung memang luar biasa. Hingga kadang mencapai ribuan pengunjung dalam sehari nan ingin berekreasi ke sana.

Namun semua kelelahan terbayar saat telah berada di Kaldera Putih. Hanya rasa puas saja nan ditampakkan raut paras pengunjung seusai melihat kekayaan alam bernuansa misterius tersebut.



Sejarah Loka Wisata Bandung - Kaldera Putih

Pembodohan nan dilakukan oleh kaum penjajah terhadap bangsa Indonesia menyebabkan banyak sekali kepercayaan beraroma dinamisme dan animisme nan berkembang di masyarakat pada masa itu. Masyarakat nan tinggal di sekitar gunung Patuha loka Kaldera Putih berada tak berani masuk ke wilayah nan sangat latif tersebut. Hal itu disebabkan oleh mitos dan asumsi nan salah.

Jangankan mendekati wilayah Kaldera Putih, mendaki gunung Patuha pun masyarakat enggan. Syahdan beredar mitos bahwa di gunung Patuha, nan artinya Pak Tua, ialah loka kudus roh atau arwah mereka nan dituakan bersemayam. Para sesepuh mendiami kawasan pegunungan dan Kaldera Putih setelah meninggal.

Hal tersebut menurut masyarakat di zaman penjajahan dahulu. Oleh sebab itu, mereka takut jika harus mendekati kawasan nan sesungguhnya sangat latif dan cocok menjadi loka wisata Bandung andalan. Gunung itu mereka sebut gunung Sepuh.

Mitos tersebut bahkan menyebut jika para sepuh sering mengadakan rendezvous di puncak gunung Patuha, nan bernama Puncak Kapuk. Pemimpin sesepuh nan bernama Eyang Jaga Satrulah nan bertindak sebagai ketua dalam kedap rutin tersebut. Sedangkan anggota para sepuh lainnya bernama Eyang Rangga Sadena, Eyang Baskon, Ngahai, Eyang Camat, dan terakhir ialah Eyang Barabak dan Eyang Jambrong.

Beberapa peristiwa aneh semacam penampakan beberapa ekor domba putih nan tak biasa. Menurut penduduk ini menjadi tanda bahwa di puncak gunung sedang berlangsung kedap para sepuh nan tidak boleh diganggu. Itulah mengapa penduduk sangat sporadis nan pergi ke gunung Patuha dan Kaldera Putih.



Kawah Putih Mengandung Belerang

Mitos tersebut akhirnya terdengar oleh ilmuwan Eropa bernama Dr. Franz Wilhelm Junghuhn nan kala itu menetap di Bandung. Ia sedang membuat perkebunan kina buat diekspor. Tahun 1837, saat tempat wisata Bandung belum tenar seperti saat ini, Dr. Franz Wilhelm Junghuhn bersama beberapa orang pribumi memutuskan buat meneliti kenyataan apa nan sebenarnya berada di gunung Patuha.

Mereka hendak membuka mata masyarakat setempat bahwa mitos nan mereka percayai selama ini tidak sahih adanya. Tak ada nan namanya rendezvous rutin para arwah sesepuh di puncak gunung tersebut. Hasilnya, setelah rombongan tersebut sukses mendaki gunung nan hutannya sangat kedap itu, ditemukanlah sumber belerang nan menguarkan asap putih dan bau nan menusuk hidung.

Asap belerang nan berkepul-kepul dari kaldera itulah nan oleh sebagian penduduk dianggap sebagai bulu domba putih. Kaldera nan sudah berisi air dan membentuk danau karena telah lama gunung tersebut tak aktif, ternyata mengandung belerang. Pemandangannya sangat latif dan terbukti saat ini menjadi loka wisata bandung nan disukai.

Setelah penelitian oleh ilmuwan Belanda tersebut, masyarakat mulai berani naik ke kawasan Patuha. Belanda sendiri, segera saja penjajah itu membuka sebuah pabrik pengolahan belerang di dekat lokasi kaldera nan diberi nama Zwavel Ontgining. Hal ini sebab niat mereka memang menguras kekayaan alam Indonesia.

Kini, setelah merdeka dan lepas dari kungkungan penjajah, lokasi tersebut dijadikan sebagai loka wisata Bandung andalan. Pengunjung terkadang masih memungut butiran belerang nan memang banyak terdapat di sekitar Kaldera Putih, dan menjadikannya sebagai obat kulit.



Perkebunan Teh di Gunung Patuha

Gunung Patuha terakhir meletus di abad ke-10 dan ke-12. Lantas setelah itu tidak aktif lagi hingga saat ini. Tanah sekitar gunung itu fertile dan menjadi loka nan ideal buat tumbuhnya tanaman teh. Teh memang habitat hidupnya di dataran tinggi seperti kawasan gunung Patuha di sekitar Kaldera Putih dengan suhu nan mencapai 15 hingga 20 derajat celsius di siang hari.

Oleh sebab itu, selain mengunjungi Kaldera Putih, wisatawan juga biasanya menyempatkan ke kebun teh nan berada di punggung gunung. Tak lupa oleh-oleh khas kawasan tersebut, teh nan berasal dari perkebunan teh Patuha. Syahdan aroma teh tersebut sangat wangi dan menyehatkan, karena masih segar diolah dari pabrik teh di sana.



Lokasi Ideal Pemotretan Pre-Wedding

Begitu eksotis, romantis dan misteriusnya kesan nan didapat saat melihat asap putih mengepul dari danau Kaldera Putih. Loka wisata Bandung tersebut kini menjadi lokasi favorit bagi para calon pengantin nan ingin berfoto pre-wedding .

Mereka ingin menjadikan foto nan akan mereka kenang seumur hayati itu latif dan berkesan selalu dengan latar belakang nan memang tidak biasa. Hampir tidak ada lokasi lain di Indonesia nan dapat memberi kesan romantis sekaligus juga eksotis seperti Kaldera Putih.

Jangan heran pula jika Anda sedang mengunjungi Kaldera Putih, lantas melihat seniman dari ibukota nan sedang melakukan syuting buat video klip atau bahkan film. Bbeberapa video klip lagu seniman Indonesia mengambil gambarnya di kawasan danau tersebut.

Nah, bagaimana? Anda mulai tertarik buat berkunjung ke kawasan nan berada di Ciwidey, Bandung ini 'kan? Silahkan saja. Tiketnya murah, hanya Rp. 25.000 saja per kepala. Ini termasuk pada ongkos kendaraan generik nan memang disediakan hingga ke kawasan danau, pulang pergi.

Namun jika Anda memilih menggunakan kendaraan sendiri hingga ke lokasi danau, maka tiketnya agak mahal, yaitu satu kepala dan satu kendaraan dikenai tarif Rp. 165.000. Jika banyak kepala, ya makin mahal tentunya.

Namun pemandangan nan akan Anda saksikan tidak akan membuat Anda merasa rugi mengeluarkan uang sebanyak itu. Memang luar biasa pesona tempat wisata Bandung.