Tulisan Arab Asmaul Husna

Membaca dan menghapalkan tulisan arab asmaul husna merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri. Tulisan Arab Asmaul Husna berupa 99 asma Allah merupakan refleksi dari betapa tergantungnya manusia kepada Sang Khalik. Tulisan Arab Asmaul Husna berupa 99 nama Allah juga menunjukkan bahwa manusia akan senantiasa mendapatkan donasi Allah melalui salah satu dari nama-nama tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Orang nan terkena masalah, kehilangan anggota keluarga, terlilit utang, dan membutuhkan kesabaran, dengan melihat tulisan Arab Asmaul Husna ke-99, nama Allah Ash-Shobur (Yang Maha Sabar), orang tersebut menyadari bahwa pada nama Allah inilah saat ini ia bergantung. Orang nan selalu mendapatkan kemudahan dan memperoleh harta nan melimpah, tidak boleh takabur sebab ia melihat sendiri tulisan Arab Asmaul Husna ke-88 Allah, Al-Ghaniyy yang artinya Yang Maha Kaya.

Istilah tulisan Arab Asmaul Husna sudah tercantum dalam Alquran. Hal ini bisa kita lihat dalam tiga ayat, yaitu Q.S. 7:180, Q.S. 20:8, dan Q.S. 21:110. Dalam Surat Al-A'raaf:180 dijelaskan bahwa " Allah memiliki Asmaul Husna (Nama-nama Baik), maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama nan baik itu. "

Artinya, ayat ini memerintahkan kita buat menghapal Asmaul Husna buat kemudian meminta pertolongan Allah melalui salah satu atau beberapa Asmaul Husna tersebut. Dengan mengucapkan nama Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih), maka kita berharap akan mendapatkan afeksi dari Allah dan seterusnya.

Dalam surat Toha: 8, hal ini kembali dipertegas, " Dialah Allah, tak ada Tuhan nan berhak disembah melainkan Dia, Dia mempunyai asmaul husna (nama-nama baik). " Kembali dipertegas bahwa esensi Asmaul Husna sudah mencakup semua hal di global dan di Akhirat. Apa pun nan kita butuhkan, apa pun nan kita keluhkan, semuanya terjawab oleh nama-nama Allah.

Nama-nama Allah dalam tulisan Arab Asmaul Husna sendiri hanyalah penjabaran dari dzat Allah nan kekal. Dengan mengenal nama-nama Allah dalam tulisan Arab Asmaul Husna, diharapkan seseorang mampu menyadari bahwa Allah memang satu-satunya esensi nan tak mengenal pembanding. Allah ialah satu-satunya nan berhak disembah.

Sekilas, klarifikasi ini sangat simpel. Seolah anak kecil sekalipun akan mampu menyadarinya. Namun, kenyataannya tidak. Kebanyakan orang hanya terfokus pada melihat atau menghapal tulisan Arab Asmaul Husna saja tanpa memahami maknanya.

Sebagai contoh, kita memang mengenal dan memahami tulisan arab Asmaul Husna ke-89, Al-Mughni yang berarti nan Maha Pemberi Kekayaan. Demikian pula dengan tulisan Arab Asmaul Husna ke-68, Ash-Shomad (Yang Maha Dibutuhkan atau Yang Menjadi Loka Bergantung).

Namun, pada praktiknya, meski bibir menyadari kekuatan dan kekuasaan Allah, kita masih sangat bergantung pada hal-hal lain. Kita tahu Allah nan akan memberi kita kekayaan. Namun, seringkali kita mudah sekali buat menambah-nambah anggaran, mencari-cari celah buat mendapatkan uang tambahan, bahkan kadang menipu bos atau memakan teman sendiri buat mendapatkan jatah gaji nan lebih banyak.

Kita sering mendatangi pengajian, mendengarkan petuah atau ceramah, nan berisikan pentingnya mengejar kehidupan akhirat. Namun, setelah pengajian selesai, semua pun sirna. Kita terbiasa menjilat bos dalam bentuk apa pun buat memudahkan kerja.

Banyak pula nan percaya dan melakoni hayati dengan cara mencari banyak koneksi lewat uang. Seolah kita tidak perlu risi jika mendatangi seorang "calo" atau orang-orang spesifik agar anak kita dapat masuk ke perguruan tinggi terkenal, dengan iming-iming uang.

Allah tidak lagi menjadi loka bergantung dan tidak lagi pula dijadikan sandaran meminta kekayaan lahir dan batin. Dengan demikian, sia-sialah basa-basi kita dalam membaca atau menghapal tulisan Arab Asmaul Husna ketika hati dan mulut sudah tak harmonis lagi.

Selain itu, terdapat pula klarifikasi menghapal tulisan Arab Asmaul Husna dalam Q.S. Al-Isra:110 nan berbunyi sebagai berikut.

" Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih). Dengan nama nan mana saja kamu seru, Dia mempunyai asmaul husna (nama-nama nan baik); dan janganlah kamu melantangkan suaramu (berteriak) dalam salat dan janganlah pula melirihkannya (hingga sama sekali tak bersuara) dan carilah jalan tengah di antara kedua itu ."

Ayat tersebut menegaskan bahwa Allah bisa dipanggil dengan dua cara, nan pertama ialah nama Allah itu sendiri (Tuhan). Yang kedua, dari nama-nama baik Allah, dalam hal ini nan dicontohkan ialah Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih). Nama Ar-Rahman menjadi nama nan paling sering disebutkan atau paling sering dibaca dalam tulisan Arab Asmaul Husna.

Di global ini, ketika semuanya sebenarnya terkutuk kecuali hal-hal nan mendekatkan kita kepada Allah, maka nan dibutuhkan ialah belas kasih, pemurahnya Allah dalam setiap kesempatan. Dengan pemurahnya Allah, semua nan kita lakukan, asal sinkron dengan ketentuan-Nya, pasti akan mendapatkan barokah dan inilah nan merupakan landasan primer dalam kehidupan.

Percuma memiliki segalanya, tetapi tak barokah. Percuma dapat mengatur ini dan itu, menyulap gubuk menjadi istana, tanpa anugerah dari pemurahnya Allah. Tujuan kita bukanlah global ini, melainkan Akhirat.

Semua hal nan mendapatkan barokahlah nan akan menyelamatkan kehidupan kita kelak, bukan nan lain. Maka, menghapal tulisan Arab Asmaul Husna bukanlah demi Allah, bukan demi siapa-siapa, kecuali kita sendiri. Allah hanya membantu kita buat mengenali diri sendiri, mendekati-Nya melalui tulisan Arab Asmaul Husna tersebut.

Berikut ini tulisan Arab Amaul Husna dari 99 nama-nama Allah, lengkap beserta artinya.

Tentu kita berharap tulisan Arab Asmaul Husna ini tak hanya dibaca atau dihapalkan. Ada implementasi nan lebih jauh ketika nama-nama baik Allah ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Di bawah nama Al-Aziz (Yang Maha Perkasa), kita begitu kukuh dalam menjaga keyakinan dan berbuat baik, dan seterusnya. Tulisan Arab Asmaul Husna hanyalah awal. Barokah dari tulisan ini tentu bergantung pada sejauh apa kita menyadari kebesaran Allah.