Samurai Saat Ini

Samurai Saat Ini

Pernah memonton film The Last Samurai yang dibintangi aktor Hollywod Tom Cruise? Pada film tersebut diceritakan sedikit kehidupan samurai nan harus berjuang agar tak tersingkir oleh perkembangan zaman. Para samurai nan biasa menggunakan pedang sebagai senjatanya, harus berhadapan dengan para tentara nan sudah menggunakan senjata api.

Ada sesuatu nan lebih dalam mengenai samurai, yaitu filosofi seorang samurai, atau lebih dikenal dengan bushido.

Samurai merupakan istilah bagi para prajurit kelas tinggi atau kelas elit di Jepang. Asal kata samurai ialah kata samorau . Kata ini merupakan kata antik dalam bahasa Jepang nan kemudian berubah menjadi saburau nan artinya melayani. Kemudian, berubah menjadi samurai, nan artinya bekerja sebagai pelayan bagi sang majikan.

Samurai juga ialah anggota kelas militer Jepang. Ini 'Bushi' ialah prajurit dalam pekerjaan kaum feodal Jepang, nan dikenal sebagai 'Daimyo'.

Prajurit ini hayati oleh kode etik nan unik nan disebut 'Bushido' atau Jalan Kesatria. Kedalaman filosofi mereka ialah buat tetap setia dalam dominasi seseorang tuan besar, mempertahankan disiplin diri nan kaku, dan berperilaku etis.

Salah satu nan terkenal aspek dari etika diikuti oleh Samurai Jepang ialah ritual bunuh diri setelah kekalahan, di mana mereka memotong perut atau perut dengan pedang mereka sendiri. Hal ini dikenal sebagai 'Seppuku'. Istilah terkenal 'Hara-Kiri', sebenarnya ialah sebuah istilah nan sangat vulgar.

Samurai menggunakan berbagai senjata buat memerangi musuh musuhnya, seperti busur dan anak panah, dan tombak. Samurai dalam sejarah nya terkenal buat keterampilan tempur, terutama dengan pedang spesifik mereka dari kodachi hingga katana.

Samurai bangkit buat menonjol dalam Periode Heian sejarah Jepang, nan antara periode AD 794 sampai AD 1185. The Daimyo kuat mulai mempekerjakan para prajurit Samurai buat melindungi properti mereka.

Ketika feodal Jepang tumbuh dalam kekuasaan, mereka terus berjuang dalam diri mereka buat lebih banyak tanah dan lebih banyak kekuatan. Ini meningkatkan pentingnya Samurai Warriors.

Pada tahun 1192, pemerintah militer baru didirikan oleh Minamoto Yoritomo, nan merupakan 'Shogun' (Daimyo terkaya dan paling kuat di tanah) dan perwira militer tertinggi. Dia juga menjadi penguasa Jepang.

Dalam waktu pertengahan antara perang dan damai, Samurai menghabiskan waktu bekerja di pertanian. Filosofi Samurai sangat dikembangkan dan menempatkan menjunjung tinggi Belajar. Mereka mempelajari beberapa topik seperti strategi, perencanaan kerajinan, dan seni perang. Banyak prajurit Samurai juga master kaligrafi dan puisi.



Sejarah Kata Samurai

Istilah samurai berasal dari zaman sebelum zaman Heian di Jepang. Pada saat itu, sebutannya masih saburai, nan artinya seorang suruhan atau pengikut. Kemudian, pada awal zaman Azuchi-Momoyama dan awal periode Edo pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17, kata saburai berubah menjadi samurai. Artinya pun ikut berubah.

Ada istilah nan lebih tepat bagi para samurai, yaitu bushi, nan artinya orang bersenjata. Istilah ini diguanakn pada zaman Edo. Istilah samurai kemudian digunakan bagi para prajurit kelas tinggi di kalangan bangsawan. Samurai biasanya terikat dengan klan atau bekerja buat majikan nan disebut daimyo. Namun, dikenal juga istilah ronin, yaitu prajurit nan tak terikat dengan daimyo.

Seorang samurai harus memiliki ilmu nan tinggi. Selain itu, harus sopan dan terpelajar sebab mereka bekerja buat para bangsawan. Para samurai memiliki jiwa bushido, yaitu sifat samurai nan ketat dengan adat istiadat. Para samurai sangat setia pada majikannya, bahkan rela berkorban buat majikannya. Para samurai membawa senjata berupa pedang nan disebut katana. Dalam ajaran bushido, katana merupakan roh dari seorang samurai. Dalam sebuah pertempuran, seorang samurai sangat bergantung pada katana. Katana dipercaya bisa memberi kehormatan dalam kehidupan.

Anak laki-laki nan mencapai usia tiga belas tahun akan menjalani upacara Genpuku. Pada upacara ini, anak laki-laki tersebut akan mendapat sebuah wakizashi dan nama dewasa buat menjadi samurai secara resmi. Ia pun berhak buat mengenali katana.



Samurai Saat Ini

Antara 1573, dan 1603 Toyotomi Hideyoshi memperastukan seluruh Jepang di bawah satu bendera dan memperkenalkan sistem kasta. Dia memaksa Samurai buat memilih antara kehidupan petani dan kehidupan seorang prajurit. Dia juga membuat embargo buat orang lain selain dari Samurai buat membawa senjata.

Pada era Tokugawa, fungsi ketentaraan samurai berangsur-angsur menghilang. Saat reformasi Meiji, samurai dihapuskan dan digantikan dengan tentara nasional nan menyerupai tentara-tentara di Barat. Saat ini, tradisi samurai sudah tak ada pada masyarakat Jepang. Namun, jiwa samurai masih inheren dan menjadi ruh kehidupan masyarakat Jepang nan setia dan rela berkorban.

Dalam sistem kasta, Samurai berada di atas dan diikuti oleh petani, pengrajin dan pedagang. Setiap kasta juga memiliki hierarki internal.

Itu selama periode waktu antara 1603 dan 1868 bahwa semua perubahan ini dilaksanakan, dan menjadi baik tertanam ke dalam budaya Jepang.

Selama waktu ini, Samurai dipaksa buat hayati di kota-kota benteng dan pendapatan mereka diberikan oleh daimyo mereka dalam bentuk beras. Selama sekitar 250 tahun dari 1615, ada sejumlah perdamaian nisbi di Jepang. Prajurit Samurai dinilai kepandaiannya buat menjadi birokrat, artis atau guru, sedangkan pentingnya keterampilan bela diri berkurang.

Pada tahun 1868, dengan berakhirnya zaman feodal Jepang, kelas samurai dihapuskan. Namun, residu sisanya lantas mengorganisir diri, dalam lingkaran yakuza nan di teruskan secara turun temurun hingga saat ini.

Kejatuhannya memang datang pada tahun 1868 setelah akhir Keshogunan dan pada awal Era Meiji. Baru Kaisar Mutsihito, sebagai bagian dari Kebijakan Reformasi nya, mengeluarkan 'Sumpah Lima Artikel' terkenal nan diteken pada tahun 1871.

Semua hak istimewa diberikan kepada mantan Samurai sebagai Kelas Elite, dimulai dengan penghapusan hak historis mereka dalam memakai pedang. Dengan menahbiskan bahwa hanya aparat lah nan baru didirikan seperti Kepolisian dan Tentara Nasional selanjutnya nan dapat membawa senjata.

Dengan demikian para Samurai tak hanya di pelepasan dari dasar kekhasan mereka dan pentingnya sisi kultural nya tetapi juga meninggalkan sumber pendapatan.

Semua ini dibuat bersamaan dengan perjanjian nan dibuat dengan kekuatan imperialistik Barat dan sempat membuat marah Samurai sehingga ada pemberontakan, termasuk Pemberontakan Satsuma 1.877 oleh Takamori Saigo.

Namun, hari hari di mana Samurai menjadi berjaya sekarang tinggal masa lalu dan, sisi berani, senjata abad pertengahan mereka tak cocok buat senjata api-baru Tentara Nasional walau dibawakan oleh mereka nan pengecut, dan mereka dengan cepat ditekan.

Akhirnya, setelah beberapa pemberontakan nan gagal tersebut, Samurai menyadari kesia-siaan berusaha buat memutar balik waktu dan menjadi berdamai dengan perubahan dalam situasi mereka.

Mereka akhirnya menerima penghapusan Kelas dari samurai dan mengadopsi alternatif dalam karir militer, dalam Bisnis dan dalam pemerintahan baru nan memungkinkan mereka buat memainkan peran primer dalam pembangunan sebuah Jepang progresif. Termasuk apa nan Anda lihat saat ini pada para poliikus Jepang, dapat jadi mereka ialah keturunan samurai nan hendak ingin kembali berjaya.