Benda Bersejarah di Pulau Samalona Makassar

Benda Bersejarah di Pulau Samalona Makassar

Memang sudah bukan lagi menjadi sebuah misteri kalau negara kita nan tercinta ini memiliki banyak sekali pulau wisata nan indah. Dengan majemuk pulau, kepulauan nan memiliki kebudayaan serta sumber daya alam nan berbeda, membuat pariwisata menjadi salah satu pemasukan keuangan negara nan sangat bisa diandalkan. Estetika alam ini, tak hanya dapat dinikmati dari pulau-pulau nan telah terkenal, tapi juga pulau-pulau kecil di sudut kota kecil nan jauh dari ibukota.

Salah satunya ialah Pulau Samalona Makasar . Pulau kecil nan terletak di Selat Makassar ini, berada tepat di sebelah barat daya pantai barat di Sulawesi Selatan. Dengan posisinya nan berada di sebelah barat Kecamatan Wajo dengan jeda sekitar 2 km, membuat pulau ini tercatat secara administrasi sebagai bagian dari wilayah Kota Makassar. Pulau kecil ini hanya memiliki luas tak lebih dari 20,000 meter persegi, dengan penghuni beberapa kepala keluarga. Mereka memanfaatkan dengan baik pulau wisata ini sebagai sumber matapencaharian mereka.

Estetika dari Pulau Samalona ini dapat kita nikmati dari Benteng Fort Rotterdam di daerah Keling - Makassar. Bahkan, jika kita ingin mendekatinya, jaraknya cukup dekat. Dari bibir Benteng Fort Rotterdam hanya sekitar 500 meter. Akan sangat menarik sekali, terutama jika berjalan di malam hari.

Salah satu estetika dari pulau eksotik ini ialah pasirnya nan putih. Biasanya, pulau ini juga dijadikan loka peristirahatan bagi masyarakat kota sekitar. Selain tempatnya nan tak jauh, tempatnya nan tenang dan sangat ekslusif, pulau ini menjadi salah satu loka beristirahat nan sangat nyaman. Ditunjang pula dengan pengelolaan nan baik oleh masyarakat setempat. Masyarakat akan menyewakan berbagai macam fasilitas buat para pengunjung.

Untuk mendatangi Pulau Samalona, pengunjung terlebih dahulu harus menyeberang dari pelabuhan terdekat, dan menyewa bahtera nelayan. Untuk harga sendiri tak ada patokan, sinkron dengan kesepakatan pengunjung dan nelayan . Jeda tempuhnya pun tak lama, hanya sekitar 0,5 jam. Nantinya, pengunjung bisa melihat sebuah mecusuar, nan biasanya berfungsi sebagai pembatas daratan buat kapal-kapal besar.

Setelah tiba di Pulaua Samalona, pengunjung akan disambut dengan pasir putih nan sangat indah. Membentang di sepanjang hampir seluruh pulau. Jangan takut sebab merasa berada di negri antah berantah, di pulau ini sudah tersedia berbagai fasilitas nan akan membuat pengunjung merasa nyaman, seperti rumah penginapan, kamar mandi, kamar kecil, serta restoran .

Tidak hanya estetika pantainya nan bisa kita nikmati. Jika ingin menyelam, pengunjung juga bisa menikmati estetika dari panorama bawah laut. Bila tak memiliki peralatan menyelam, jangan khawatir, sebab pengunjung dapat menyewa kepada penduduk sekitar.

Sayangnya, panorama bahari di sekitar pantai sudah banyak nan rusak dampak tangan-tangan jahil manusia. Untuk itu, pengunjung harus berenang dan menyelam lebih ke tengah bahari agar bisa menikmati pemandangan bahari nan indah. Di sana terdapat banyak sekali karang bahari nan masih tumbuh secara alami , serta biota bahari nan masih terjaga dan sangat unik.

Pulau Samalona Makasar juga dapat menjadi loka nan tepat buat mengabadikan momen-momen menyenangkan para pengunjung. Keindahannya, juga dapat kita lihat ketika matahari terbit dan terbenam. Jadi para pengunjung dapat berfoto-foto ria di pulau ini.

Jangan takut buat berkunjung ke pulau ini secara backpacker. Pengunjung juga dapat meminimalisir pengeluaran. Caranya ialah dengan membawa tenda sendiri, serta menyediakan aneka makanan nan mudah diolah atau cemilan . Selain dapat menikmati estetika pulau ini, juga dapat sambil berpetualang ala Jack Sparrow nan dibuang oleh awak kapalnya.



Benda Bersejarah di Pulau Samalona Makassar

Tidak hanya menyimpan keindahan, negara kita nan kental akan kisah sejarah perjuangannya, membuat beberapa daerah menyimpan banyak cerita. Begitu pula dengan Pulau Samalona ini.

Selain sangat indah, ternyata pulau ini juga merupakan salah satu saksi sejarah Indonesia. Bahkan, syahdan ada benda bersejarah nan pernah ditemukan di pulau ini. Apakah itu? Ternyata peluru meriam nan dahulu digunakan oleh para tentara Belanda pada saat terjadinya pendudukan kolonial Belanda di Indonesia.

Menurut kabar, saat ini di Museum I La Galigo nan terdapat di Benteng Rotterdam nan berada di pulau ini, kini telah tersimpan peluru meriam antik nan dulu telah ditemukan di pulau ini. Tidak hanya itu, kabarnya di Pulau Samalona ini, masih banyak bahkan ada hingga ratusan peluru meriam antik nan hingga kini masih dicari keberadaannya.

Lalu bagaimana sejarahnya? Menurut cerita, pada zaman dahulu Pulau Samalona ini menjadi loka basis persenjataan kolonial Belanda nan ketika itu buat menguasai Makasar, kolonial melakukan penyerangan secara besar-besaran terhadap benteng pertahanan nan dipimpin oleh Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Gowa.

Benteng pertahanan Sultan nan posisinya menghadap ke bahari ini dikenal dengan sebutan Benteng Pannyua (Rotterdam). Di benteng seluas tiga hektarare inilah kemudian menjadi titik besar, sebagai loka colonial pada saat itu menyerang wilayah Makasar. Berdasarkan sejarah, benteng panyua ini dibangun dari tanah liat.

Sebenarnya, awal pendiriannya dilakukan oleh Raja Gowa ke-10 Karaeng Bonto Lakiung sekitar abad ke-14. Akan tetapi, pada saat tampu kepemimpinan beralih dipegang oleh Daeng Manrabia atau Sultan Hasanuddin , terjadi perombakan terhadap benteng tersebut buat membuatnya lebih kokoh dan tahan terhadap serangan.

Perbaikan sana-sini pun dilakukan tak lagi dengan tanah liat , tetapi batu. Dengan perawatan ketika zaman Sultan Hasanudin inilah nan membuat benteng ini masih bertahan hingga sekarang. Tidak hanya sebagai bukti sejarah, tapi objek wisata nan bisa dinikmati keindahannya.

Selain peluru-peluru Meriam tersebut, kini di Benteng Rotterdam sendiri telah memiliki 200 koleksi benda-benda bersejarah. Beberapa di antaranya ialah alat-alat perang zaman dahulu, seperti, meriam, pistol, tombak dan sebagainya. Terdapat pula aneka benda bersejarah lainnya, seperti baju tradisional, alat-alat dapur, alat transportasi sederhana hingga dokumen kesusasteraan dan pemerintahan di masa prakemerdekaan.

Tidak hanya itu, masih ada benda-benda sejarah lainnya nan dapat kita temukan di pulau ini. Misalnya saja 7 bangkai kapal nan digunakan pada saat terjadinya perang global II. Berbeda dengan peluru meriam nan dapat ditemukan di Benteng Rotterdam, buat melihat kapal-kapal ini kita harus menyelam. Kapal-kapal itu di antaranya, ialah kapal karam milik tentara jepang, Kapal Maru, Kapal Lancaster Bomber, Kapal Pemburu milik Jepang, Kapal Kargo Hakko Maru protesis Belanda, serta kapal selam Jepang.

Kapal-kapal ini juga menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan mancnegara atau di luar Makasar buat mendatangi Pulau Samalona ini. Jika ingin melihatnya, pengunjung harus menyelam hingga kedalaman 30 M. Kapal-kapal perang ini, telah menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung, walaupun telah penuh lumut dan menjadi karang. Jika ingin melihatnya, kalian harus datang sendiri buat bisa menikmati estetika dan sensasi sejarah nan ada.

Indonesia memiliki potensi wisata nan tak meragukan. Banyak turis asing berkunjung dan mengagumi estetika alam Indonesia. Lantas, kenapa kita, sebagai masyarakatnya tidak? Pulau Samalona Makasar ini salah satu bukti estetika alam Indonesia.