Mengenal Tipe Konsumen Cerewet dan Cara Menghadapinya

Mengenal Tipe Konsumen Cerewet dan Cara Menghadapinya

Bagaimana cara menghadapi konsumen ? Bagi pebisnis, konsumen ialah raja. Oleh sebab itu, pebisnis nan profesional tentu akan memberikan pelayanan terbaiknya bagi konsumen. Dalam global bisnis, pelayanan merupakan prioritas primer buat menjaring konsumen sebanyak-banyaknya.

Tanpa pelayanan nan baik, tentunya konsumen enggan melirik bisnis nan kita tawarkan. Apalagi tipe konsumen sangat beragam, mulai dari tipe pendiam, arogan, hingga cerewet. Jika pebisnis tak cermat dalam memberikan pelayanannya, pasti konsumen akan semakin menjauh. Dan pastinya semua pebisnis tak ingin ini terjadi.

Agar bisa menjaring konsumen sebanyak-banyaknya, para pebisnis tentunya harus menguasai cara menghadapi konsumen berdasarkan karakter masing-masing konsumen. Dan pada pembahasan kali ini, kita spesifik membahas tipe konsumen cerewet.



Mengenal Tipe Konsumen Cerewet dan Cara Menghadapinya

Konsumen tipe ini sangat aktif berbicara. Mereka terkesan sok akrab meskipun kita baru saja saling kenal. Mereka mudah sekali diajak ngobrol dengan suasana santai. Bahkan terkadang, pembicaraan mereka terlalu berlebihan. Tapi itulah karakter konsumen cerewet. Bagi kita terlalu berlebihan, namun bagi mereka itu biasa-biasa saja.

Sebenarnya, menghadapi tipe konsumen cerewet ada untungnya juga. Kita tak perlu bingung mengawali atau memancing pembicaraan. Karena pembicaraan akan mengalir dengan mudah tanpa perlu basa-basi. Meskipun demikian, ada kalanya tipe konsumen cerewet akan sangat merepotkan. Mereka bertanya ini dan itu dengan detailnya. Komplain sana, komplain sini tidak ada habisnya. Hal ini terkadang membuat kita sangat tersudut dan terpancing emosi.

Namun, kita harus ingat bahwa konsumen ialah raja dan kita selaku pebisnis harus memberikan pelayanan terbaiknya, tentu kita tak mau terpancing emosi sebab pada akhirnya hanya akan berujung percekcokan nan pastinya tak pernah menguntungkan kedua belah pihak.

Lalu, apa nan harus kita lakukan jika suatu saat berhadapan dengan konsumen cerewet? Bagaimana cara menghadapi konsumen tersebut? Untuk menjawab semua itu, mari kita simak uraian berikut ini.

Pertama, manajemen konsumen cerewet. Cakupan manajemen nan dimaksud di sini ialah cara menghadapi serta mengelola keluhan dari konsumen. Bagaimana caranya? Tips-tipsnya antara lain sebagai berikut.



1. Memposisikan Konsumen sebagai Pengendali

Seiring dengan semakin cerdasnya taraf inteligensi dan wawasan seorang konsumen, maka konsumen tersebut cenderung semakin cerewet. Sebab, kebutuhan maupun keinginannya semakin meningkat dan juga beragam.

Tentunya, ia pun ingin mendapatkan barang atau jasa nan sinkron dengan kebutuhannya tersebut. Selain itu, faktor primer nan sering kali dipertimbangkan konsumen ialah harga. Bagi mereka, mendapatkan barang atau jasa berkualitas dengan harga miring ialah pilihan pertama.

Sebaliknya bagi pebisnis, berusaha menjual barang atau jasa dengan harga tinggi agar mendapatkan laba maksimal. Sepintas memang tak ada titik temu antara keinginan konsumen dan pebisnis dalam hal ini.

Namun tunggu dulu, sebagai pebisnis kita dituntut jeli menyikapi hal ini. Cobalah memosisikan mereka sebagai pengendali dalam hal tersebut. Dengan demikian, kita perlu mengeksplor lebih jauh informasi dari mereka, sebenarnya apa pendapat mereka dan apa nan sedang mereka cari.



2. Jadikan Keluhan Konsumen sebagai Nutrisi

Jika kita sudah mengetahui pendapat dan kebutuhan apa nan mereka cari, lalu kita pun berusaha memenuhi kriteria tersebut, namun ternyata mereka tetap saja mengadukan keluhan. Maka apa nan harus kita lakukan? Tetaplah berlapang dada.

Jadikan setiap keluhan konsumen sebagai motivasi buat pemugaran ke depan. Anggap hal itu sebagai kritik agar kita lebih maju dan lebih baik lagi. Maka, jangan anggap keluhan konsumen sebagai musuh. Sebaliknya, jadikan itu sebagai partner berhasil kita.



3. Berikan Reward

Konsumen nan mengadukan keluhan jangan dibenci apalagi dimusuhi. Melainkan, jadikan mereka sebagai kawan bisnis kita. Tidak perlu juga membalas kata-kata mereka nan kurang enak di hati kita, justru sampaikan reward kepada mereka, meskipun hanya sekedar ucapan terima kasih. Pemberian reward kepada konsumen nan mengeluh akan mendekatkan mereka pada kita. Kelak mereka akan mendekati kita dan menjadi kawan bisnis kita.



4. Jadilah Pendengar nan Baik

Menghadapi tipe konsumen cerewet memang membutuhkan kesabaran ekstra. Kita sekuat mungkin harus menahan diri agar jangan sampai terpancing emosi. Dan pastinya, jangan pernah terlibat perdebatan atau percekcokan dengan konsumen.

Jika ini terjadi, kita sudah berbuat kesalahan besar dan kegagalan dalam bisnis nan kita jalankan. Sebab, dapat dipastikan kita akan kehilangan konsumen. Oleh sebab itu, berupayalah menjadi pendengar nan baik. Hadirkan sosok diri kita sebagai pelayan nan menyenangkan bagi mereka. Layani mereka dengan ketulusan dan kesabaran. Jangan lupa buat selalu bermanis muka dan menampakkan persahabatan nan tulus dengan mereka.



5. Data Base Keluhan

Selaku pebisnis, sering kali nan tertancap di benak kita hanyalah deretan pujian atas pelayanan terbaik nan kita berikan kepada konsumen. Sebaliknya, kita sering lupa atau bahkan mengabaikan setiap keluhan nan mereka layangkan pada kita.

Padahal, sejatinya sangat krusial membuat daftar seluruh keluhan konsumen terhadap bisnis dan pelayanan nan kita berikan kepada mereka. Dengan mendaftar seluruh keluhan konsumen, sebenarnya kita sedang mengevaluasi diri buat meretas jalan kesuksesan bagi bisnis nan sedang kita jalankan.

Kedua, etika berbicara. Perhatikan etika kita saat berbicara, hindari terlalu mendominasi pembicaraan. Biarkan konsumen melontarkan pemikirannya. Untuk sementara waktu, ikutilah alur pembicaraan konsumen. Hingga pada satu titik, kita perlu membelokkan alur pembicaraan tersebut sinkron dengan sasaran nan hendak kita capai. Jangan terkesan memaksakan kehendak. Oleh sebab itu, cobalah menggunakan diksi nan tepat sinkron dengan karakter konsumen serta situasi nan melingkupi pembicaraan tersebut.

Ketiga, win win solution. Ambil keputusan nan menguntungkan kedua belah pihak, jangan pernah menyalahkan konsumen. Entah atas ketidaktahuan mereka ataupun pertanyaan mereka nan barang kali menurut kita sangat tak relevan atau bahkan tak masuk akal. Hargai setiap keluhan atau pertanyaan mereka. Dan berusahalah memberikan jawaban nan jelas dan mampu memuaskan mereka.

Lalu, apa nan harus kita lakukan jika pada suatu ketika kita ternyata tak mampu membuat keputusan? Jangan sungkan buat mengadukan masalah ini kepada orang lain nan lebih pakar daripada kita. Oleh sebab itu, jangan pernah menjanjikan sesuatu nan tak kita ketahui kepada konsumen. Untuk mensiasatinya, ada baiknya kita menawarkan sejumlah pilihan kepada mereka. Apakah mereka ingin berbicara langsung kepada manajer, akuntan, atau nan lainnya. Yang penting, kita tak memaksakan diri menyelesaikan sesuatu nan tak kita kuasai.

Demikianlah, sekalipun konsumen cerewet ialah tantangan, bukan berarti tak ada jalan buat menghadapi mereka. Asalkan kita memiliki dedikasi nan tinggi buat memberikan pelayanan nan terbaik kepada konsumen, pastilah ada jalan buat mewujudkannya.

Walhasil, konsumen cerewet bukanlah petaka bagi sebuah bisnis . Melainkan mereka ialah berkah nan siap memacu kemajuan bagi bisnis itu sendiri. Tentu saja, asal kita tahu bagaimana cara menghadapi konsumen tersebut.