Cara Menghadapi Ego Diri

Cara Menghadapi Ego Diri

Banyak orang nan memiliki pandangan negatif dengan kata egois tanpa tahu arti egois sendiri. Egois ini sendiri berasal dari kata ego nan berarti aku; diri pribadi; rasa sadar akan diri sendiri; konsepsi individu tentang dirinya sendiri.

Sebenarnya, secara keilmuan dalam bidang psikologi, kata ini tak memiliki makna negatif, akan tetapi merupakan langkah awal dari setiap ketidakbaikan, di mana ego ini ialah refleksi dari pencerahan tiap individu akan dirinya sendiri. Hingga akhirnya, kata ego mendapat akhiran is yaitu egois , di mana artinya ialah orang nan selalu mementingkan diri sendiri. Berawal dari makna inilah kemudian arti egois memiliki makna negatif.

Seseorang nan egois dikatakan memiliki tingkah laku nan jelek sebab ia ialah pribadi nan tak mau memikirkan kepentingan atau kesejahteraan orang lain. Orang egois ini memiliki konduite nan cenderung destruktif buat laba pribadi.

Ada beberapa hal nan harus dipahami akan konduite jelek dari egois tersebut, di mana kesamaan bahwa ego sering disalahkan dalam konduite egois seseorang. Adalah seorang Sigmund Freud seorang pakar ilmu psikologi keturunan Yahudi nan berasal dari Austria dan menjadi pendiri genre psikoanalisis nan sangat mengerti mengenai hal ini.

Ada beberapa hal nan harus dimengerti, dalam ilmu psikologi seseorang memiliki tiga struktur jiwa nan dijelaskan oleh Sigmund Freud sebagai id, ego dan superego .

Id merupakan komponen kepribadian manusia nan sudah ada sejak lahir. Menurut Freud, id merupakan komponen primer kepribadian nan mendapat dorongan dari prinsip kesenangan, buat memperoleh kepuasan segera dari semua keinginan, dan kebutuhan. Apabila kebutuhan ini tak terpuaskan, maka manusia tersebut akan menjadi cemas dan tegang. Contohnya ialah rasa lapar atau haus nan harus segera dipuaskan dengan makan atau minum.

Id ini sebenarnya sangat krusial pada awal dalam kehidupan manusia. Pada saat bayi, seseorang harus merepresentasikan kebutuhannya dengan menangis hingga tuntutan id terpenuhi. Seiring dengan bertambahnya dewasa, seseorang sudah bisa menolak buat segera memuaskan id . Ada proses pembentukan gambaran mental nan terjadi buat memuaskan kebutuhan.

Ego sendiri merupakan komponen kepribadian nan memiliki tanggungjawab dalam menangani konduite naluriah dengan realitas. Ego ini muncul buat menangani dorongan id dengan cara nan bisa diterima di oleh lingkungan masyarakat, di mana ego akan bekerja sebab adanya prinsip realitas.Dengan adanya ego , id akan dipuaskan dengan adanya proses dengan waktu dan loka nan tepat.

Superego menjadi aspek kepribadian nan menampung semua baku internalisasi moral dan cita-cita nan selama ini kita bisa dari masyarakat dan keluarga. Dari superego kita mendapat panduan dalam membuat penilaian, di mana ada dua sistem dari superego yaitu ego ideal dan hati nurani.

Ego ideal merupakan anggaran dan baku konduite nan baik, di mana secara moril disetujui oleh orangtua dan lainnya. Di mana dengan mematuhi aturan-aturan tersebut akan menimbulkan perasaan bangga. Hati nurani biasanya dipengaruhi oleh pola pikir dari berbagai informasi buat menilai mana nan sahih dan salah menurut pribadi walaupun berbeda dengan hukum moral nan ada.

Berdasarkan model dari jiwa , id menjadi himpunan tren insting nan tak terkoordinasi. Ego merupakan bagian, nan terorganisir realistis, sedangkan superego memainkan peran kritis dan moral. Ketiga hal ini saling mempengaruhi, di mana ego terbentuk dari id dan super ego terbentuk dari ego . Apabila id berkata, “saya mau itu”, dan superego berkata “alangkah buruknya”, maka ego akan berkata, “saya takut”.

Ketiga hal ini seringkali menimbulkan konflik batin . Menurut Freud, seseorang nan memiliki kekuatan ego nan baik, secara efektif bisa mengelola tekanan tersebut. Berbeda dengan mereka nan memiliki kekuatan ego terlalu banyak atau terlalu sedikit, sehingga akan menjadi terlalu keras hati atau atau nan biasa disebut sebagai egois.

Dalam ketidaksadaran, ego menjadi anjing penjaga, atau sensor buat menyaring impuls-impuls dari id . Dimana ego akan menggunakan prosedur pertahanan nan tak dilakukan secara langsung atau secara sadar, namun mengurangi ketegangan dengan cara menutupi impuls nan mengancam.

Di mana Freud berpendapat bahwa kunci buat mendapatkan kepribadian nan sehat yaitu dengan menjaga ekuilibrium antara id, ego, dan superego.



Cara Menghadapi Ego Diri

Sebagai sifat alamiah manusia egois memang tak bisa kita hilangkan, tapi bisa dikurangi dan dihadapi. Manusia sebagai makhluk nan bergerak maju akan selalu berubah setiap harinya, termasuk dalam konduite dampak adanya pengaruh dari lingkungan dan norma-norma nan ada.

Di situlah kemudian Anda bisa mengatasi rasa egois diri, sebab sebagai makhluk sosial sudah seharusnya kita dapat lebih membuaka pikiran dan mulai mengerti keadaan orang lain.

Adanya sifat egois ini akan membuat Anda memiliki banyak akibat negatif, tak hanya buat orang lain tapi juga diri sendiri, dengan cara:

  1. Sebagai orang nan keras kepala, Anda akan menolak berbagai hal nan masuk dalam diri Anda. Padahal hal tersebut mungkin akan berpengaruh baik terhadap diri Anda.
  2. Rasa sakit akan timbul dari diri Anda pada saat keinginan atau pendapat Anda tak diterima orang lain.
  3. Anda akan menjadi pribadi nan acuh terhadap kepentingan orang lain. Di mana hal ini dikarenakan sikap nan kurang respek akan kebutuhan kebutuhan orang. Hal ini kemudian membuat Anda menjadi orang nan tak disukai orang lain.
  4. Anda sering menyakiti hari orang lain, secara sadar maupun tidak. Misalnya pada saat ada nan memberi pendapat dan Anda tak memperdulikannya.

Untuk itu, beberapa cara berikut dapat menolong Anda buat mengurangi sikap egois diri sedikit demi sedikit, dengan cara:

  1. Jangan membandingkan diri dengan orang lain, sebab bisa menimbulakan rasa iri, sehingga Anda akan memiliki ambisi menyaingi orang tersebut.
  2. Hilangkan berpretensi jelek sebab akan membuat Anda memiliki rasa iri dan cemburu, sehingga akan timbul rekaan dalam pikiran Anda. Sejak saat ini, selalu berusaha buat memiliki berpretensi nan baik terhadap orang lain.
  3. Cobalah buat menumbuhkan sikap peduli dengan orang lain, sehingga Anda akan merasa dibutuhkan orang lain. Hal ini akan membuat rasa egois terkikis sedikit demi sedikit dan digantikan oleh rasa peduli. Untuk itu, dari saat ini Anda bisa memulai dengan mencoba membantu teman di sekitar Anda.
  4. Selalu mencoba bersabar, sebab rasa egois biasanya akan membuat Anda selalu berfikir buat balas dendam terhadap orang nan membuat Anda merasa tersinggung. Untuk itu, Anda harus berusaha buat belajar bersabar dan menahan diri.
  5. Anda harus mencoba buat membuka diri dan mau mendengarkan orang lain buat menerima pendapatnya. Terkadang dengan membuka diri dan mau mendengarkan justru akan membuat Anda mendapat banyak masukan nan bermanfaat dalam hidup. Selain itu, Anda juga bisa mengurangi sifat egois pada diri Anda.
  6. Salah satu cara nan bagus ialah dengan mengikuti berbagai kedap forum. Adanya kedap akan membuat Anda melihat berbagai macam orang dengan pendapatnya masing-masing. Anda juga akan belajar bagaimana orang menanggapi pendapat Anda nan terkadang diterima dan ditolak. Anda akan belajar menerima bahwa pendapat orang nan lebih bagus akan diterima dibandingkan pendapat Anda. Sehingga, Anda dapat belajar bersabar dan mengurangi sifat egois.
  7. Apabila ada kegiatan turun desa dan bakti sosial, ataupun aneka kegiatan sosial lainnya, maka Anda harus mencoba buat mengikutinya. Dengan cara ini, rasa simpati dan ikut merasakan Anda secara tak sadar akan muncul, di mana keegoisan Anda akan berkurang.

Arti egois memang sudah seharusnya dimengerti oleh banyak orang, terutama dalam keilmuan psikologi. Di mana egois ialah sifat nan memang inheren dan tak bisa dihilangkan. Akan tetapi, ekuilibrium Anda dalam menangani i d, ego , dan superego dalam diri Anda bisa membuat Anda buat lebih mengendalikannya dengan banyak cara.