Pembentukan Kepribadian

Pembentukan Kepribadian

Pernahkah berpikir tentang sifat-sifat nan ada pada diri Anda? Atau mungkin juga pernah berpikir mengapa sifat teman jauh berbeda pirbadi sendiri. lebih lanjut, beberapa orang mungkin cukup bingung terhadap sifat nan ada pada diri masing-masing orang. Apakah sifat ialah sesuatu nan memang sudah dipilihkan oleh Tuhan? Ataukah sifat nan sifat nan ada pada diri manusia hanya disebabkan oleh sifat orang tua nan telah melebur dalam diri kita?

Ternyata, menurut ilmu psikologi, sifat ialah sesuatu nan memang sudah menempel pada kita sejak lahir. Jikalau Anda merasa mempunyai beberapa sifat nan sama dengan orang tua, hal itu disebabkan oleh proses imitasi nan dilakukan sejak dalam usia nan masih sangat dini.

Karena itulah, seperti halnya paras nan sama sekali berbeda pada tiap orang, tak ada satupun manusia di global ini nan mempunyai sifat nan sama persis. Lalu, apakah mungkin merubah sifat nan ada pada diri? Sangat mungkin. Akan tetapi perlu waktu nan lama buat membuat Norma baru berubah menjadi sifat pribadi.

Apakah Anda tertarik dengan topi psikologi sesperti ini? Jika ya, maka sebaiknya mencari tahu lebih banyak lagi tentang teori psikologi kepribadian.

Teori psikologi kepribadian memiliki ragam nan sangat banyak nan mencakup teori psikoanalisis, behavioris, humanis, fenomenologis, ekstensialis, maupun sosiologis. Bahkan, keragaman itu cenderung akan bertambah sejalan dengan evolusi pemikiran mengenai tingkah laku manusia.

Tujuan primer teori psikologi kepribadian adalah:

  1. Mengetahui pola tingkah laku individu.
  2. Mengetahui sejauh mana individu itu berbeda antara satu dan lainnya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
  3. Mengetahui sejauh mana individu itu unik.


Pendapat Para Tokoh Psikologi

Teori psikologi kepribadian dirumuskan dengan sejumlah cara oleh pada pemikir psikologi baik genre psikoanalis, behavioris, humanis, dll. Namun, pada dasarnya pandangan para tokoh itu menekankan pada hal penanaman dan pelekatan tingkah laku dalam kepribadian seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Pendapat para tokoh tersebut mengenai teori psikologi kepribadian:

  1. Allport: organisasi bergerak maju dalam individu nan terdiri dari sistem-sistem psikofisik, nan menentukan tingkah laku dan fikiran individu secara unik
  2. Murray: tingkah laku lahiriah dari lahir sampai mati
  3. Freud: integrasi dari id, ego, superego
  4. Adler: gaya hayati individu dan ciri individu dalam menghadapi masalah-masalah hayati termasuk tujuan hidup.
  5. Cattell: segala sesuatu nan mampu menggambarkan apa nan akan dilakukan seseorang dalam situasi tertentu
  6. Jung: integrasi ego, ketidaksadaran pribadi dan ketidaksadaran kolektif, kompleks-kompleks, arkhetip-arkhetip serta persona dan anima.


Permasalahan Kepribadian

Permasalahan kepribadian nan paling sederhana ialah ketidakmampuan individu buat menyesuaikan diri secara terus menerus. Ketidakmampuan ini tak disertai dengan gangguan psikosa ataupun neurosa namun bisa mengganggu relasi-relasi sosial dan kebahagiaan pribadi. Contoh permasalahan kepribadian ini antara lain ialah perasaan rendah diri, cemburu, iri hati, mencintai kegiatan seksual secara berlebihan, dsb.

Dalam teori psikologi kepribadian, permasalahan kepribadian ini bisa menyebabkan suatu kekacauan kepribadian atau personality disorder . Kekacauan kepribadian ialah kesulitan nan dialami individu dalam penyesuaian diri secara sosial, termasuk ketidakmampuan dan ketidaktepatan motivasi dan emosi dalam merespons sesuatu, misalnya, paranoid, schizoid, gangguan sosioapatis, dll.



Pembentukan Kepribadian

Pembentukan kepribadian dalam teori psikologi kepribadian terdiri atas:

  1. Pengaruh biologis atau genetis.
  2. Pengaruh lingkungan nan terdiri atas pengalaman secara umum, yakni dipengaruhi oleh keyakinan, kebiasaan, dan norma-norma nan diyakini oleh masyarakat dimana individu itu berinteraksi, serta pengalaman unik, yakni berasal dari reaksi individu secara unik dalam menghadapi tekanan dan kendala sosial.

Karakteristik kepribadian individu memiliki konsistensi nan cukup tinggi. Konsistensi tinggi ini biasanya dimiliki oleh subjek dewasa dan cenderung mengalami perubahan-perubahan saat usia remaja.

Ada beberapa metode nan dapat digunakan buat mengukur kepribadian individu, yaitu:

  1. Medote Observasi, yakni mengobservasi konduite individu dalam keadaan normal, situasi eksperimen, atau melalui interview. Hasil dari observasi ini akan dicatat pada suatu bagan nan sudah dibakukan (alat tes psikologi), seperti rating scale (skala rating).
  2. Metode Inventori, yakni hasil observasi individu terhadap dirinya sendiri nan digali dari pertanyaan dan pernyataan standar (alat tes psikologi) nan harus diisi atau dipilih oleh individu berdasarkan ciri-ciri nan dia anggap mendekati dirinya. Alat tes itu antara lain ialah MMPI, CPI, EPPS, dll.
  3. metode Proyektif, yakni individu diberi kebebasan buat mengekspresikan diri. Metode ini memiliki alat tes nan sudah baku, seperti TAT, DAM, Wartegg, dan Rorschach. Rorschach, misalnya, berupa suatu rangsang berbentuk gambar nan tak jelas. Individu bisa mengekspresikan diri secara bebas dengan menafsirkan sesuka hati gambar-gambar itu. Nah, persepsi individu terhadap gambar-gambar tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai pengalamannya di masa lampau. Itulah sisi nan diukur.

Lebih lanjut, mempelajari tentang teori psikologi kepribadian, niscaya tak akan lepas dari apa nan dinamakan tabiat manusia. Kemudian, tahukah anda jika tabiat manusia secara garis besar bisa dibagi menjadi 4? Ya. Tabiat manusia secara generik dibagi menjadi empatm yaitu koleri, sanguine, melankolis, dan juga plegmatis. Lalu, apa disparitas masing-masing tabiat itu? Apa pula kelebihan dan kekurangan masing-masing tabiat tersebut?

Nah, mari kita mulai dari sanguine. Seperti nan ditulis di ruangkatahati.blogspot.com, orang-orang nan mempunyai kesamaan tabiat sanguine biasanya ialah orang-orang nan populer. Mereka umumnya mempunyai banyak kelebihan seperti uka bicara, antusias, ekspresif, ceria, penuh rasa ingin tahu hayati di masa sekarang, mudah berubah (banyak kegiatan/keinginan), berhati tulus, kekanak-kanakan, bahagia berkumpul (untuk berjumpa dan bicara).

Bukan hanya itu, orang dengan tabiat sanguine umumnya hebat di permukaan, mudah bergaul dan menyukai orang lain, bahagia dengan pujian, ingin menjadi perhatian, menyenangkan dan dicemburui orang lain, mudah memaafkan (tidak menyimpan dendam), mengambil inisiatif/menghindar dari hal-hal nan membosankan, spontanitas, serta seorang nan demonstratif dan emosional.

akan tetapi, meskipun mempunyai sangat banyak kelebihan, orang dengan tabiat sanguine pun umumnya juga memiliki kelemahan yakni memiliki suara dan tertawa nan keras, cenderung suka membesar-besarkan suatu hal, susah diam, mudah dikendalikan oleh keadaan/orang lain, sering minta persetujuan dan juga memiliki jangka waktu konsentrasi nan pendek banyak.

Bukan hanya itu, mereka biasanya juga suka bicara saat bekerja dan melupakan kewajiban, mudah berubah-ubah, susah tepat waktu jam kantor, prioritas kegiatan kacau, mendominasi,percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas, sering mengambil permasalahan orang lain menjadi seolah-olah masalahnya, egoistis, sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita nan sama, dan juga suka berpikir tentang cara menghabiskan uang, daripada cara mendapatkan uang.

Berpindah dari tabiat sanguine ke tabiat melankolis, ada disparitas nan besar dari dua tabiat ini. Sanguine nan merupakan tipikal orang nan populer biasanya terkesan impulsif dan sedikit berantakan. Akan tetapi, orang nan memiliki tabiat melankolis biasanya malah menyukai sesuatu nan tertata rapi dan runtut.

Lalu, apa saja kelebihan tabiat melankolis? Kebanyakan orang nan berwatak melankolis ialah orang nan analitis, mendalam, dan penuh pikiran, serius dan bertujuan, terjadwal, artistik, musikal dan kreatif, sensitif, mau mengorbankan diri dan idealis, baku tinggi dan perfeksionis, bahagia perincian, tekun, serba tertib dan teratur.

Bukan hanya rapi dan teratur, mereka biasanya juga orang nan hemat, bisa melihat masalah dan mencari solusi kreatif, meskipun kadang sering menjadi terlalu kreatif. Jika mereka memulai sesuatu, biasanya mereka akan menuntaskannya juga. Orang dengan tabiat Melankolis umumnya bergaul dengan hati-hati, puas di belakang layar, menghindari perhatian, mau mendengar keluhan, setia, serta sangat memperhatikan orang lain.

Lalu, bagaimana dengan kelemahan orang-orang nan berwatak Melankolis? Bagaimana pula kelebihan dan kekurangan dua tabiat nan lain, yakni koleris dan plegmatis? Nah, sekarang ialah waktunya bagi Anda buat memulai belajar tentang teori psikologi kepribadian.

Ada sangat banyak hal nan dapat digali dari sifat dan tabiat nan ada pada manusia. Bukan hanya tentang keempat tabiat nan sudah sedikit disinggung diatas, akan tetapi juga tentang bagaimana watak-watak tersebut menjadi saling melengkapi. Jadi, ayo cari tahu tentang teori psikologi kepribadian sekarang juga!