Sunrise di Bromo

Sunrise di Bromo

Salah satu kawasan wisata nan unik sebab memiliki lautan pasir dengan lebar 5.250 hektar ialah objek wisata gunung Bromo . Dikategorikan unik dan langka sebab lautan pasir itu terdapat di sekitar kaki gunung nan berketinggian kurang lebih 2100 meter dari permukaan laut.

Objek wisata gunung Bromo terdapat di Jawa Timur, berbatasan dengan empat wilayah yaitu Malang, Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang. Oleh sebab itu, jalan menuju ke kawasan Bromo banyak jalurnya, bisa melalui empat kota nan disebutkan di atas.



Suku Tengger

Suku orisinil nan menghuni kawasan sekitar Bromo ialah suku Tengger. Dipercaya, mereka ialah sebagian masyarakat dari kerajaan Majapahit nan menyingkir dari wilayah kerajaan saat terjadi peperangan, lantas menetap di kawasan sekitar gunung Bromo.

Agama nan dianut oleh masyarakat Tengger ialah Hindu, seperti agama nenek moyang mereka. Oleh sebab itu, upacara adat khas Hindu sering diadakan di objek wisata gunung Bromo . Sebuah Pura juga dibangun di kaki gunung Semeru, nan letaknya bersebelahan dengan gunung Bromo.



Upacara Kasodo

Upacara adat tersebut bernama Kasodo atau Kesada, yaitu memberi persembahan berupa hasil ternak dan kebun serta sawah mereka. Berbagai persembahan tersebut nantinya akan dilemparkan ke kaldera gunung Bromo.

Beberapa penduduk biasanya sudah menanti di bawah kaldera buat menyambut persembahan nan dilemparkan ke dalam kawah. Mereka akan berebut buat mendapatkan berbagai hasil bumi nan di jadikan sesajen.

Upacara Kesada diadakan rutin tiap tahun antara bulan Desember dan Januari. Maksud diadakannya upacara tersebut ialah buat tolak bala, memohon lancarnya rejeki serta sebagai persembahan agar Bromo tak meletus.



Sunrise di Bromo

Wisatawan banyak nan menantikan masa dilaksanakannya upacara Kesada, agar bisa mengabadikan peristiwa unik tersebut. Selain itu, pemandangan sunrise atau matahari terbit pun selalu menjadi favorit pengunjung.

Tidak heran jika Anda berkunjung ke objek wisata gunung Bromo , maka saat paling ramai malah menjelang subuh, sebab pengunjung sebagian besar menantikan terbitnya matahari dari sekeliling puncak kaldera Bromo nan garis tengahnya sekitar 800 meter.

Dingin, begitulah nan akan Anda rasakan saat pertama kali Anda keluar dari mobil. Suhu di loka ini mencapai 10 derajat bahkan sampai 0 derajat Celsius saat menjelang pagi.

Maka, Anda hendaknya mempersiapkan baju dingin, topi kupluk, sarung tangan, kaos kaki, syal buat mengatasinya. Tapi, bila Anda melupakan perlengkapan tersebut, ada banyak penjaja keliling nan menawarkan dagangannya berupa topi, sarung tangan, atau syal.

Pengunjung biasa mengunjungi kawasan ini sejak dini hari dengan tujuan melihat terbitnya matahari. Untuk melihatnya, Anda harus menaiki gunung Pananjakan nan merupakan gunung paling tinggi di kawasan ini.

Medan nan harus dilalui buat menuju gunung Pananjakan merupakan medan nan berat. Untuk menuju kaki gunung Pananjakan, Anda harus melalui daerah nan menyerupai gurun nan bisa membuat Anda tersesat.

Saat harus menaiki gunung Pananjakan, jalan nan sempit dan banyak tikungan tajam tentu membutuhkan ketrampilan menyetir nan tinggi. Untuk itu, banyak pengunjung nan memilih menyewa mobil hardtop (sejenis mobil jeep ) nan dikemudikan oleh masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar berasal dari suku Tengger nan ramah dengan para pengunjung.

Sampai diatas, ada banyak toko nan menyediakan kopi atau teh hangat dan barah unggun buat menghangatkan tubuh sambil menunggu waktu tebitnya matahari. Ada pula toko nan menyewakan baju hangat. Menyaksikan terbitnya matahari memang merupakan peristiwa nan menarik.

Buktinya, para pengunjung rela menunggu sejak pukul 5 pagi menghadap sebelah timur agar tak kehilangan moment ini. Anda pun tak selalu dapat melihat peristiwa ini, sebab bila langit berawan, kemunculan matahari ini tak terlihat secara jelas.

Namun, saat langit cerah, Anda bisa melihat bulatan matahari nan pertama-tama hanya sekecil pentul korek api, perlahan-lahan membesar dan akhirnya membentuk bulatan utuh dan memberi penerangan sehingga kita bisa melihat pemandangan gunung-gunung nan ada di kawasan ini. Antara lain, gunung Bromo, gunung Batok, atau gunung Semeru nan merupakan gunung paling tinggi di Pulau Jawa.



Kawah dan Lautan Pasir di Objek Wisata Gunung Bromo

Selesai menyaksikan matahari terbit, Anda bisa kembali menuruni gunung Pananjakan dan menuju gunung Bromo. Sinar matahari bisa membuat Anda melihat pemandangan sekitar. Ternyata Anda melewati lautan pasir nan luasnya mencapai 10 km².

Daerah nan gersang nan dipenuhi pasir dan hanya ditumbuhi sedikit rumput-rumputan nan mengering. Tiupan angin, membuat pasir berterbangan dan bisa menyulitkan Anda bernafas.

Untuk mencapai kaki gunung Bromo, Anda tak bisa menggunakan kendaraan. Sebaliknya, Anda harus menyewa kuda dengan harga Rp 70.000,- atau bila Anda merasa kuat, Anda bisa memilih berjalan kaki. Tapi, patut diperhatikan bahwa berjalan kaki bukanlah hal nan mudah, sebab sinar matahari nan terik, jeda nan jauh, debu nan berterbangan bisa membuat perjalanan semakin berat.

Sekarang, Anda harus menaiki anak tangga nan jumlahnya mencapai 250 anak tangga buat bisa melihat kaldera gunung Bromo. Sesampainya di puncak Bromo nan tingginya 2.392 m dari permukaan laut, Anda bisa melihat kaldera gunung Bromo nan mengeluarkan asap.

Anda juga bisa melayangkan pandangan Anda kebawah, dan terlihatlah lautan pasir dengan pura di tengah-tengahnya. Benar-benar pemandangan nan sangat langka dan luar biasa nan bisa kita nikmati.



Gunung Bromo Akses Ranu Pani Senduro Kabupaten Lumajang

Sebetulnya akses ini lebih sering digunakan bagi mereka nan mempunyai tujuan pendakian ke gunung Semeru.sedangkan ke Bromo ialah tujuan tambahan. Bagi anda nan membawa kendaraan pribadi, dapat langsung menuju Kecamatan Senduro ( 20 km arah barat Ibu Kota Lumajang ).

Perjalanan menuju Senduro ada loka wisata nan layak juga di kunjungi yaitu pemandian alam Selokambang, tiket masuknya sangat terjangkau dan makanannya juga standart, sayang tak ada sesuatu nan khas Lumajang nan dapat dibawa buat oleh oleh.

Setelah puas di pemandian alam Selokambang, Anda dapat melanjutkan perjalanan menuju Senduro. apabila anda sudah sore sampai disenduro, lebih baik cari home stay (rumah penduduk nan disewakan) atau hotel (hanya ada hotel dan fasilitasnya juga terbatas).

Anda dapat beristirahat sambil jalan jalan melihat obyek wisata religi yaitu Pura Mandara Giri , biasanya hari-hari eksklusif ramai sebab ada orang Hindu Bali nan melakukan persembahyangan. Ada juga pasar tradisonal nan menjual Pisang Agung khas Lumajang, sebab Senduro ialah penghasil Pisang Agung.

Baru pagi harinya anda dapat melanjutkan perjalanan ke Ranu Pani, Anda akan melewati kawasan hutan Ireng ireng anda harus ekstra hati hati sebab jalannya sempit, licin dan agak gelap sebab rimbunnya hutan.

Di Ranu Pani inilah anda dapat melakukan pendakian ke gunung Semeru. Apabila Anda hanya ingin ke Bromo maka anda harus melanjutkan perjalanan menuju Njemplang (pertigaan nan mempertemukan akses Lumajang dan Akses Malang).

Dari Njemplang anda melewati jalan tanah nan menurun, sekali lagi anda harus ekstra hati hati sebab jalannya hanya pas buat satu kendaraan serta medan nan sangat berat anda akan sampai di lautan pasir bromo sebelah selatan ( padang ilalang ) atau lebih dikenal dengan Watu Kutho.

Pastikan bahwa kendaraan nan anda bawa ada fasilitas 4 x 4 nya serta bahan bakarnya sudah anda full tank kalau tak jangan coba coba kalau anda tak ingin mendapatkan masalah, sebab tak ada satupun orang jual makanan apalagi bahan bakar.



Bromo Akses Ngadas Kidul/Poncokusumo Kabupaten Malang

Akses ini juga tak jauh berbeda dengan akses dari Lumajang, dari malang anda dapat menuju ke Kecamatan Tumpang selanjutnya naik kendaraan angkutan generik menuju Desa Gubug Klakah ( 1100 m dpl ) Kec.Poncokusumo arah Barat Utara Kabupaten Malang.

Selanjutnya Anda melanjutkan perjalanan menuju desa Ngadas Kidul ( 2000 m dpl), setelah melewati Ngadas anda harus ekstra hati hati apabila melewati daerah Coban Pelangi (air terjun) jalannya menanjak tajam. Setelah itu baru Anda akan sampai di pertigaan Njempalng. Apabila anda lurus menuju Ranu Pani sedangkan kalau belok kiri anda menuju ke Bromo melewati Watu Kutho.

Apabila memakai kendaraan generik anda hanya sampai di desa Gubug Klakah Kec.Poncokusumo sedang buat naik ke Ngadas Kidul tak ada angkutan generik sama seperti dari Senduro ke Ranu Pani.yang ada angkutan hasil sayur mayur.