Maraknya Pembunuhan Mutilasi

Maraknya Pembunuhan Mutilasi

Kebanyakan dari kita ketika mendengar atau melihat adanya pemotongan pastilah menganggap bahwa hal tersebut termasuk tragedi pembunuhan sadis . Karena memang pembunuhan dengan pemotongan memiliki imbas atau pengaruh nan lebih daripada pembunuhan nan biasa.

Pembunuhan dengan pemotongan ialah dengan memotong bagan tubuh dari mayat atau korban. Jadi pemotongan ini dianggap sebagai sebuah hal nan sadis, sebab si pembunuh tak hanya membunuh atau menghilangkan nyawa dari seseorang. Namun kemudian, aksi pembunuhan nan dilakukan akan diiringi atau disusul dengan kelakukan memotong-motong bagian tubuh dari si mayat.

Jadi di dalam pemotongan ini, si pembunuh akan dengan sadar memotong setiap bagian dari tubuh seseorang nan telah wafat sebab ia bunuh. Hal ini akan dilakukan olehnya dalam keadaan sadar dan tentunya dengan motif ataupun tujuan tertentu.



Alasan Pembunuhan Mutilasi

Banyak sekali alasan nan dimiliki seseorang ketika melakukan pemotongan terhadap korban nan telah dibunuh. Banyak pihak nan mengkaitkan alasan ini dengan alasan piskologis atau keadaan kejiwaan dari si pelaku.

Hal ini banyak dipikirkan sebab sebagai seorang manusia nan sehat dan memiliki kondisi emosional nan stabil dan wajar, tentunya tidak akan mampu buat melakukan pemotongan ini yaitu memotong bagian tubuh dari seorang manusia.

Inilah nan terkadang dianggap sebagai sebuah tindakan nan berada di luar batas pemikiran normal manusia ataupun nan berada di luar dari kemampun rasional manusia buat mampu melakukan hal tersebut.

Namun, terlepas dari bagaimana kondisi kejiwaan dari setiap pelaku mutilasi, dalam melakukan tindak kejahatan ini, si pelaku tentunya memiliki tujuan dalam memutilasi korbannya. Berikut ini ialah beberapa alasan nan pernah terungkap atau diungkap oleh polisi terhadap pelaku pembunuhan pemotongan ini.

1. Untuk menghilangkan jejak tindakan pembunuhan nan dilakukannya

Inilah alasan nan pernah terungkap. Bahwa si pelaku pembunuhan pemotongan ini akan menganggap ketika ia memotong bagian tubuh dari korban pembunuhannya, kemudian membuang setiap bagian potongan tubuh. Maka ia memiliki asumsi hal ini akan lebih sulit buat diketahui oleh pihak aparat kepolisian mengenai apa nan telah dilakukan, daripada membuang mayat dalam keadaan utuh dan tidak terpotong.

Kebanyakan alasan memang buat menghilangkan jejak. Agar tak sampai dicurigai atau dituduh membunuh si korban. Namun tentunya alasan ini tak hanya akan berdiri sendiri atau hanya sebab alasan ini semata, tentunya masih akan berkaitan dengan alasan nan lain.

2. pelampiasan rasa dendam atas perbuatan dari korban

Biasanya, pada pelaku pemotongan juga mengaku bahwa ia memiliki dendam nan begitu amat sangat terhadap si korban. Hal ini dapat saja terjadi ketika memang interaksi antara si korban dan pelaku ialah dalam interaksi nan erat atau dekat.

Dan selama kehidupan si korban, ia selalu berada di dalam posisi atas atau selalu menekan si pelaku. Banyak hal jelek nan dilakukan kepada si pelaku, di mana si pelaku hanya bisa buat memedam segala perasaan sedih, terluka atau bahkan marah kepada si korban.

Dan sampailah pada satu momen di mana sampai membuat dirinya membunuh orang nan selama ini ia pendam kebenciannya. Sehingga moment itu dijadikan sebagai moment nan paling tepat buat melampiaskan segala rasa amarah dan dendam nan menghunjam di dalam dada. Inilah nan kemudian akan menggerakan tangannya buat sampai hati memotong bagian tubuh di korban nan telah ia bunuh.

3. Fantasi pelaku nan masih belum maksimal

Dalam menjelaskan alasan ini, tentunya akan banyak berhubungan dengan kondisi dari kejiwaan si pelaku mutilasi. Menurut pandangan psikologis, terdapat seseorang nan memang memiliki sebuah fantasi di dalam dirinya. Terutama nan berhubungan dengan diri di korban.

Bahkan dikatakan bahwa dapat saja si pelaku akan mengalami sebuah fantasi atau sensasi nan luar biasa, ketika melihat diri dari si korban pembunuhan sampai menghembuskan nafas terakhirnya sebab perbuatan dirinya.

Namun dalam titik ini, si pelaku masih belum merasa puas atau terpuaskan oleh apa nan ia lihat atau lakukan. Kemudian iapun melakukan satu hal nan lain nan dianggap akan lebih memuaskan fantasi nan ada di dalam dirinya, yaitu dengan memotong beberapa bagian dari tubuh si korban nan telah ia bunuh.

Tindakan sadis nan dilakukan dengan mutilais ini dilakukan sebab memang si pelaku sedang mencari sebuah taraf fantasi, atau sensasi nan masksimal atau sampai pada tingkat sangat terpuaskan. Misalnya, ketika sudah membunuh tersebut ia masih belum mencapai tingkat terpuas ini, maka ia akan mencari tahapan lain nan akan membuat dirinya sampai ke termin ini.



Maraknya Pembunuhan Mutilasi

Hal ini memang sangat berhubungan dengan tindakan pelaku nan dinilai di luar dari batas kenormalan seseorang. Namun hal ini tidak bisa pula buat dilepaskan dari faktor lain nan ada di dalam diri si pelaku. Misalnya ialah faktor pemicu nan ada atau terjadi sesaat sebelum ia melakukan pemotongan kepada diri si mayat nan telah ia bunuh. Atau juga bisa disebabkan oleh faktor pemicu nan datang oleh sebuah faktor trauma nan ada di dalam dirinya secara mendalam.

Biasanya hal ini ialah sebab si pelaku pernah mengalami sebuah kekerasan atau peristiwa nan luar biasa di masa ia kecil. Dapat saja terjadi di dalam keluarga atau lingkungannya. Hal ini bisa terjadi secara berulang-ulang sehingga menyebabkan hal tersebut menjadi seolah ialah beban nan terus saja menumpuk.

Dan si pelaku membawa kenangan ini sampai ia dewasa. Kemudian kenangan ini pula nan membuat diri si pelaku menjadi sosok nan memiliki sifat penuh dengan kebencian, keras dan mudah sekali buat tersinggung. Dan inilah nan kemudian akan membuat dirinya begitu mudah buat mengalami tindakan pembunuhan sadis seperti kasus pemotongan ini.

Itulah beberapa alasan nan bisa dinalar dari setiap pelaku dan tindakan pemotongan nan dilakukan. Kemudian tindakan pemotongan ini akan secara lansgung memberikan pengaruhnya di dalam masyarakat kita. Misalnya ialah memberikan shock terapy kepada masyarakat. Tentunya warta mengenai kasus ini akan sangat mengejutkan warga nan ada. Karena hal ini memang dianggap sebagai suatu hal nan tidak manusiawi atau berada di luar ambang batas pemikiran manusia.

Selain itu, juga akan membuka peluang adanya imitais atau peniruan dari pelaku nan lain. Hal ini diakibatkan maraknya pemberitaan mengenai warta pemotongan ini. Seakan memberikan contoh buat pelaku lain melakukan hal nan serupa.

Hal lain dari akibat nan diakibatkan ialah akan menyebabkan ketegangan dan berkurangnya rasa kondusif di masyarakat. Akan banyak orang nan merasa curiga buat sampai terjadinya hal nan serupa. Muncul pula sikap paranoid nan hanya akan membuat interaksi di masyarakat menjadi lebih kaku lagi.

Inilah nan memang muncul dari kenyataan pembunuhan sadis nan dilakukan dengan cara pemotongan .