Menjaga Piring

Menjaga Piring

Piring biasanya terbuat dari bahan beling semacam keramik. Tetapi ada juga nan terbuat dari kaca. Namun secara prestice di kalangan masyarakat nan terbuat dari keramik lah nan lebih banyak disukai buat digunakan sebagai peralatan dalam rumah tangga.

Benda nan satu ini ialah benda wajib nan harus dimiliki oleh setiap rumah. Tidak ada rumah nan tak memilikinya sebab tanpa kehadirannya kita tidaklah dapat apa-apa. Walaupun terlihat sebagai benda nan sepele tetapi memiliki peran nan luar biasa.

Peran nan luar biasa ini ialah sebagai loka buat kita makan. Dengan adanya benda ini kebersihan dari olahan hasil pangan kita dapat terjaga. Dengan benda ini pula kita tak perlu repot-repo membawa bahan makanan nan akan kita makan jika bahan makanan tersebut berupa cair atau kecil0-kecil nan berjumlah banyak. Benda nan satu ini memang spektakuler.



Seni Keramik

Museum Vorderasiatisches di Jerman, mengoleksi temuan sebuah piring Samarra nan berumur 5.000 tahun SM nan ditemukan di dataran Baghdad-Irak. Benda purbakala tersebut berbahan dasar keramik dan berlukis motif nan sangat indah.

Dahulu, seni keramik ialah seni nan diminati dan dikagumi. Apalagi dilukis orisinil oleh protesis tangan, bukan hasil industri massal protesis mesin. Sebenarnya antara zaman dahulu dan zaman sekarang sama saja, alat ini digunakan sebagai alat makan dan juga interior hiasan ruangan.

Seni keramik pada awal abad XXI ditandai dengan kebudayaan pasca-modernisme mulai mencari kombinasi budaya primitif sampai budaya kekinian buat menemukan tatanan nilai baru. Perkembangan seni dapat saja memproduksi benda-benda seni keramik dalam berbagai ornamen dan olahan.

Seni keramik di Indonesia berpeluang besar sebab material keramik di Indonesia berlimpah dan berkualitas seni tinggi dan juga murah. Dengan adanya bahan nan melimpah akan membuat biaya produksi menjadi semakin kecil sehingga harga jual juga semakin murah.

Dengan ditemukannya seni keramik maka kita dapat mengenal jenis piring nan terbuat dari keramik atau bahan porselen. Piring nan kita gunakan juga lebih latif dan higienis dengan adanya bahan dari porselen ini.



Pentingnya Piring

Apa jadinya sebuah dapur tanpa benda nan satu ini. Barangkali makanan atau bahan makanan akan berantakan dan berceceran. Benda ini termasuk seperangkat peralatan dapur nan wajib ada.

Lantas jika tak ada piring , kita masih dapat makan dan menampung wadah makanan. Sebab, masih ada rantang, mangkuk, dan wadah-wadah lainnya. Walaupun masih ada tetapi kita tak dapat menemukan kenyamanan seperti kita makan dengan piring.

Deskripsi model piring berbentuk datar dan cekung. Bahannya terbuat dari porselen, batu, plastik, logam (kaleng), gelas, kayu, bahkan batok kelapa dan banyak lagi bahan-bahan lain nan dapat dikreasikan, asalkan bahan tersebut tak mengandung zat kimiawi eksklusif nan berbahaya apabila diletakkan kuah atau makanan panas.

Biasanya ada nan berbahan logam mulia atau batu mulia nan dijadikan sebagai penghias ruangan. Ukuran dan modelnya pun bermacam-macam. Sedangkan buat nan sekali pakai biasanya digunakan bahan dari kertas, styrofoam , dan daun.

Untuk model nan sekali pakai biasanya digunakan ketika dalam perjalanan. Penggunaan dengan kertas atau sterefoam memang merupakan langkah praktis nan biasanya dilakukan ketika dalam perjalanan.

Untuk perjalanan jauh lebih baik menggunakan nan terbuat dari stereofoam sebab lebih tahan terhadap goncangan dan tekanan. Selain itu penggunaannya juga lebih praktis dan memudahkan.

Berbeda jika menggunakan nan terbuat dari bahan kertas. Untuk bahan kertas tak disarankan dalam jeda jauh sebab penggunaannya nan tak tahan lama dan benturan serta tekanan.

Kelemahan dari kertas ialah tak tahan terhadap air. Biasanya kertas nan digunakan adlah kertas minyak. Walaupun sudah mendapat laposan plastik tetapi jenis kertas ini masih tak tahan jika terkena panas dan air.

Untuk jenis kertas hanya cocok digunakan sebagai pembungkus makanan ketika beli di warung buat di makan di rumah. Penggunaan kertas tak cocok jika digunakan buat perjalanan dalam jeda jauh. Perjalanan jauh nan dimaksudkan ialah perjalanan nan memakan jeda waktu lebih dari beberapa jam.

Biasanya kita sebagai orang indonesia selalu makan nasi. Di dalam nasi mengandung banyak sekali air. Biasanya kertas tak akan tahan lama terhadap air ini. Apalagi jika makanan nan kita bungkus juga menyertakan kuah sebagai pelengkap makanan nasi. Pastinya kertas bungkus tak akan mampu menahannya.

Oleh sebab itu, penggunaan sterefoam lebih diajurkan ketika berpergian dalam jeda jauh. Hal ini buat mencegah terjadinya kerusakan makanan dampak wadah nan tak bagus. Tetapi perlu juga diingat bahwa penggunaan wadah alternatif ini juga harus diimbangi dengan gaya hayati nan sehat. Karena sifatnya nan sekali pakai, maka disarankan agar ikut menjaga kebersihan dengan membuangnya pada loka sampah nan telah disediakan.



Menjaga Piring

Mencuci memang harus bersih. Kalau kita perhatikan jajan makanan di pinggir jalan atau jajanan keliling cara mencuci piringnya terkesan kurang bersih. Sebagian orang mungkin tak masalah, tetapi sebagian lagi mungkin merasa "jijik" dan malah enggan buat makan.

Sebaiknya, wadah nan sudah dicuci dikeringkan terlebih dahulu, baru kemudian digunakan kembali. Ini berfungsi buat menghilangkan bakteri. Ingat, cara terbaik mencucinya dan peralatan dapur lainnya ialah di loka air nan mengalir seperti air keran.

Jangan lupa menggunakan sabun ketika mencuci. Sabun berfungsi menghilangkan kotoran-kotoran nan ada di dalamnya. Selain itu, juga mempercepat kita dalam mencuci sekaligus membunuh kuman nan ada di dalamnya.

Dr Budi Haryanto, MKM, Msc ahli kesehatan lingkungan Universitas Indonesia, menuturkan, "penggunaan sabun atau detergen saja tidaklah cukup buat mensterilkan alat makan. Ketika dibilas dengan air nan sama, peralatan rumah tangga dan sebagainya dapat tercemar kembali oleh bakteri.

Apalagi sebab terlalu banyaknya pelanggan, pedagang sering menggunakan kembali alat makan nan belum kering betul setelah dicuci. Padahal jika dikeringkan benar-benar, bakteri sudah dapat wafat dalam waktu sekitar 25 menit. Yang terpenting tentu saja memilih sumber air higienis buat mencucinya. Jangan sembarangan memakai air dari sumur nan sudah tercemar."

Kendati demikian janganlah pula kita menjadi paranoid terhadap kebersihan atau ketidakbersihan sebuah benda, termasuk peralatan dapur seperti alat makan nan satu ini. Terlalu paranoid juga tak bagus bagi kesehatan psikologi kita. Kita jadi tak berani makan sebab takut adanya kuman atau virus nan bisa menyebabkan kita menjadi sakit. Bersikap nan normal namun tetap waspada ialah hal terbaik nan dapat dilakukan.

Misalnya, sebab saking paranoidnya, wadahnya dicuci, disiram air panas, lalu dikeringkan, dijemur, ditiriskan, dilap dengan tisu, kemudian dialasi lagi dengan kertas atau daun, ini namanya berlebihan. Kapan kita dapat menikmati makanan, jika fokusnya hanya pada wadah makanan. Bisa-bisa kita jadi wafat terlebih dahulu sebab kelaparan dampak dari terlalu banyaknya energi nan dikeluarkan hanya buat membersihakn wadahnya.



Fungsi Piring
  1. Wadah makanan.
  2. Sarana aktualisasi diri buat musik, melukis dan menggambar, atraksi akrobat bahkan buat seni semacam tari piring.
  3. Kolektor pastilah menyukai gambar-gambar nan tercetak/terlukis pada piring. Seperti keluaran merek- lokal bergambar ayam jago atau nona makan sirih.
  4. Pada zaman dahulu berfungsi juga sebagai mas kawin.
  5. Untuk nan berbahan porselen biasa juga dipakai sebagai hadiah perdeo buat pembelian produk eksklusif semisal sabun, deterjen, dan lain-lain.

Piring memang terlihat sepele, tapi kalau ditata di dalam sebuah loka dan dijadikan ikon interior, apalagi bersih, harum, kinclong, wow! dapat kelihatan kece.