Harga nan Fantastis Hanya buat Sebuah Pedang

Harga nan Fantastis Hanya buat Sebuah Pedang

Pedang samurai Jepang ialah salah satu benda bersejarah. Masihkah ingat beberapa tahun silam, orang-orang ribut membicarakan mal peninggalan Presiden Soekarno? Ya, selain banyak diperbincangkan, benda-benda peninggalan Presiden Soekarno banyak diburu. Bahkan, mereka berani membayar mahal dan berani ambil risiko buat mendapatkannya. Benda-benda itu diburu bukan hanya dari nilai nominalnya nan tinggi, tapi juga sejarah keaslian benda tersebut. Salah satu harta peninggalan Soekarno itu ialah pedang samurai Jepang.

Konon, presiden pertama RI mengoleksi samurai orisinil nan hingga kini masih dicari keberadaannya oleh para pemburu koleksi barang antik. Bahkan, tidak sporadis dalam pencarian benda ini, sebagian orang menggunakan cara mistik atau klenik, yaitu dengan berpuasa, pemberian sesajen ataupun bekerja sama dengan paranormal.

Hal ini menjadi lazim terjadi mengingat negara Indonesia pernah dijajah oleh tentara Jepang selama lima tahun dan benda-benda peninggalan tersebut masih banyak nan belum terkuak keberadaannya. Tentu banyak hal nan ditoreh dalam sejarah Indonesia, salah satunya ialah samurai sebagai bukti sejarah itu sendiri. Sekarang mari kita telusuri bagaimana sebuah pedang bisa menjadi daya nilai jual begitu tinggi bagi kolektor barang antik.



Dari Sejarah Pedang Samurai Jepang Sampai Jenisnya

Samurai bukanlah sebuah benda atau pedang , tetapi sebuah kata kerja nan berasal dari kata “ saburau ” berarti 'melayani atau mengabdi'. Dalam perkembangan selanjutnya, penyebutan kata” saburau ” menjadi kata “ samurai ” diperuntukkan bagi ksatria kerajaan nan melayani dan menjaga kedaulatan kekaisaran.

Para ksatria ini dipilih dari kalangan bangsawan nan terhormat dan menjadi prajurit elit kaisar. Selain dipersenjatai busur, pedang, tongkat belati tajam, dan gada besar, mereka pun dididik sopan dan terpelajar buat mengabdi setia pada kerajaan dan menjunjung tinggi kebudayaan. Kesetiaan mereka tak diragukan lagi, terbukti dengan tindakan “ harakiri ’ (bunuh diri dengan menghunuskan pedang).” Harakiri ” dilakukan apabila mereka kalah dalam peperangan.

Hal ini tidaklah aneh, sebab hayati mereka didedikasikan cinta dan bela negara. Selain itu, samurai sejati telah didoktrin dengan pemikiran, ” lebih baik wafat membela negara, daripada hayati menanggung malu dalam kekalahan ”.

Hingga saat ini, kita mengenal samurai identik dengan pedang atau disebut “ ken ”. Ken atau pedang ini terdiri atas berbagai bentuk. Ada nan berbentuk bermata tunggal, berbilah melengkung, ramping, tajam, keras, dan ringan. Pada umumnya, samurai ini mampu menahan tekanan sekeras apa pun dan tak mudah patah bahkan hancur.

Pelindung tangannya rata-rata berbentuk bundar atau persegi empat. Bahkan, pada saat memegang gagang pedangnya pun, ada nan memerlukan dua tangan. Pedang-pedang ini terbuat dari besi spesifik Jepang nan dinamakan “ tamahagane ” (sejenis logam titanium). Pedang-pedang ini sangat ampuh buat menebas atau memotong versus walau hanya dengan sekali gerakan. Samurai ada nan dililit sabuk pada pinggang, diletakkan di punggung belakang seperti ninja ataupun diletakkan di balik kimono.



Jejak Samurai Jepang di Indonesia

Tidak mudah menemukan samurai peninggalan tentara Jepang. Dibutuhkan ketelitian buat membedakan samurai orisinil atau palsu. Karena sekarang ini banyak nan menawarkan samurai walau sebenarnya pedang tersebut dibawa dari negara Jepang sebagai cendramata dan dibuat tiruan ataupun pedang sekualitas kw. Pedang tersebut ada kalanya diklaim samurai orisinil sebagai bukti peninggalan sejarah kependudukan tentara Jepang. Dalam hal pencarian samurai di Indonesia, dibutuhkan pula pengetahuan sejarah dan daerah-daerah nan pernah diduduki oleh tentara Jepang.

Banyak kolektor nan memburu samurai ke daerah Blitar. Tercatat dalam sejarah , pada saat itu, Blitar menjadi ajang pertempuran dahsyat antara tentara PETA nan dipimpin Supriyadi dan tentara Jepang. Akhirnya, tentara PETA sukses mengalahkan tentara Jepang bahkan sampai menewaskan supriyadi (dinobatkan salah satu pahlawan nasional RI). Jadi, tidaklah mustahil samurai kemungkinan terdapat di Blitar.

Selain itu, tercatat pula dalam sejarah, bahwa di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), terdapat salah satu gua nan didalamnya ada sebuah mobil nan masih tertimbun tanah. Syahdan mobil tersebut masih dilengkapi granat dan di dalam mobil itu masih tersimpan beberapa samurai juga dua buah emas murni hasil rampasan perang.

Kependudukan tentara Jepang juga masih dapat ditelusuri di sepanjang Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Daerah-daerah tersebut kemungkin hingga saat ini masih dijelajahi oleh para pemburu barang antik, khususnya kolektor pecinta samurai.



Harga nan Fantastis Hanya buat Sebuah Pedang

Mengapa hingga saat ini samurai orisinil masih menjadi buruan pertama dalam koleksi benda kuno ? Jawabannya ialah semakin lama umur sebuah benda, memiliki nilai histori nan unik, juga kelangkaan jumlah benda antik, maka akan semakin tinggi nilai jual benda kuno tersebut.

Tak heran bagi para kolektor berkantung tebal, berapa pun akan dibayar buat sebuah benda nan mengandung nilai seni tinggi. Di pasar seni ataupun loka pelelangan benda-benda antik, sebuah benda nan mengandung nila seni tinggi membuat kita tercengang dengan harga nan ditawarkan. Bagaimana tidak?

Contoh, sebuah samurai orisinil diperkirakan paling murah berharga Rp50 juta selama masih di tangan pemiliknya. Tapi, harga tersebut berubah fantastis dan dapat mencapai ratusan juta rupiah bila sudah berpindah tangan ke kolektor lain. Bahkan, harga sebuah samurai tertinggi dibandrol mencapai puluhan miliar rupiah.

Khusus buat samurai ini, ternyata nilai histori nan dimilikinyalah nan membuat benda kuno ini begitu primadona dan digilai oleh para pemburu barang antik. Samurai nan dahulunya dimiliki oleh panglima, tentu berbeda harganya dibandingkan samurai nan dahulunya dimiliki oleh seorang prajurit. Semakin tinggi jabatan pemilik pedang tersebut, maka semakin tinggi pula harga nan ditawarkan. Samurai orisinil akan bertambah tinggi terus nilai jualnya apabila sudah dilelang di pasaran ataupun menggunakan jasa makelar.

Para kolektor benda kuno tersebut pada umumnya juga tak segan-segan menjual kembali koleksinya ke kolektor lain, tentu dengan harga nan lebih tinggi pula. Mungkin kita pernah mendengar bahwa seorang kolektor benda kuno bisa mengoleksi kembali berbagai macam benda kuno hanya dari satu penjualan benda antik. Tidak hanya itu, bahkan seorang kolektor benda kuno mendapatkan laba nominal nan fantastis dari hasil membeli dan menjual kembali barang-barang antik.

Pemerintah Jepang pun pernah mengumpulkan samurai peninggalan tentaranya pada saat penjajahan dahulu. Bahkan, mereka berani membeli kembali dari pemilik atau kolektor samurai dengan syarat kolektor samurai tersebut harus membawa bukti keasliannya dan menunjukkan proposalnya. Itulah sebabnya mengapa nilai jual samurai orisinil menjadi semakin tinggi dan menjadi buruan nomor satu di seluruh dunia. Pedang ini dicari oleh kolektor lokal maupun kolektor asing.

Banyak kolektor asing nan memburunya hingga ke Indonesia. Mengingat negara kita pernah di jajah oleh Jepang dan kemungkinan perburuan benda itu masih banyak di negeri kita.



Mengenal Berbagai Macam Samurai Jepang

Di bawah ini ada 5 jenis samurai nan sering diburu kolektor benda seni.

  1. Katana , namanya sudah tak asing lagi, biasa dipakai oleh para samurai sebagai simbol. Panjang pedang ini 60cm hingga 85cm.
  2. Tanto, pedang ini berukuran mini hanya 30cm saja, biasa dipakai oleh kaum wanita pada zaman dahulu sebagai pertahanan diri.
  3. Wakizashi, diperkirakan pedang ini dipakai sebagai senjata kedua atau cadangan. Panjangnya 30cm sampai 60cm.
  4. Ninja-To, panjang pedang ini berkisar antara 40cm hingga 80cm. Pedang ini juga menjadi favorit bagi para samurai.
  5. Yari, pedang ini sangat panjang bahkan mirip dengan tombak, hanya ujungnya berupa belati. Pedang ini banyak dipakai oleh para prajurit.

Itulah ulasan seputar pedang samurai Jepang. Selamat berburu samurai!