Jangan Sembarangan

Jangan Sembarangan

Pengertian antibiotik adalah zat antibakteri nan dapat menghambat atau bahkan membunuh perkembangbiakan bakteri. Penisilin ialah antibiotik pertama nan ditemukan ilmuwan Inggris, Alexander Fleming pada tahun 1928.

Sebelum tahun ditemukannya antibiotik, jutaan manusia meninggal global hanya sebab infeksi-infeksi ringan nan pada saat ini sangat mudah buat disembuhkan melalui donasi obat antibiotik.

Contohnya endemi influenza nan mengakibatkan tewasnya 30 juta orang pada tahun 1918. Jumlah nan sangat banyak bahkan jika dibanding dengan jumlah korban nan terbunuh di perang global I sekalipun.

Pengertian antibiotik dapat juga mengacu pada sejarah inovasi zat antibakteri tersebut. Pencarian terhadap obat nan bisa membunuh bakteri penyebab penyakit ini telah dilakukan para ilmuwan sejak akhir abad 18. Ketika itu pemahaman tentang mikroba dan bakteri berkembang seiring dengan meningkatnya pengetahuan mengenai teori kuman penyakit.

Dari sinilah penelitian terus menerus dilakukan oleh para ilmuwan dalam rangka menciptakan “peluru ajaib”. Yakni obat nan bisa membidik mikroba dengan tepat dan langsung menghancurkannya tanpa mengakibatkan keracunan pada pasien.



Nama Umum dan Nama Dagang

Saat ini sebagian besar antibiotik telah diberi nama pabrik atau nama dagang. Sehingga ia memiliki 2 nama, yakni nama umum nan didasarkan pada golongan / struktur kimia dan nama dagang kreasi pabrik pembuatnya. Berikut ialah contoh nama umum dan nama dagang nan dimaksud:

  1. Amoksilin nama dagangnya Amoxan
  2. Sefaleksin = Keflex
  3. Siprofloksasin = Cipro
  4. Kotrimoksazol = Bactrim
  5. Tetrasiklin = Sumycin
  6. Doksisiklin = Vibramycin

Pengertian antibiotik nan lebih khusus dapat diketahui melalui nama generiknya. Sehingga imbas samping nan ditimbulkan oleh antibiotik masing-masing dapat diketahui dengan cara mengenali nama umum dari obat antibiotik nan diresepkan oleh dokter.

Karenanya, tanyakan pada dokter apa nama umum antibiotik nan diresepkannya tersebut. Lalu ketikkan nama umum itu di mesin pencari internet guna mengetahui lebih detil informasi nan berhubungan dengan antibiotik tersebut.



Jangan Sembarangan

Informasi mengenai pengertian antibiotik dan seluk beluk antibiotik ini sangat dibutuhkan dalam rangka menghindari penggunaan antibiotik nan irasional atau serampangan. Seperti diketahui begitu banyak dokter nan dengan mudah memberi resep obat antibiotik kepada pasien. Diare, radang tenggorokan dan demam ialah penyakit nan sering mendapat terapi antibiotik.

Padahal global kedokteran sudah membuktikan bahwa gangguan kesehatan seperti itu tak perlu antibiotik buat mengobatinya. Pada anak usia di bawah 4 tahun, misalnya, penyakit-penyakit nan disebabkan oleh infeksi virus bisa sembuh dengan sendirinya melalui perlawanan sistem imun. Ini lah nan disebut dengan self limiting disease.

Infeksi virus dapat dianggap sebagai pembelajaran agar semakin canggih dan kuat sistem imun nan dimiliki si anak. Jadi jangan tergesa-gesa menggunakan antibiotik dalam mengobati penyakit, terutama pada anak. Antibiotik diperlukan buat mengobati beberapa penyakit di bawah ini:

  1. Tuberkulosis
  2. Tifus
  3. Diare dampak amoeba hystolytica
  4. Infeksi saluran kemih
  5. Infeksi kuman streptokokus penyebab radang tenggorokan
  6. Infeksi sinus berat
  7. Infeksi telinga.

Pada bayi atau anak sebagian infeksi telinga nan umumnya merupakan komplikasi flu /selesma tak diperlukan antibiotik.



Alergi Obat

Pernahkah Anda mengalami gatal-gatal di seluruh bagian tubuh atau muntah-muntah setelah meminum obat eksklusif atau antibiotik? Mungkin Anda sedang mengalami alergi ini. Reaksi nan diberikan dampak alergi seperti ini bermacam-macam, dapat ringan, dapat juga berat. Reaksi nan ditunjukkan tubuh pada setiap orang berbeda - beda tentunya.

Gatal - gatal atau muntah - muntah merupakan hal nan biasa terjadi pada orang nan terkena alergi dalam hal ini adalah alergi obat, termasuk antibiotik. Banyak juga reaksi - reaksi tubuh nan terkena alergi ini seperti munculnya bercak - bercak pada kulit hingga menyebabkan gatal dan adanya juga nan langsung mengakibatkan reaksi nan cukup hebat.

Dalam reaksi nan ditimbulkannya, alergi ini dapat terjadi dalam nisbi waktu nan cukup lama berjam – jam hingga berhari – hari. Hal ini tentunya akan menyulitkan kita bagaimana membedakan alergi obat dan keracunan obat. Alergi seperti ini merupakan suatu reaksi nan ditunjukkan oleh tubuh kita setelah kita mengkonsumsi obat ,meskipun dalam takaran nan ringan.

Pada beberap contoh kasus, reaksi nan ditimbulkan dalam alergi obat ini dapat berupa pelebaran pembuluruh darah nan menyebabkan tekanan darah turun secara drastis nan dapat berujung dengan kematian.

Sementara itu, keracunan obat ialah reaksi nan diberikan oleh tubuh sebab mengonsumsi obat melebihi takaran nan ditentukan atau obat tersebut sudah kedaluarsa.



Penyebab Alergi Obat

Alergi obat ini biasa muncul secar toba – tiba meskipun sebelumnya belum pernah mengalami alergi tersebut. Seperti misalnya pada contoh kasus seseorang nan biasa meminum antibiotik, pada suatu ketika setelah meminum obat pereda rasa sakit tersebut, ia malah merasakan gatal – gatal di sekujur tubuhnya.

Alergi ini memang harus kita waspadai keberdaannya dikarenakan supaya kita bisa mengantisipasinya. Reaksi nan timbul pun dapat langsung atau cepat atau bahkan lambat.

Ada beberapa obat nan sering menyebabkan alergi tersebut, di antaranya antibiotik, penisilin, sulfonamid, obat antipiretik atau penurun panas, dan obat analgenik atau penghilang rasa sakit. Selain jenis obat, metode pemberian obat pun bisa menyebabkan orang nan meminum obat tersebut mengalami alergi.

Penisilin juga merupakan jenis obat nan dapat menyebabkan alergi pada penggunanya. Bagi beberapa orang nan alergi terhadap obat jenis ini, harus juga menghindari obat – obat nan homogen dengan penisilin ini seperti amoksilin, ampisilin, penisilin prokain, dan phenoxymethylpenicilin.

Reaksi nan ditunjukkan tubuh buat reaksi pada alergi obat jenis penisilin ini seperti gatal – gatal, kemerahan pada kulit, Steven’s Johnson Syndrome, atau syok anafilaksi biasanya terjadi bila obat nan diberikan berupa injeksi.

Antibiotika lainnya nan dapat menimbilkan alergi ialah antibiotik golongan sulfa atau sulfonamid. Oabta nan termasuk ke dalam golongan sulfa ini diantaranya Cotrimoxazole, Sulfadoxin nan biasanya kombinasi dengan Pyrimethamine buat pengobatan malaria, Sulfadiazine, Sulfasalazine.

Antalgin atau biasa di sebut juga dengan analgetik merupakan salah satu obat penghilang rasa sakit nan juga bisa menimbulkan reaksi alergi pada tubuh. Alergi obat nan disebabkan oleh antalgin ini biasa disebut dengan “alergi gin-gin”. Reaksi nan ditimbulkan pada alergi gin-gin ini cukup unik.

Biasanya reaksi nan timbul pada tubuh seperti pembengkakan pada pelupuk mata nan terkadang diikuti dengan rasa sesak napas. Namun, tak sedikit juga alergi gin-gin ini menimbulkan reaksi seperti gatal – gatal dan bercak kemerahan pada kulit.

Alergi obat analgetik atau anti radang ini sebainknya harus menghindari obat – obat seperti Asam Mefenamat, Diklofenak, Piroxicam, Ketoprofen, Ketorolac, Dexketoprofen. Obat – obat tersebut merupakan oabta nan nan dapat menimbulkan alergi nan sama seperti alergi antalgetik.

Dalam alergi obat ini, metode pemberian obata nan paling sering terjadinya alergi adalah metode pemberian obata melalui suntik. Metode pemberian obat seperti ini dengan cara menyuntikkannya lewat pembuluh darah dan langsung di respon oleh tubuh.

Selain metode penyuntikkan ini, metode lain nan berpengaruh dalam alergi trhadap obat ini di antaranya denagn metode meminumnya langsung atau oral, metode dengan pengolesan atau semprot, dan metode pengobatan dengan cara penetesan.



Gejala Alergi Obat

Gejala nan terjadi pada alergi obat ini adalah ketka sistem kekebalan tubuh memberikan perlawanan terhadap benda nan di anggap asing pada tubuh dengan memunculkan reaksi – reaksi alergi tersebut. gejal – gejal pada alergi ini sebagian besar akan hilang dengan sendirinya setelah penggunaan obat tersebut di hentikan dan bersifat gejala ringan. Namun, tak menutup kemungkinan juga bahwa alergi terhadap obat ini dapat menjadi suatu reaksi nan serius.

Eaksi – reaksi nan ditunjukkan setiap orang terhadap alerginya ini tentun berbeda – beda. Namun gejala nan generik terjadi pada alergi di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Mengalami gangguan pada kulit, seperti gatal – gatal, bercak kemerahan pada kulit, eksim dan lain sebagainya.
  1. Diare.
  1. Mengalami gangguna pernapasan seperti bersin, hidung tersumbat, sesak nafas, dan lain sebagainya.
  1. Mengalami gangguan jantung seperti syok, bahkan hingga hipotensi atau tekanan darah rendah.
  1. Beberapa reaksi dari alergi obat ini dapat juga menyebabkan kematian.

Pada penderita AIDS atau Lupus, kemungkinan mengalami alergi terhadap berbaga jenis obat. Reaksi timbul dari alergi obat ini biasanya tdak berbahaya, namun bisa mempenagruhi seperti mempersulit penyembuhan penyakit nan di derita.